Happy Reading!
Tepat satu minggu setelah tugas pelajaran Seni kelas 11 Ipa 2 diumumkan, hari ini merupakan babak penentuan di mana seluruh murid mau tidak mau harus menonjolkan masing-masing skil yang telah disiapkan dengan matang demi mengisi satu buah lubang dalam buku nilai sang guru.
Di meja paling belakang, pada meja barisan kedua dari arah pintu masuk kelas, terlihat seorang gadis sedang terduduk gelisah. Entah apa yang merasukinya sampai raut wajah gadis itu tampak tegang, bahkan kedua tangannya sangat lah dingin. Lantas netranya pun bergulir ke samping, ia menatap seorang lelaki di sebelahnya.
Namun lelaki tersebut justru bereaksi sebaliknya, ia tengah asik memejamkan mata menghadap dirinya dengan punggung tangan diletakan di atas meja sebagai tumpuan kepalanya.
'Kok dia bisa sesantai itu sih? Padahal di sini jantung gue udah mau mencelat' batin Vanesa.
Sejujurnya waktu maju mereka masih cukup lama, sebab kelompok dipilih berdasarkan urutan meja, dan yang harus maju pertama adalah orang yang duduk paling depan pada meja barisan ke empat, dihitung dari arah pintu masuk. Sedangkan mejanya sendiri berada di deretan kedua, paling belakang pula. Bahkan yang maju saat ini baru lima kelompok.
Tak lama pandangannya beralih pada gitar milik Felix yang berada di tengah-tengah antara kursi miliknya dan milik lelaki itu. Huh, Felix memang tidak perlu khawatir soal penampilannya nanti karena kelentikan jarinya dalam memetik gitar sudah tidak diragukan lagi.
Lalu bagaimana dengan dirinya yang menempatkan posisi sebagai vokalis?
Setelah menatap gitar, matanya beralih lagi ke paras milik Felix yang tengah bernapas tenang di sana. Rasanya ia juga ingin seperti itu, tapi kenapa sulit sekali?
Lihat saja, walaupun tertidur begitu, wajah tampan dan ekspresi tegasnya tak pernah hilang sedikit pun. Bahkan tanpa sadar, Vanesa telah lama memperhatikan Felix sampai hampir melewati tiga kelompok yang sedang tampil di depan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side | Felix ✓
Mystery / Thriller[Fin] [17+] Seorang pembunuh seharusnya mengorbankan mangsanya bukannya melindungi. ❝Siapa kau sebenarnya?❞ ﹂©nissaynut, 2020