Chapter 16

1.4K 241 40
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️

Aku gak tahu kalian masih suka dan nungguin cerita ini atau tidak. Kalau dilihat dari votenya semakin menurun, entah emang kalian lupa vote atau emang pembacanya sedikit. Namun, aku selalu mencoba menyediakan cerita yang bagus dan menarik semampuku secara gratis. Untuk yang sudah vote dan komen, sekali lagi terima kasih banyak apresiasinya karena sudah membuatku semangat:)

.

****

Sayang sekali, aksi Jimin kemarin tidak sampai pada titik balik akhir dari kejahatannya. Park Jimin berhasil kabur meski dalam keadaan sekarat. Melihat kegoyahan kekuasaan, dan kepemimpinan Jimin yang sudah mulai terbongkar, hal ini dimanfaatkan Taehyung untuk menghentikan aksinya menyelundupkan dan memproduksi narkoba. Ketidak adanya kabar tentang Jimin, sedikit membuatnya lega.

Semenjak kejadian itu Jimin yang selama ini berkedok sebagai pengusaha kaya raya yang sangat sukses, harus hidup dalam persembunyiannya. Pihak polisi dan penyidik pun tak bisa melakukan tindakan lebih jauh, semua anak buah Jimin juga memilih tutup mulut tanpa keterangan lebih untuk membongkar kejahatan besar ini.

Disisi lain, keadaan Hana sudah semakin membaik, luka-luka pada tubuhnya juga sudah lebih baik. Namun, ia masih harus di rawat di rumah sakit atas permintaan Yoongi yang semakin mengkhawatirkan keselamatannya.

Pagi yang sangat cerah, terik matahari dan suara kicauan burung membuat damai. Yoongi membawa Hana dengan kursi roda berjalan-jalan kecil di taman rumah sakit untuk sekedar menghidup udara segar. Yoongi pun menghentikannya di sebuah kursi di samping bunga-bunga indah dengan harum semerbak. "Hari ini kau tidak sibuk, kah?" tanya Hana sambil tersenyum.

"Tidak, aku sengaja menyediakan waktu luangku untuk bersamamu," jawab Yoongi sambil membantu Hana menata rambutnya yang tadi tertiup angin.

Wajah cantik Hana sangat bersinar, tapi terlihat sedikit pucat. Tatapan matanya yang kosong, dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya membuat Yoongi terpana.

"Yoongi-ssi, bolehkah aku tahu sesuatu darimu?"

"Tanyalah," jawab Yoongi sambil menggenggam tangan Hana.

"Kenapa selama sebelas tahun kau terus memutuskan disampingku? Bukannya sudah waktunya kau melepas kekhawatiranmu dan mencari pendamping?"

Mendengar itu Yoongi pun terdiam sesaat dan menarik napas di dadanya sesak.

"Aku--aku--,"

"Kau menyukaiku?" sela Hana.

Yoongi pun terdiam ia perlahan mempelai rambut Hana dengan sentuhan lembutnya. "Ya, aku memyukaimu bahkan lebih dari itu, aku mencintaimu sudah sejak lama," jawab Yoongi dengan tegas. Ini adalah pertama kalinya Yoongi mengungkapkan perasaan sesungguhnya pada Hana, dan mendengar itu, wanita perparas cantik itu tak kuasa menahan sedihnya, matanya berkaca-kaca mendengar pengakuan Yoongi. "Tapi aku tidak akan memaksamu, aku sadar bahwa kau juga butuh kenyamanan."

"Yoongi, maaf," ucap Hana dengan nada bergetar disambut air mata.

"Aku tahu kau akan menjawab seperti itu, jadi aku tidak kaget," jawab Yoongi tersenyum manis dengan tatapan sayup. Tidak ada yang paham betapa hatinya sangat terluka mendengar perkataan Hana barusan. "Sudah mulai siang, waktunya kau minum obat. Aku akan antarkan kau ke ruang kamarmu," ucap Yoongi yang mencoba mengakhiri pembahasan mereka.

Yoongi pun membawa Hana ke kamarnya. Disana sudah ada dua orang perawat yang membantu Hana untuk memeriksa luka dan memberinya obat, sementara Yoongi masih berdiri tegap menemani. Seusai proses itu berakhir mereka kembali berdua. "Yoongi, duduklah disebelahku," pinta Hana dengan nada lembut.

Your Eyes Tell - [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang