06

1.5K 252 31
                                    

Happy Reading!

‘Apa jangan-jangan dia ada kaitannya denganku? Tapi apa?’ batin Felix sambil mengusap-usap dagunya menggunakan jari telunjuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa jangan-jangan dia ada kaitannya denganku? Tapi apa?’ batin Felix sambil mengusap-usap dagunya menggunakan jari telunjuk.

Namun oknum yang dipikirkan sontak menoleh ke arahnya lalu beralih menatap buku tulis miliknya yang masih tertutup di atas meja.

“Kamu gak nyatet?” tanya Vanesa.

“Aku sudah mengerti.” balas Felix seraya menatap dalam manik mata Vanesa yang membuat gadis itu sedikit gugup.

“K-kamu kok ngeliatin aku gitu banget sih?” tanyanya, tak lama Felix merubah ekspresinya yang sebelumnya serius menjadi tersenyum teduh.

“Kamu cantik.”

Dar! Jantung Vanesa mendadak berdetak lebih cepat, suhu tubuhnya pun spontan memanas namun ia hanya bisa terdiam sembari memalingkan wajahnya ke arah lain untuk menghindari tatapan cowok itu yang sedari tadi tertuju padanya.

Felix aneh!’ Ucapnya dalam hati.

“Baik anak anak! Karena sebentar lagi bel istirahat akan berbunyi, jadi saya sudahi pelajaran kali ini tapi sebelumnya saya ingin memberikan tugas pada kalian, tugasnya dikerjakan secara berkelompok oleh teman sebangku, yaitu menyanyikan sebuah lagu bebas disertai dengan alat musik sebagi pengiringnya.” jelas sang guru Seni di depan kelas, bola matanya bergulir ke sana kemari menatap intens satu persatu anak murid yang berada di hadapannya.

“Alat musik yang digunakan juga bebas yang penting setiap kelompok harus memiliki satu alat musik, mengerti?”

“Mengerti paaak!”

“Apakah ada pertanyaan terkait tugas tersebut?” tanya beliau, namun beberapa detik kemudian ada satu siswi yang mengacungkan tangannya.

“Ditampilinnya kapan pak?”

“Minggu depan, kalian bisa memulai latihan dari sekarang atau nanti pas istirahat kalian berdiskusi sebentar pada teman sebangku.”

“Baik pak!”

“Oke, pelajaran kali ini saya akhiri, selamat berlatih semuanya!”

Bersamaan dengan kalimat penutup dari sang guru tersebut, seruan bel mulai berteriak keras seakan mengomando seluruh makhluk yang ada di sana untuk segera melepas penat.

Sementara itu, Vanesa sontak merotasikan tubuhnya ke arah pemuda di sebelahnya dengan wajah sumringah.

“Felix, kamu punya alat musik gak?” tanyanya yang membuat Felix spontan menoleh.

“Hanya gitar, ukulele, biola dan piano.” Vanesa sedikit menganga tak menyangka atas balasan Felix. Menurutnya yang disebutkannya tadi itu sudah lepas dari kategori sedikit, tetapi dia bilangnya 'hanya'.

Dark Side | Felix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang