Happy Reading!
Pagi hari pun tiba, matahari mulai menampakan sinarnya melalui celah-celah jendela kamar seorang gadis remaja yang masih terlelap dengan tenang di ranjangnya.
Tok tok tok
Vanesa, gadis itu langsung terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara ketukan pintu yang masuk ke dalam indra pendengarannya.
Tok tok
“Kak, Lami masuk ya!” Seru seorang anak kecil dari luar sana.
Vanesa melihat jam wekernya di atas nakas, masih pukul 5, pikirnya.
“Iya masuk aja, tapi aku mau mandi” ucap Vanesa.
Ia beranjak dari kasur lalu meraih handuknya kemudian berjalan keluar kamar dan menampilkan sosok gadis kecil yang tengah tersenyum ke arahnya.
“Kamu kok udah bangun?” Tanya Vanesa lembut sambil berjongkok di hadapan Lami.
“Gak tau, aku kebangun aja. Aku tidur lagi ya, tapi di kamar kakak” Vanesa pun mengangguk cepat sembari tersenyum hangat.
“Gih sana, nanti jam 8 kamu kan harus sekolah,”
Lami nyengir, lalu dengan cepat masuk ke dalam kamar Vanesa. Vanesa menggeleng-gelengkan kepala gemas melihat tingkah bocah 5 tahun itu.
Vanesa senang sekali dengan anak kecil, 10 tahun ia tinggal di panti yang terbilang sederhana ini, namun sangat banyak hal-hal besar yang membuatnya gembira lahir batin. Seperti mengajak bermain anak-anak, membuat lelucon lelucon konyol, bernyanyi bersama, dan masih banyak lagi.
Wendy Marnia, seorang pengasuh cantik juga memiliki suara yang bukan kaleng-kaleng. Masakan bunda Wendy sangat menggugah selera, apalagi saat beliau menghidangkan menu opor ayam, Vanesa sangat menyukainya begitupun yang lain.
Vanesa merupakan yang tertua di panti sehingga dia harus bisa bersikap dewasa layaknya seorang kakak kepada adik-adiknya.
Seusai mandi dan mengenakan seragam putih abu-abu serta jaketnya, Vanesa mengambil tas di kamarnya lalu beranjak ke ruang tengah dimana adik-adik kecilnya sudah bermain di sana dengan segala macam mainan.
“Loh? Adine sama Lucy kapan dibanguninnya? Jam segini udah pada main aja,” ucap Vanesa sembari tersenyum.
“Barusan, bangun sendiri mereka, pertama si Lucy abis itu baru Adine.” balas Wendy yang sedang sibuk menyiapkan sarapan, mata Vanesa seketika berbinar.
“Nah gitu dong pinter bisa bangun pagi sendiri, kan jadi gak capek bunda bangunin kalian terus setiap hari haha..” Wendy yang mendengar itu pun hanya tertawa pelan.
“Rambut kamu gak disisir? Itu poninya berantakan banget gak karuan,” ucap Wendy. Vanesa meraba-raba rambutnya lalu nyengir lebar.
“Oh iya lupa,” Vanesa segera mengambil sisir di atas kulkas lalu menyisir rambut lurus sebahunya dengan cepat, tak lupa menyisir bagian poninya yang sekarang sudah menutupi kening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side | Felix ✓
Mystery / Thriller[Fin] [17+] Seorang pembunuh seharusnya mengorbankan mangsanya bukannya melindungi. ❝Siapa kau sebenarnya?❞ ﹂©nissaynut, 2020