◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
.
.
Hari terus berlalu, Hana masih diliputi rasa rindu yang membelenggu ketika kini berselang lama setelah malam itu, ia tak kunjung bertemu lagi dengan Taehyung. Kini senyumnya lebih lebar, Hana lebih bahagia dari biasanya.
"Selamat sore, anak-anak,"
"Sore, kak Hana."
"Hari ini kak Hana mau memberi nasehat hidup yang mungkin akan berguna untuk kalian di kedepannya." Semua anak didik Hana yang merupakan anak jalanan duduk dengan tertib untuk mendengarkan curahan hati Hana.
"Meski kalian kini hidup dengan masa depan tidak jelas, tapi percayalah ... kadang Tuhan memang sengaja memberi cobaan yang sulit guna menguji umatnya. Kalian tidak boleh marah dengan takdir, atau marah dengan keadaan, sebab semenderita apapun kalian kini, percayalah masih banyak orang yang lebih menderita dari pada kalian."
"Kak Hana, kenapa kami dilahirkan kalau tidak diinginkan oleh kedua orang tua kami? Apa salah kami, hingga kini kami terbuang?"
"Tidak, kalian tidak salah! Mungkin waktu yang kurang tepat, tunjukan pada dunia dari seorang anak yang tak diinginkan bisa berubah menjadi orang hebat di masa depan," ujar Hana yang memang selalu rutin memberi nasehat dan petuah kepada anak-anak didiknya. "Andai aku bisa melihat indahnya dunia ini, aku ingin mengingat wajah kalian semua dalam benakku agar kelak ketika kalian menjadi orang hebat, aku bisa menyimpan dengan baik memory ini," keluh Hana dengan mata berkaca-kaca.
Semua anak didik Hana pun cukup perasa dan ikut merasakan tekanan hati Hana. Mereka memberi pelukan hangat penuh kasih sayang untuk Hana disela-sela kesedihannya. Tak lama, suara langkah kaki mendekat. Hana cukup peka dan mencoba untuk mendengarkan suara langkah kaki seseorang mendekatinya.
"Hana," panggil seorang pria.
"Polisi Min?!"
Hana cukup kecewa, karena suara memanggil bukan berasal dari sesorang yang ia harapkan.
"Maaf, baru bisa menemuimu," ujar Yoongi sambil memberi 1 cup coffee milk untuk Hana.
"Iya, tidak apa,"
"Bagaimana dengan kabarmu? Apakah baik-baik saja?"
"Aku baik, seperti yang kau lihat sekarang," ujar Hana sembari menyeruput coffee hangat pemberian Yoongi.
"Aku masih belum percaya kalau kau selamat, bagaimana mungkin si brengsek itu tidak melukaimu?" gumam Yoongi sembari menatap wajah Hana lekang.
"Siapa yang kua sebut brengsek?!"
"Kim Tae Hyung," ucap Yoongi. Hana pun terdiam sesaat dengan kerut dahi yang memusat, memperlihatkan wajah marahnya. "Maaf, Han, aku masih belum bisa menangkap si brengsek itu! Kemarin aku sudah sempat melihatnya, dan dia berada didekatmu. Kukira, dia akan melakukan hal yang buruk padamu," lanjut Yoongi dengan nada heran.
"Jadi, Kim Taehyung masih berkeliaran? Mau sampai kapan aku menunggunya?" gumam Hana sambil menyentuh dadanya yang sesak. Air matanya pun mengalir deras tak kuasa menahan kesedihan yang menggunung di hatinya mengingat masa silam.
"Iya, dia masih berkeliaran dengan bebas. Aku berjanji akan segera mengangkapnya demi janjiku pada kakakmu," sambung Yoongi. Ia tampak tak tega melihat Hana menangis. Matanya yang biasa memancarkan aura tenang dan teduh, kini tengah bersedih terpukul hatinya.
Ada kesakitan yang mendalam, ketika kembali mengingat masa lalu. Satu-satunya orang yang tersisa di masa lalu Hana adalah Min Yoongi yang merupakan sahabat kakaknya Jung Hoseok yang telah tiada semenjak sepuluh tahun silam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes Tell - [Ongoing]
FanfictionPreview ________________________________ "Dia adalah gadis yang memiliki cahaya indah dimatanya. Seorang gadis yang memiliki cerita dibalik sorot matanya yang kosong. Suatu hari, ia dipertemukan dengan sosok pria dari masa lalunya. Cinta tumbuh begi...