Happy Reading!
Terihat seorang anak laki-laki berusia delapan tahun tengah ditarik paksa hendak memasuki sebuah rumah besar bercat putih oleh sepasang suami istri selepas keluar dari mobil mereka.
Anak itu terus meronta minta dilepaskan dengan air mata yang terus mengalir deras membuat pria paruh baya yang kini mencengkram pergelangan tangan anak itu pun langsung beralih menggendongnya di pundak persis seperti membawa sekarung beras.
"Lepasin! Lepasin aku! Aku gak mau hidup sama kalian!!! Cepetan balikin aku ke panti!!!"
Plak!
"Mulutmu itu ingin dirobek?" ujar sang wanita setelah memukul kencang mulut anak laki itu dari belakang.
Anak itu langsung terdiam sembari memegangi mulutnya, namun masih terisak.
"Sakit.." ringisnya.
Sepasang kekasih itu seakan tak peduli hingga mereka akhirnya sampai di dalam ruang tamu rumah tersebut. Sang pria spontan membanting tubuh anak itu ke lantai dan punggungnya menabrak dinding dengan keras.
Ia mendekati anak itu yang tengah menangis ketakutan di bawah sana dan berjongkok lalu tangan kanannya terangkat untuk meremas rambut anak itu kemudian sontak membenturkan kepala mungilnya ke dinding dengan kencang sebanyak dua kali membuat darah segar mulai bercucuran di dahinya hingga membercak pada dinding.
Kedua netra anak itu perlahan meredup dan lambat laun ia pun tak sadarkan diri.
Pria itu spontan membawa tubuhnya ke kamar yang telah disiapkan. Ia mulai membaringkan anak itu di atas ranjang, sementara di belakangnya, ada sang istri yang sudah berdiri tegak sembari menggenggam sekotak peralatan penyembuhan.
"Obati dia, aku yang akan membersihkan dinding itu." pintanya yang langsung diangguki sang istri.
Selepas kepergian suaminya, wanita itu mulai membuka penutup kotak yang ia bawa lalu mengambil perban, kapas, antiseptik serta obat merah. Pertama-tama ia membersihkan luka pada dahi anak itu dengan kapas yang sudah diberi antiseptik.
Setelah bersih, berikutnya ia teteskan obat merah secukupnya dan menunggunya hingga kering sebelum ditimpa dengan kapas yang telah dilumuri obat merah lagi, baru selanjutnya ia balut dahi anak itu menggunakan perban.
Selesainya dengan luka di kepala, ia pun mengambil botol kecil berisi cairan bening di dalam kotak penyembuhan dan juga jarum suntik.
Ia mulai mengisi tabung jarum itu dengan cairan tersebut, tak lama setelahnya ia langsung menancapkan ujung jarumnya ke lengan anak laki-laki itu dan menyalurkan cairannya ke dalam tubuh.
Sesudahnya ia meletakan seluruh peralatan yang habis ia pakai ke dalam kotaknya dan keluar dari kamar tersebut tak lupa mengunci pintunya.
Malam hari pun tiba, sepasang suami istri itu kembali mengunjungi kamar anak laki-laki yang sudah mereka angkat sebagai anak dan ternyata saat berada di dalam, anak itu telah berdiri tenang di depan tralis jendela sembari memandang suasana di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side | Felix ✓
Mystery / Thriller[Fin] [17+] Seorang pembunuh seharusnya mengorbankan mangsanya bukannya melindungi. ❝Siapa kau sebenarnya?❞ ﹂©nissaynut, 2020