Happy Reading!
Vanesa membuka mata perlahan ketika merasa ada yang menepuk kecil pipinya dari samping. Selanjutnya ia terkejut dengan posisi tidurnya sendiri, dan spontan menegakkan tubuhnya lalu menatap Felix panik.
"Ya ampun aku jadi ketiduran di bahu kamu. Aduh maaf banget yaa.. Pegel gak?" tanyanya dengan raut wajah menyesal, namun Felix malah tersenyum melihatnya.
"Tidak papa, tak usah pedulikan aku, bersiaplah sebentar lagi sampai di depan halte daerah rumahmu."
"Ih tapi aku tetep gak enak sama kamu Lix, maaf ya sekali lagi.."
"Bukan salahmu, lagi pula aku yang menarikmu duluan untuk tidur di bahuku karena takut kepalamu terantuk jendela tadi." jelas Felix. Vanesa langsung menunduk karena salah tingkah.
"E-eumm.. gitu ya? Y-yaudah makasih Felix."
"Iya."
"Oh iya, besok jadi kerja kelompok kan?" tanya Vanesa, Felix mengangguk sambil menyibak rambutnya ke belakang menggunakan jari-jari tangan kanannya.
Vanesa sontak terpaku beberapa saat.
"Apa kamu masih betah memandangiku?" ucap Felix tak lama kemudian, Vanesa spontan tersadar dan gelagapan sendiri.
'Duh gue kenapa sih?!' batinnya kesal.
"Ayo turun," ujar Felix lagi sembari menggenggam lembut tangan Vanesa lalu menariknya untuk berdiri karena ternyata bisnya sudah berhenti.
"Eh kamu mau nganterin aku lagi sampe panti?!" ucap Vanesa panik saat hendak keluar bis.
"Iya." balas Felix singkat sambil tetap menarik lengan gadis itu sampai benar-benar keluar dari bis.
Ketika di luar, mereka berdua berjalan masuk ke dalam gang besar di sebelah halte tersebut seraya Vanesa tidak henti-hentinya berceloteh pada Felix sembari menariki ujung seragamnya.
"Felix, aku bukannya mau ngatur kamu atau apa, tapi plis berenti nganterin aku kayak gini, cukup kemarin dan sekarang aja aku ngerasa gak enak banget sama kamu. Kan repot abis ini kamu harus nungguin bis lagi buat pulangnya." jelas Vanesa sembari berjalan di sebelah lelaki itu.
"Tidak repot sama sekali. Aku melakukan ini juga atas dasar kemauanku sendiri, Vanesa."
Vanesa spontan terkejut karena Felix tiba-tiba menyebutkan namanya di akhir kalimat. Sungguh, baru kali ini Felix menotis namanya secara langsung dari mulutnya. Entah mengapa dalam lubuk hatinya merasa senang setelah mendengarnya.
"Lix, aku serius.." ucap Vanesa setelahnya.
"Mulai besok gak usah gini lagi ya?" lanjutnya.
"Tapi kan besok kita ingin kerja kelompok di pantimu bukan?" respon Felix membuat Vanesa spontan memejamkan mata seraya menjilat bibir bawahnya dan meringis pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side | Felix ✓
Mystery / Thriller[Fin] [17+] Seorang pembunuh seharusnya mengorbankan mangsanya bukannya melindungi. ❝Siapa kau sebenarnya?❞ ﹂©nissaynut, 2020