JANGAN LUPA SEBELUM BACA VOTE DAN KOMENNYA YA TERIMAKASIH.
"Kamu bisa menutup mata atas sesuatu yang tidak ingin kamu lihat, namun kamu tidak bisa menutup hati untuk sesuatu yang tidak ingin kamu rasakan."~Aira Arketa.
Papah memang tidak pernah kasar ke bunda dan mama apa lagi ke Diva, tidak pernah sama sekali. Tapi mengapa papah selalu kasar dengan ku?
Kenapa aku harus menanggung perebuatan yang tidak pernah sama sekali aku perbuat?
Punya dosa besar apa aku, hingga nasib buruk selalu menimpa ku?
Aku beruntung masih mempunyai Nadin, Agas dan bunda yang selalu percaya dengan ku, tuhan masih sayang denganku hingga ia masih memberikan orang baik berada di dekat ku, tapi sewaktu waktu tuhan nanti akan mengambil mereka lagi dari hidup ku.
Pertemuanku dengan bunda dan bang Galang telah selasai sejak lama, dan sekarang hubungan ku sebagai seorang anak dan ayah apa telah selesai kemarin, setelah mendengar ucapan papah yang lebih suka aku hidup untuk menyiksa ku dari pada aku mati. Pengakuan itu benar benar menyakitkan bagiku.
Apa dengan menyiksa ku papah akan meresa senang dan puas?
Apa jika aku mati papah akan merasakan kehilangan? Menurutku jawabannya adalah iya, karena papah tidak bisa lagi menyiksaku maka kebahagiannya pun akan hilang pula.
"Putri papah cantik banget, di jagain sama dua pangeran."
"Papah sayang banget sama Aira."
Aira menangis teringat semua ucapan papahnya dulu.
"Aku sakit pah, aku sakit. Kenapa papah ga pernah ngerti."
Aira melihat gelas kaca yang berada di atas meja kamarnya, ia mengambilnya dan di pecahkan dengan sengaja.
Lalu ia mengambil pecahan kaca itu dan ia goreskan di lengan bagian atasnya dengan rasa takut. Jujur ini hari pertama Aira melakukan hal bodoh ini.
Aira menggoreskan pelahan dengan memejamkan matanya, kulitnya terbuka dengan darah segar yang mengalir.
"Kenapa ini tidak terasa sakit?" Tanya Aira membuka matanya dan melihat darah segar yang sudah mengalir dari lengannya.
"Mengapa goresan ini membuat beban di tubuh ku seolah olah menghilang?" Tanya Aira pada dirinyanya sediri.
Ini kali pertama ia melakukannya, dan rasanya benar benar menyenangkan. Tidak terasa sakit.
Aira menggoreskan pecahan kaca itu di goresan yang sama, membuat luka itu robek semakin dalam hingga daging berwarna merah di lengannya nampak terlihat dan darah semakin mengalir deras di lengannya hingga menetes ke lantai.
Aira menyudahi permainanan barunya menyimpan pecahan kaca itu dalam laci kamarnya. Mungkin ia akan melakukannya lagi nanti jika ia merasa ingin.
Jika Nadin dan Agas tau apa yang baru saja di lakukannya pasti ia akan di bodoh bodohkan, memang bodoh melakukan hal ini tapi ada rasa menyenangkan saat menggoreskan dan melihat darahnya mengalir begitu saja. (Tidak untuk di tiru!)
"Aku akan mati perlahan dalam siksaan mu pah," ucap Aira tersenyum sambil menatap langit langit kamarnya.
"Atau aku akan menjadi gila seperti bang Reza," ucap Aira tertawa pelan.
"Aku suka mainan baru ku," ucap Aira melihat lengannya yang sobek.
Aira tidak berniat sedikitpun untuk mengobati luka goresan yang ia buat, ia membiarkan luka itu sembuh sendiri. Dan mulai hari ini Aira lebih suka menggunakan pakaian lengan panjang, semata mata hanya untuk menutupi luka goresan di lengan atasnya.
Mungkin nanti ia akan goros pecahan kaca itu di lengan bawahnya, tapi ia harus memikirkan itu matang matang karena pasti akan nampak terlihat jelas saat ia pergi ke sekolah.
♡♡♡
"Kemarin kemana udah gue bilang gue mau jemput malah pergi sama cowok lain, terus pulang sekolah gue tungguin di depan gerbang ternyata udah pulang duluan," ngomel Agas pada Aira.
Aira pikir Agas menengajaknya ke taman komplek untuk bercerita atau bermain dengannya, ternyata untuk memarahinya tentang masalah kemarin.
"Kemarin gue di jemput sama Bara tap..." ucap Aira terpotong oleh pertanyaan Agas.
"Bara siapa? Pacar lo? kok ga pernah bilang," tanya Agas dengan nada tidak sukanya.
"Bara itu cuma te..." ucap Aira berhenti saat mengingat ucapan Nadin.
"Lo maukan Ra bantuin gue deket sama anak baru itu?"
"Pasti mau dong Din."
Aira berpikir sejenak. Tiba tiba Aira teringat perkataan Nadin yang itu.
"Cuma apa?" Tanya Agas penasaran.
Aira menatap Agas lekat. "Bara pacar gue, makanya kemarin dia jemput gue. Makanya lo cari pacar supaya ada yang bisa lo jemput, misalnya pacaran sama Nadin gitu sahabat gue. Dia'kan sama tuh kaya lo sama sama jomblo," jelas Aira berbohong.
Agas melihat Aira tidak suka, ia mengahlikan pandangannya dari Aira. "Oh selamat."
Aira menautkan alisnya. "Makasih," ucap Aira tersenyum senang.
"Maaf Gas," batin Aira.
"Hmm, udah jam segini balik yuk," ajak Agas melihat jam di layar handponenya.
Tumben sekali, biasa selalu Aira yang mengajak untuk pulang duluan, tapi mengapa sekarang Agas sangat tidak ingin bersamanya. Apa mungkin karena ucapannya tadi.
Mengapa sikap Agas menjadi aneh, apa dirinya merasa cemburu jika Aira sudah memiliki pacar?
Sebenarnya Aira mau tetap di sini, tapi sepertinya Agas sudah tidak nyaman lama lama bersamanya di tempat ini.
"Ayo," ucap Aira berjalan mengengikuti Agas dari belakang.
♡♡♡
Setelah pulang dari taman bersama Agas, Aira menjadi tidak mood sendiri. Perasaannya sedang kacau saat ini pikirannya bercabang kemana mana.
Aira masuk ke dalam kamarnya dan tidak lupa untuk mengunci pintunya.
Kembali lagi pada kamar Aira yang penuh dengan siksaan, kamar yang menjadi saksi bisu hidup seorang Aira.
Aira mengambil bingkai foto yang ada di kamarnya. Menatap nanar orang orang yang ada di dalam foto itu.
Aira memegang wajah bundanya dan bang Galang dalam foto itu bergantian sambil tersenyum sendu.
"Hai bunda, bang Galang apa kabar?" Tanya Aira dengan mata yang berkaca kaca.
"Aira kangen banget sama kalian," ucap Aira.
"Udah lama banget ya Aira ga dengerin kalian cerita."
"Are you oke?" Tanya Aira, air matanya sudah mengembang di matanya.
"Ada cerita apa hari ini untuk Aira?" Air matanya menetes berjatuhan membasahi bingkai foto yang di pegangnya.
"Untuk diri ku sendiri, selamat menikmati kerinduan tanpa pertemuan, selamat bertanya tanpa adanya jawaban," ucap Aira menangis namun tidak terisak, Aira tetap berusaha untuk tersenyum dalam tangisnya.
"Tetap jaga kesehatan ya ma, bang. Sampai bertemu di titik terbaik menurut takdir."
Aira memejamkan matanya sambil memeluk erat bingkai foto itu. Di dekapnya erat sebagai arti jika dirinya benar benar sangat merindukan keluarganya seperti dulu. Keluarga yang harmonis seperti yang ada dalam bingkai foto itu.
Tbc
Spam Next ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sembunyi Dalam Senyum [COMPLETED]
Teen Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN KRISARNYA. MAKASIH) ○Mulai 6 Januari 2021 ○Selesai 2 Maret 2021 "Kapan Aira bisa merasakan kebahagian lagi? Apa saat menyusul Bunda, papah akan merasakan kehilangan dan menyesal?" Aira...