Chapter 3

2.6K 373 41
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️

.

.

.

Hana masih bersedih dengan kepergian anak didiknya, sementara Yoongi hanya bisa melirik dan pergi untuk melanjutkan tugasnya sebagai seorang polisi. Jasad seluruh korban kemudian di evakuasi oleh petugas lainnya.

Hari ini, Hana kembali kehilangan orang-orang disekitarnya menyisakan ia sendirian dalam kesendirian. Dalam kesunyian, ia berjalan dalam kegelapan. Meski begitu, kini Hana sudah lumayan baik untuk bisa kembali tersenyum, dia memang benar-benar wanita tangguh yang bisa bertahan dalam kemalangan yang terus menimpanya.

Saat ia sedang berjalan perlahan masuk di sebuah gang, Hana mendengar suara sepatu yang mendekatinya dan membuatnya sedikit khawatir, terlihat bagaimana ia menggenggam erat tongkat miliknya.

"Bau ini," gumam Hana. Ia mengendus wangi parfume yang tidak asing, dan membuatnya semakin curiga. "Tuan baik hati, kau ada disini?" tanya Hana sembari tersenyum manis dengan pandangan kosongnya.

"Tuan baik hati?!"

"Anda sudah dua kali menolongku, anda pasti orang yang baik hati," jawab Hana sembari tersenyum memperlihatkan senyum mata dan lesung pipinya yang indah.

"Bagaimana kau bisa tahu? Kau 'kan buta?!" gumam pria tampan nan gagah tersebut sembari berjalan mendekat.

"Wewangian ini membuatku bisa mengenalimu,"

"Kalau begitu aku akan ganti parfume besok!"

"Boleh, tapi aku akan tetap mengenali anda. Entah mengapa aku merasa ikatan batin ini sangat kuat, aku bisa merasakan kehadiran anda disekitarku," gumam Hana dengan senyum manisnya.

"Bagaimana kau bisa tersenyum setelah kejadian tadi sore?" tanya pria itu sembari menatap mata Hana sangat tajam. Ia masih terpesona dan tak menyangka dengan mata wanita tersebut yang bisa sekejap menyembunyikan luka.

"Karena dengan tersenyum, rasa sakit itu akan sedikit memudar," gumam Hana sembari berjalan mendekat mencari keberadaan pria itu lewat sumber suaranya. Melihat Hana yang sedang mencarinya, pria itu pun kemudian menarik pinggang ramping Hana dan mendekatinya. "Tuan, bolehkah aku menyentuh wajahmu?" tanya Hana dengan mantap.

Pria itu pun dengan segera menarik kedua tangan Hana untuk menyentuh kedua pipinya. Dengan jarak yang begitu dekat, Hana mulai meraba wajah pria di depannya. Sementara pria itu terus menatap tajam sembari mempererat pelukannya.

"Kenapa kau mau menyentuh wajahku? Apakah kau tidak takut denganku?" tanya pria itu dengan nada tegas.

"Tidak, aku justu penasaran tentang bagaimana sosok wajah pria baik hati seperti anda," jawab Hana dengan senyum manis sambil terus merasakan kulit wajah halus dari pria yang mendekapnya. "Anda punya mata yang sangat cantik, hidungnya juga mancung, dagunya sangat indah, kulit sangat halus, dan bibir yang--," Hana pun langsung mengurungkan niatnya menyentuh bibir pria itu dan menarik tangannya.

"Kenapa? Kenapa tidak jadi?" tanya Taehyung sambil smirk menatap wajah cantik Hana yang polos.

"Maaf, aku sudah tidak sopan," jawab Hana dengan nada gugup. Jujur saja seketika jantungnya berdegup sangat cepat, membuatnya grogi dan tak bisa menyembunyikan rasa malunya, itu terlihat dari pipinya yang memerah. Sementara pria itu semakin menarik pinggang Hana dan membuat tubuh keduanya saling bertabrakan. Hana semakin tak bisa mengatur rasa gugupnya, ia terus mengalihkan wajahnya, dan tenggorokannya serasa kering.

"Siapa namamu?" tanya pemuda itu sembari berbisik di telinga Hana.

"Na-namaku, Jung Han-hana," jawabnya dengan nada gugup. Mendengar jawaban itu, Taehyung langsung terkejut dan melepas pelukannya. "Lalu, siapa nama anda?" tanya Hana kembali. Pria itu masih tercengang dan perlahan membisikkan namanya di telinga Hana.

Your Eyes Tell - [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang