JANGAN LUPA SEBELUM BACA VOTE DAN KOMENNYA YA TERIMAKASIH.
"Hanya hujan yang paham, bagaimana rasanya jatuh namun awan tetap tidak peduli." ~Aira Arketa.
Sudah seminggu lebih Bara tidak sadarkan diri, sudah beberapa kali juga Aira datang menjenguk berasama Agas dan Nadin tapi, belum juga ada kabar baik untuk Bara.
Selang selang terpasang di mana mana bau obat obatan sangat menyengat di penyiuman Aira, suara mesin EKG terdengar di telinga semua orang.
"Bar, bangun gue rindu semua tentang kita," ucap Aira dari hatinya.
Sedangkan Agas tidak cemburu karena, Agas tau Aira menganggapnya hanya sebagai seorang abang.
"Bar, lo mau jauhin gue boleh tapi, ga kaya kondisi seperti ini," Aira menggenggam tangan Bara erat.
Aira mulai tidak tahan untuk membendung air yang ia tahan di matanya, satu persatu mulai jatuh menetes membasahi pipinya.
"Bar gue mohon bangun, bangun ih bangun," pekik Aira yang tidak juga mendapatkan respon dari Bara.
Agas mengusap pundak Aira lembut. "Jangan kaya gini Ra, Bara pasti kuat."
Aira tidak menggubris ucapan Agas.
Aira merasa tangannya seperti di genggam kembali. "Bar lo sadar?" Tanya Aira senyumnya merekah.
Bara mulai membuka matanya secara perlahan. Yang pertama ia lihat adalah wajah gadis yang menjadi pacar pura puranya dulu.
"Ai-ra," panggil Bara terbata bata.
"Bara? Bar gue di sini," tangannya masih terus menggengam tangan Bara erat.
Bara yang melihat Aira tidak menatapnya jadi merasa aneh dengan penglihatan Aira.
"Mata lo?" Tanya Bara.
"Mata gue, mata gue buta," jawab Aira menundukan kepalanya.
Bara tidak berniat menanyakan bagaimana bisa terjadi matanya seperti itu. Rasa nyeri di dadanya semakin makin bertambah saat ia berbicara.
Tetapi, untuk kali ini ia harus terus berbicara pada Aira karena, menurutnya ini sangat penting.
"Gue udah minta sama tuhan Ra, buat hilangin rasa ini sama lo, tapi tetap aja rasa ini masih ada, gue tau kita ga bisa bersama tapi tolong jangan membenci gue karena kesalahan di masa lalu yang pernah gue perbuat," ucap Bara.
Aira menggeleng saat Bara berucap seperti itu. "Gue ga pernah membenci lo, gue udah ikhlasin semua yang udah terjadi. Jadi, gue mohon jangan jauhin gue Bar," ucap Aira takut.
Bara tersenyum. "Makasih karena lo ga benci sama gue, tapi gue harus tetap jauhin lo Ra. Karena, gue tau dengan adanya gue di samping lo akan terus membuka luka lama lo lagi."
"Engga engga gue ga terluka Bar, justru dengan lo ngejauhin gue terluka karena lo."
"Jagain dia Gas, lo beruntung bisa dapetin dia," ujar Bara pada Agas.
Agas menganggukkan kepalanya. "Pasti Bar."
"Engga Bar engga," ucap Aira tidak mampu lagi untuk berkata kata, ia hanya bisa menangis untuk menunjukan pada Bara ia tidak mau kehilangan dirinya.
Bara memejamkan matanya saat dadanya terasa sulit sekali untuk bernapas. Mesin EKG terus berbunyi menemani keheningan mereka.
"Bar lo kenapa?" Tanya Nadin panik, saat melihat Bara yang sesak.
![](https://img.wattpad.com/cover/253539304-288-k265996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembunyi Dalam Senyum [COMPLETED]
Ficțiune adolescenți(JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN KRISARNYA. MAKASIH) ○Mulai 6 Januari 2021 ○Selesai 2 Maret 2021 "Kapan Aira bisa merasakan kebahagian lagi? Apa saat menyusul Bunda, papah akan merasakan kehilangan dan menyesal?" Aira...