yes! pregnant boy 👼👶👸

2.3K 102 5
                                    

Benar adanya, mata adalah jendela hati. Sering kita mendapatkan kebohongan dan kebenaran hanya dengan sorot mata seseorang.

Pangeran Taehyung dan Jungkook sama-sama belum menyadari jika sedari tadi posisi mereka sangatlah romantis, layaknya penari india yang sedang dimabuk asmara.

Mereka saling berbisik dalam hati, inginkan waktu berhenti sejenak agar mereka bisa melepaskan semua beban yang menggantung pada hubungan mereka.

Entah apa yang mereka berdua pikirkan, tak terasa kedua pasang mata itu mulai berbinar dan Jungkooklah yang mendahului Tae, kenyataanya ia menitihkan air bening yang jelas hal itu membuat sayatan tajam dihati Tae.

Setelah Tae menyamankan posisi mereka berdua, Tae dengan sigap menyeka air itu agar tak tumpah. Ia pun segera berlutut di depan Jungkook, wajah tampannya ia simpan dalam tunduk pilunya.

Ia seolah pasrah, apapun yang akan Jungkook lakukan padanya ia akan menerimanya dengan ikhlas, sebagai balasan dari rasa kecewa yang Jungkook rasakan saat ini.

"Paa.. Pangeran, apa yang kau lakukan?? Berdirilah.. Tolong! Semua orang akan melihatnya dan kau akan dipermalukan Pangeran.." Nada Jungkook yang tak begitu keras membuat Tae mendongak dan ia melihat gurat cemas yang tersimpul diwajah Jungkook.

" Tidak Jung, kau lebih berarti dari sebuah harga diriku, bahkan jika aku harus menanggalkan gelarku demi dirimu, aku siap Jung! Aku.. Aku hanya ingin kau memberi satu kesempatan untuk menjelaskan semuanya.. Aku hanya ingin sekali hubungan kita ada kepastian. Dan aku harap kita bisa mengambil jalan terbaik untuk menemukan solusi dari masalah-masalah yang kita hadapi. Tolonglah Babyyy, Kita baru saja menikah.. Kau pun tau, aku sangatttt sangatttt sangattttttt mencintaimu. Aku tak ingin kita berakhir hanya karna kesalahpahaman." Tae terus memohon pada Jungkook.

"Baiklah pangeran, sekarang apa yang kau inginkan?" Jk memapah Tae agar berdiri.

"Ikutlah Jung, kita bahas ini sekarang!" Tae menarik tangan Jungkook tanpa perlawanan.

Sampailah mereka didepan pintu kamar, kamar Jungkook. Kamar yang pernah menjadi saksi awal mula percintaan mereka.

Jungkook masuk dengan sedikit keraguan. Ia pun duduk di sofa dekat jendela, tempat ternyamannya kala dulu ia masih menempati kamarnya itu.

Pangeran mengambil empat botol wine dan meletakkannya dimeja.

"Apa ini? Jika pangeran hanya ingin mengajakku untuk minum, tolong.. Ijinkan q keluar, lebih baik kau minum dengan orang yang kau kencani semalam!!" Jungkook berdiri hendak pergi, tapi tangan pangeran jauh lebih cepat meraih tubuh Jungkook.

"Jung!! Apa kau tak merasa sakit dengan ucapanmu sendiri hmm, meskipun aku tak melakukan apa-apa dan kau menuduhku, tapi aku rasa hatimu jauh lebih sakit melontarkan kata-kata seperti itu." Tae mendekap Jungkook dengan segala rasa cinta yang ia miliki.

"Kalau pangeran lupa, aku pun pernah merasakan hal yang sama. Kau menuduhku bermain dengan Jackson dibelakangmu, padahal aku sama sekali tak menyentuhnya. Kami tak melakukan apapun yang kau pikirkan saat itu, Tae! Kau diamkan aku, kau selalu mengacuhkan keberadaanku, bahkan kau tak mau mendengar penjelasanku barang semenit saja. Aku yang hampir putus asa dan kehilangan harapan untuk kita bisa bersama justru harus melihat kenyataan bahwa suamiku pergi kekamar seorang gadis. Apa kau pernah membayangkan hatiku kini seperti apa Tae?? Kau sungguh telah melukaiku Tae!! Mana janjimu?? Bahkan itu masih terngiang jelas ditelingaku, kau takan membiarkan setetes air mataku jatuh bukan?? Aaa.. Aakuuuu.. Sss..sakittt Taee, kauuu Jahattt!!! Akuuu benciiiiiiiiiiiiiii!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" Kini tangisan Jungkook semakin menjadi, ia tak peduli jika teriakannya akan terdengar seisi istana, rahangnya bergetar menahan luapan rasa kecewa yang selama ini ia rasakan.

PRECIOUS MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang