Chapter 14

1.3K 207 19
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️

.

.

.

Hehehe lama gak update ada yang kangen? Btw ini memasuki konflik yah. Kalau ada typo atau kesalahan nama kepenulisan tokoh harap dimaklum soalnya saya ngetik banyak story on going lainnya, bisa bantu ingatkan saya di komentar. Terima kasih🤗

****

Setelah mengantarkan Hana pulang, Yoongi kemudian pergi ke bandara untuk menjemput seseorang.

Dari kejauhan terlihat seorang wanita melambaikan tangannya mendorong koper besar berwarna hitam.

"Yoongi, apa kabar?" sapa seorang wanita berparas cantik sambil memeluk Yoongi.

Yoongi pun tersenyum dan membalas pelukan wanita itu sambil menepuk-nepuk punggungnya. "Baik, seperti yang kau lihat sekarang," jawab Yoongi pelan.

Wanita cantik itu pun melepas pelukan sambil membenahi rambut panjangnya yang sedikit berantakan. "Ngomong-ngomong kamu sudah makan? Bagaimana kalau kita pergi bersantai di apartment-ku?" tawarnya.

Yoongi pun mengangguk setuju dan membantu wanita itu mendorong kopernya.

Perjalanan berjam-jam di pesawat membuatnya kelelahan hingga tertidur lelap di pundak Yoongi sepanjang perjalan pergi meninggalkan bandara. Wanita itu tampak sangat dekat dengan Yoongi, hingga itu membuatnya nyaman.

Tak lama, mereka pun tiba di apartment mewah dan Yoongi kembali membantu membawa kopernya hingga sampai ke dalam apartment. "Istirahatlah, kamu pasti sangat lelah," ujar Yoongi sambil meletakkan koper tersebut di sebelah ranjanya.

"Nanti dulu, duduklah dulu aku ingin mengobrol denganmu. Sudah lama kita tidak bicara begini, kan?" rayunya.

"Baiklah."

Mengindahkan tawaran itu, Yoongi duduk di ruang tamu dengan wine yang sudah disiapkan di atas meja. "Terima kasih, Yoongi, kau sudah membantuku mencari apartment yang bagus dan nyaman seperti ini," ujarnya sambil meraih tangan Yoongi dan menggenggamnya.

Hal itu mengundang tatapan datar dari Yoongi yang membuatnya perlahan tak nyaman dan mulai segan. "Sudah lima tahun sejak kita putus, kau selalu memberiku tatapan seperti itu," ucapnya sambil meneguk segelas wine.

"Maafkan aku,"

"Yah, tidak masalah. Mungkin aku tidak akan sefrustasi ini jika aku mendapatkan alasan yang tepat waktu itu,"

"Ngomong-ngomong, selamat karena kau sudah menyelesaikan kuliahmu di jurusan kedokteran, aku ikut senang karena mimpimu menjadi dokter akan segera terwujud,"

"Yah, berkatmu aku punya motivasi hingga bisa S2, tapi tidak bisa merubah apapun diantara kita," ucapnya kesal.

"Aku harus pulang, Yona, lain kali kita bertemu lagi," ujar Yoongi yang mulai merasa tak nyaman dengan keadaan canggung keduanya.

"Menjaulah sejauh yang kau mau, Yoongi. Tapi aku akan terus mendekat, sampai kau sadar bahwa aku tidak main-main dengan semua ini," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Meski begitu, tetap tidak menghalangi langkah Yoongi untuk pergi meninggalkan apartment itu.

Hubungan keduanya memang masih baik, tapi cukup renggang akibat kecanggungan diantara mereka. Sejak putus 5 tahun lalu dimana Yona memutuskan untuk kuliah di luar negri. Ini adalah pertemuan pertama sejak mereka putus dan memutuskan untuk menjadi teman.

"Ketahuilah Yoongi, menunggumu selama bertahun-tahun adalah kebodohanku yang tidak bisa kuhindari," ucapnya pelan meski ia tahu, Yoongi sudah tidak bisa mendengarkannya lagi lantaran telah keluar dari apartment miliknya.

Your Eyes Tell - [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang