Confirmed
Peringatan tersebut muncul setelah sidik jarinya terbaca. Tanpa menghiraukan notifikasi yang lain, jarinya dengan lincah bergerak menuju ikon yang berlambangkan pesan yang berada dilayar bagian kanan atas
Kelasnya dijadikan sebagai titik, buat dia tidak menggunakan arah jarum jam pukul dua sepulang sekolah
13:00Zidan kembali membaca isi pesan yang Adit kirimkan sejak tiga jam yang lalu
"Arrggh" kesalnya
"Jika dia bukan saudaraku, akan ku habiskan saat ini juga" ucapnya sambil mematikan sebatang rokok yang sudah mengecil
Pukul empat sore, saat ini seharusnya Zidan berada didalam ruang kelasnya dan mengikuti sekaligus mengakhiri kegiatan pembelajaran fisika pada hari ini, tetapi lagi-lagi dia lebih memilih untuk berdiam di rooftop. Daripada disibukan dengan buku dan alat tulis lain, menurutnya lebih baik ditemani oleh sebungkus rokok dan alkohol
Dirinya sudah menjadi pecandu alkohol atau alkoholic. Zidan dapat menghabiskan lima hingga delapan botol perminggunya. Zidan juga tidak pernah meminum minuman yang menyehatkan—seperti susu ataupun jus, baginya soda, alkohol dan sejenisnya adalah minuman terbaik dari yang terbaik
Saat disekolah seperti ini, Zidan tetap membawa minuman kesayangannya itu dengan menuangkannya kedalam botol minuman isotonik. Cerdas memang, itu adalah trik yang Adit berikan saat dirinya baru memasuki kehidupan sekolah menengah atas
"Tidak menggunakan arah jarum jam pukul dua—maksudnya tidak menggunakan lift?" Zidan mengambil kembali sebatang rokok lalu segera menyalakannya
"Lalu apa yang akan dia gunakan? Menuruni anak tangga satu persatu? Astaga itu akan membuatnya kelelahan" ucapnya setelah menghembuskan asapnya secara perlahan
"Baiklah tidak ada gunanya bertanya pada diri sendiri" Zidan yang saat itu sedang berjongkok dibalik pintu akhirnya bangkit
"Sayang sekali.. aku tidak dapat habiskannya" ucapnya dengan wajah cemberut sambil menjatuhkan rokok nya, lalu menginjaknya dengan ujung sneakers hitamnya hingga rokok tersebut padam
Zidan mengkibas-kibaskan seragamnya agar tidak ada abu rokok yang menempel sekaligus menghilangkan aroma nya. Setelah dirasa seragam yang digunakannya sedikit rapih Zidan pun melirik jam sportnya yang melingkar pada pergelangan tangannya
"Jika sesuai jadwal—sepuluh menit yang lalu bel pulang seharusnya sudah dibunyikan maka saat ini hanya ada siswa siswi yang mengikuti ekstrakulikuler" ucapnya sambil menuruni anak tangga dengan perlahan
Sesuai dugaannya, lorong kelas yang saat ini Zidan lewati sudah dalam keadaan sunyi dan beberapa lampu sudah dinyalakan
Langit yang gelap membuatnya terlihat seperti malam hari, ditambah rintik hujan yang tak henti-hentinya sejak siang hari
Kepalanya menoleh ke kanan dan kekiri untuk memperhatikan keadaan sekitar. Zidan harus menuruni satu tangga lagi untuk tiba dilantar ruang kelas Tiara
Langkahnya berhenti tepat diruangan yang bertulisan kelas 2-A. Entah iblis apa yang berada didalam dirinya, Zidan bahkan tersenyum dan rasa puas memenuhi hatinya saat melihat kekasihnya itu tengah tertidur didalam ruang kelas
"Bagaimana bisa dia tertidur dengan posisi seperti itu? Apakah sudah cukup lama? Bukankah itu akan membuat punggung dan lehermu sakit?" tanyanya dari balik jendela
Diperhatikannya dari kejauhan kekasihnya yang sedang tertidur. Beberapa helai rambut yang sedikit menutupi wajahnya, ingin sekali menyisipkan kebelakang telinganya. Kedua pipinya yang terhimpit membuatnya terlihat sedikit chubby. Zidan tidak menepis fakta yang digegerkan oleh kalangan siswa di sekolah ini bahwa Tiara sangat cantik di kondisi apapun
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret: Yes or Yes?
Short Story[BEFORE] My Partner Sex is My Ex-Boyfriend "Regret: Yes or Yes?" menceritakan bagimana Tiara dan Zidan dipertemukan, dan juga berakhir. Zidan yang dicap sebagai badboy sejagat raya meminta Tiara untuk menjadi ke kasihnya. Dan setelah beberapa lama m...