tiga

233 5 0
                                    

Mereka sudah sampai ditempat lima menit yang lalu. Dan sesuai dugaan, mereka pun masih menggunakan seragam lengkap sama seperti Tiara dan Awan. Apa mereka tidak punya rumah?

Tempat yang cukup bersih untuk perbandingan yang hanya ditempati oleh tiga pria—termasuk Awan. Luarnya tak terlihat seperti rumah, tetapi dalamnya adalah sebuah rumah. Lengkap dengan kamar, ruang makan dan televisi yang sangat besar. Hanya saja tempat ini sedikit remang karena cukup terdapat led yang menempel dilangit-langit dan berganti-ganti warna secara otomatis, daripada disebut sebagai rumah ini lebih cocok disebut sebagai club malam milik mereka bertiga

Tiara dibuat terpaku oleh barang-barang yang terdapat didalamnya. Interior yang hanya dapat diperjual belikan melalui situs online. Sungguh siapa yang tidak tau harga per-unit interior itu? Yang paling murah diantara yang termurah dibandrol dengan harga 5 dollar. Tiara memiliki banyak sekali pertanyaan diotaknya

"Apa yang ada dipikiran tiga pria ini? Dengan 5 dollar mereka bisa berinvestasi untuk masa depannya. Dan dengan apa mereka membelinya? Apakah dengan blackcard mereka pribadi? Dengan cara inikah mereka menghabiskan seluruh hartanya? Dan yang terakhir, apakah orangtua mereka mengetahui ini semua?"

Persetan dengan pertanyaan itu semua, kini aroma alkohol dan asap rokok itu mulai memasuki indra penciumannya. Tiara memang menjaga jarak duduknya diantara mereka—mereka duduk di mini bar dekat ruang makan dan Tiara duduk diruang tengah depan televisi yang tidak sedang dinyalakan

Tiara melirik jam tangannya, kini pukul duabelas dini hari. Tidak, Tiara tidak mengantuk hanya saja dirinya merasa bosan. Handphone nya sudah kehabisan baterai sejak satu jam yang lalu dan dia tidak membawa penyambung daya

Tiara bisa saja menghampiri Awan dan meminta kunci mobilnya agar dia bisa pulang. Tetapi, Awan sudah menghubungi bibi yang bekerja dirumah Tiara—memberitahu bahwa dia akan bermalam dirumah Awan hari ini

Membanting punggungnya disandaran sofa, memijit pelipisnya yang tidak pusing. Bingung apa yang harus dia lakukan. Tidak mungkin datang ke rumah Awan seorang diri—ya walaupun orangtua Awan sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri

"Gadis kecil" sapa salah satu dari mereka yang Tiara ketahui dia bernama Adit

Tiara yang merasa terpanggil hanya memalingkan wajahnya dan tidak menjawab

"Hei.. kau berani mengacuhkan seniormu?" tanyanya mulai emosi

"Maaf tapi ku punya nama" jawab Tiara dengan menatap wajahnya

"Tiara. Siswi tercantik, terpintar disekolah.. dan yeah sedikit sexy untuk wanita seumuranmu" ucap Adit lalu beranjak dari duduknya

Lalu bagaimana dengan Awan dan temannya? Mereka berdua sudah tertidur diatas bar dengan satu tangannya yang masih memegang botol kaca mewah bertuliskan Diva Vodca

"Kau tidak ingin bergabung dengan kami? Ini dapat sedikit menenangkan pikiranmu" ucap Adit sambil mengangkat alkohol yang berada ditangannya

"No. Thanks"

"C'mon baby.. one shot"

"Terimakasih atas tawaranmu, but no. Thanks" Tiara menekankan ucapannya

"Okey" ucapnya lalu meneguk botol tersebut dan menelan isinya sampai habis, lalu setelah itu melemparnya ke sembarang arah

"Kau.. kau punya hubungan yang spesial dengan teman setingkatmu?" tanya Adit tanpa basa basi sambil berjalan mendekat

"Si-siapa?" Tiara sedikit takut

Regret: Yes or Yes?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang