04

1.9K 298 47
                                    

Gak ada yang komen, hiatus!

Sosok lelaki bertudung hitam terlihat sedang menjauhkan ponselnya dari depan telinga, kemudian ia memasukkan benda tersebut ke dalam saku jaketnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok lelaki bertudung hitam terlihat sedang menjauhkan ponselnya dari depan telinga, kemudian ia memasukkan benda tersebut ke dalam saku jaketnya.

Ia berdiri sambil menyender pada tembok pembatas rumah yang sudah tak berpenghuni, bahkan tampilan luarnya saja tampak tua dan lusuh.

Telunjuk tangan kanannya yang menggantungi tiga buah kunci hand made beragam bentuk, kini terangkat. Lalu ia putar-putarkan barang tersebut ke udara seraya memandangnya dengan bangga.

"Maha karya ayah memang selalu berguna." Gumamnya, lalu tangan kirinya bergerak untuk mengusap-usap motor besar di sampingnya.

"Ck, brengsek itu rupanya rajin sekali merawat motor." Ujarnya lagi sembari menggesekkan ibu jari ke jari telunjuk tangan kirinya sehabis menjamah motor tersebut.

Beberapa menit kemudian, ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk. Ia segera merogoh sakunya untuk mengambil benda yang sedang berdenyut itu lalu mengangkatnya.

"Gue udah di tempat yang lo bilang. Lo di mana, sialan?!"

Ia menyeringai tajam saat melihat dua wujud manusia yang sekarang sudah berada lumayan jauh darinya sedang duduk di atas jok motor, entah motor milik siapa.

Namun sepertinya motor tersebut milik si pemuda berambut coklat, karena orang itu yang memegang stirnya.

Sedangkan orang yang ada di belakangnya sedang memasang ekspresi kesal sembari menempelkan ponsel miliknya ke depan telinga.

"Kamu memang tidak bisa santai sedikit ya?" Balas Felix, netranya tak lepas dari gerak-gerik kedua lelaki itu.

"BALIKIN MOTOR TEMEN GUE CEPETAN, BACOT!"

"Ahh dua orang rupanya.. kalian berpacaran?"

"Pacaran pala lo segitiga! Buruan brengsek, lo di mana?!"

Felix semakin menyeringai. Satu kata untuk mereka,

Bodoh.

"Pergi ke rumah tua yang berwarna hitam di sebelah pohon pisang."

Setelah mendapat informasi selanjutnya, Hyunjin langsung memutuskan panggilan dan memberi tahu tempat yang harus dituju kepada Wooyoung, lantas temannya itu pun segera melajukan kembali motornya.

Tak butuh waktu lama untuk mencari, akhirnya mereka berhenti tepat di hadapan sebuah bangunan bongsor dan usang dengan latar berwarna hitam.

"Ini kita disuruh masuk?" Tanya Wooyoung, matanya menatap lurus ke arah bangunan itu. Hyunjin sendiri pun hanya terdiam seraya turun perlahan dari motor dan berjalan mendekat hingga tangannya berhasil memegang besi pagar rumah tersebut.

Ia mengamati setiap inci pekarangannya yang tampak sangat luas namun gelap dan seram.

"Mana anjir motor gue gak ada!" geramnya seraya memundurkan langkahnya.

Dark Side | Felix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang