09

1.3K 226 14
                                    

Happy Reading!

Pagi hari tepat pukul 5:45, Vanesa sudah berada di luar area pantinya alias dalam perjalanan menuju halte bis untuk segera ke sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari tepat pukul 5:45, Vanesa sudah berada di luar area pantinya alias dalam perjalanan menuju halte bis untuk segera ke sekolahnya. Meskipun terbilang sangat pagi, namun hal itu telah menjadi kebiasaannya setiap hari. Bahkan ketika libur, ia akan tetap bangun lebih awal.

Sesampainya di halte, seperti biasa Vanesa duduk di kursi panjang tersedia sembari menunggu bis sekolah datang. Akan tetapi, belum ada tiga menit ia terdiam, tiba-tiba motor metik merah berhenti tak jauh di depannya.

Sang pemilik motor tersebut kemudian membuka kaca helm yang menutupi area wajahnya lalu melihat ke arah Vanesa, gadis itu sedang duduk termenung seraya menunduk memandangi sepatu lusuhnya, sehingga tidak menyadari keberadan dirinya.

Akhirnya ia pun memutuskan untuk membuka seluruh helmnya yang mengisi kepalanya dan menggantungkannya di spion, kemudian ia turun dari motor dan menghampiri gadis itu.

Ia berdehem sejenak ketika sudah berdiri di hadapan Vanesa membuat gadis itu spontan mendongak dengan ekspresi terkejut.

"Felix?!" ujar Vanesa sembari bangkit dari duduknya.

"Kamu kok di sini sih?" tanya Vanesa bingung. Namun bukannya menjawab, lelaki itu hanya tersenyum tipis.

"Ayo berangkat bersama." ajak Felix kemudian, Vanesa mengerutkan dahi.

"Hah?"

"Aku bawa motor."

"Bawa motor?" tanyanya seraya celingukan di belakang tubuh Felix, "Yang itu?"

"Iya. Ayo cepatlah, sebelum telat." ucap Felix sembari meraih tangan Vanesa lalu menariknya hingga sampai di samping motornya.

Felix memakaikan satu helmnya ke kepala Vanesa terlebih dahulu sebelum memakai helm yang satu lagi ke kepalanya. Ya, ia sengaja membawa dua helm untuk dirinya dan Vanesa.

Setelah itu ia naik duluan di jok depan, sedangkan Vanesa masih terdiam.

"Tunggu apa lagi? Ayo naik." titahnya. Akan tetapi bukannya naik, Vanesa malah mengajukan sebuah pertanyaan yang sedari tadi tertanam di benaknya.

"Kamu kenapa tiba-tiba bawa motor?" mendengar itu, Felix tersenyum sambil menundukkan kepala kemudian beralih menatap Vanesa dengan tatapan lembut.

"Kemarin kamu bilang aku merasa direpotkan dan harus menaiki bis dua kali karena mengantarmu pulang sampai tujuan. Jadi aku bawa motor untuk mempermudah transportasinya."

"Jadi mulai sekarang kamu mau terus nganterin aku gitu?"

"Yah.. lebih tepatnya mengantar pergi pulang sekaligus." balas Felix, Vanesa sontak menganga lebar dengan mata terbelalak.

"T-tapi Lix—”

"Ssst, sudah naik saja." sela Felix, Vanesa yang berdiri di sebelahnya hanya mendengus kesal.

Dark Side | Felix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang