Epilog

5.6K 417 60
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Semilir angin bertiup terasa lebih dingin dari biasanya, mempertandakan musim hendak berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin bertiup terasa lebih dingin dari biasanya, mempertandakan musim hendak berganti. Sebuah keluarga yang diisi kedua orang tua dan dua malaikat kecilnya, berseragam gelap menyamperi rumah peristirahatan terakhir yang tampak indah. Mereka membersihkan sekiranya hal yang patut dibuang, kemudian memberi hadiah nan tadi telah dibawakan dalam bentuk bucket tulip putih. Menyenderkannya di tonggak nama pemilik rumah ini.

 Menyenderkannya di tonggak nama pemilik rumah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Hai, Kakak. Bagaimana kabarmu? Bagaimana indahnya surga? Aku yakin kau berada di tempat paling nyaman sekarang,'

'Lihatlah, Kak. David dan Jully sudah tampak besar ketimbang hari terakhir kami datang kemari untuk mengunjungimu. Kak, anak-anak kita memiliki pertumbuhan yang baik.'

Bela menatap bongkahan marmer yang menjadi bagian tubuh maupun kepala rumah ini. Diamatinya lamat-lamat dengan perasaan yang tak dapat terjabarkan. Ia bahagia bahwa telah berkunjung lagi kemari, sekaligus harus menahan nyerinya rasa rindu pada sosok yang sudah berbahagia jauh di sana.

Di depannya, James yang juga sudah dalam posisi jongkok, menundukkan kepala, menatap dengan perasaan yang sulit. Meski Bela tak melihat langsung bagaimana kedua bola mata kembar James menatap makam Victoria, namun Bela yakin, di sebalik kaca mata gelap yang James pakai, Bela mampu mengetahui jika pria tersebut juga pasti mengemban rasa pilu.

Second Wife (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang