Happy Reading!
Bel istirahat telah berbunyi, sebagian murid-murid di kelas 11 Ipa 2 ada yang langsung berlari keluar menuju kantin dan sebagian lagi membawa bekal untuk dimakan di kelas, termasuk Vanesa.
Gadis itu mulai mengeluarkan kotak makannya yang ia bawa dari dalam tas. Namun tak lama pandangan gadis itu mengarah pada komplotan ciwi-ciwi di salah satu ujung kelas yang sedang asik memakan bekal mereka sambil berbagi cerita satu sama lain, dengan pandangan iri.
Ingin sekali ia menarik bangkunya dan berada di antara mereka lalu bercerita-cerita hal lucu yang pernah dialaminya dan sesekali tertawa tanpa sebab. Tapi ia sadar, hal itu memang sangat impossible dan tak akan pernah terjadi. Mengingat banyak sekali orang yang tak suka padanya karena yahh.. dia miskin, tak punya orangtua dan hanya tinggal di panti bersama pengasuh sekaligus anak-anak lainnya di sana.
"Kamu gak makan?" Suara berat Felix membuat lamunan Vanesa kacau seketika, ia buru-buru menolehkan kepalanya ke arah Felix lalu tersenyum lebar.
"Ini mau makan, kamu sendiri—" Vanesa terkejut dengan apa yang ia lihat, ternyata cowok itu juga membawa bekal seperti dirinya, "—wahh kamu bawa bekel juga?!" Seru Vanesa tak menyangka. Padahal sebelumnya, semua anak cowok di sini tak pernah ada yang membawa bekal karena memang andalan mereka ya selalu kantin, kantin dan budeh Ijah.
"Memang ada yang salah?" Tanya Felix bingung, lalu ia segera membuka bekalnya yang berisi dua potong daging semur dengan sedikit nasi.
Vanesa menggeleng, "Enggak kok, aku malah seneng jadi punya temen makan pas istirahat." Ucapnya sambil tersenyum manis, Felix yang menatapnya hanya bisa diam dan sedikit bengong.
Akhirnya mereka berdua makan bersama di kelas tanpa gangguan. Namun beberapa detik kemudian, Vanesa berhenti makan dan hendak melontarkan kalimat dengan makanan yang masih penuh di mulutnya sambil melirik isian dari bekal Felix.
"Kenawa begal yang amu wawa—"
"Telan dulu." Titah Felix yang masih fokus makan. Akhirnya Vanesa menelan makanannya lalu mengulang kalimatnya,
"Kenapa bekal yang kamu bawa malah banyakan dagingnya dari pada nasinya?" Tanya Vanesa penasaran. Satu hal yang perlu diketahui, Vanesa adalah gadis yang kepo akut.
"Aku tidak terlalu suka nasi." Balasnya singkat.
"Oalahh, aku kira kamu kedapetan sisaan di rumah." Ucap Vanesa lalu ia melanjutkan makannya kembali.
Tak lama ia menegakan tubuhnya lagi, "Aku mau coba dangingnya dong, kayaknya enak, boleh?"
Mendengar itu, Felix langsung berhenti makan sekaligus berhenti mengunyah lalu menolehkan kepalanya ke arah Vanesa yang sedang menatapnya dengan ekspresi berharap. Dengan cepat ia menelan sisa kunyahannya yang ada di mulut, lalu menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side | Felix ✓
Mystery / Thriller[Fin] [17+] Seorang pembunuh seharusnya mengorbankan mangsanya bukannya melindungi. ❝Siapa kau sebenarnya?❞ ﹂©nissaynut, 2020