11: Different

5.9K 728 91
                                    

Empat hari sudah berlalu sejak James pulang dari rumah sakit. Lelaki itu kini telah sehat seperti semula. Ia pun sudah bisa melakukan rutinitas biasanya, yakni selalu sibuk di kantor. James sungguh bebal saat dinasehati, meski Susan sendiri yang meminta agar ia tak perlu pergi ke kantor dulu sementara waktu hingga benar-benar sehat. Tapi tetap saja, anak lelaki itu amat keras kepala. Kemana lagi perginya sikap keras kepala Susan?

Ting.. Tong.. Ting.. Tong..

Bela dan Bibi Ahn tengah memasak di dapur, kompak melirik ke arah ruang tengah rumah saat mendengar bel pintu depan berbunyi. Baru saja Bibi Ahn akan beranjak membukakan pintu, Bela lebih dulu mencekal tangan wanita paruh baya itu.

"Biar aku saja, bi." ucapnya. Lalu berjalan untuk membukakan pintu depan.

Klek.

Seorang pria tinggi tampan tersenyum cerah yang ada di sebalik pintu. Bela cukup menghening sesaat setelah ia bersitatap dengan pria itu. Melanjutkan kembali senyumnya, pria itu membuka earphone di telinga.

"Maaf, ada yang bisa aku bantu?" tanya Bela pelan-pelan.

❅❅❅

"Aaa! William?!" pekik si gadis pirang, Amelia. "kapan kau sampai? Kenapa tak memberi tahuku? Astagaaa!!" girangnya, lalu menghambur dalam pelukan lelaki tadi.

Lelaki yang bernama William itu membalas pelukan Amelia. Ia bahkan mengusap punggung gadis tinggi itu.

Bela yang tak tahu apapun hanya mengernyit heran. Apa hubungan lelaki ini dengan keluarga Liam? Kenapa Amelia sepertinya begitu akrab dengannya?

"William?"

Seruan lain datang. Amelia, William, dan Bela kompak melirik ke arah seruan itu. Si pelaku yang tak lain adalah Susan.

"Bibi..."

Wiliam langsung beranjak dari tempatnya dan memeluk Susan yang ia sebut dengan panggilan 'bibi'. Susan tersenyum hangat saat membalas pelukan lelaki itu.

"Astaga, nak. Kenapa tak bilang jika ingin datang? Kan aku bisa meminta supir untuk menjemputmu di bandara."

"Tak apa, bibi.. aku kan ingin membuat ini sebagai kejutan." katanya sembari tersenyum nakal pada Susan. Susan hanya geleng-geleng kepala, setelahnya kembali memeluk pria itu sekilas lagi.

"Ayo istirahat. Kau pasti lelah. Perjalanan dari Australia ke sini pasti melelahkan bukan?"

Anggukan membenarkan diutarakan pria itu.

"HANDLY.." panggil Susan dengan nada lantang. Tak lama, seseorang yang dipanggil datang.

"Ya, nyonya?"

"Bawakan barang-barang William ke kamar." titahnya yang langsung dituruti oleh pelayan lelaki itu. Handly mengambil alih koper Wiliam dan juga bergegas pergi melaksanakan perintah.

"Amelia, antar William ke kamarnya."

"Baik bu."

❅❅❅

Klek.

"James?"

Lelaki yang disahuti tersenyum kecil seraya membuka sepatu dan kaos kaki miliknya. Bela berjalan menuju James. Tanpa diminta, ia membukakan dasi yang bersarang pada leher kemeja pria itu. James membiarkan.

"Kau ingin makan atau mandi dulu?"

"Mandi."

"Akanku panaskan makanannya dulu. Ingin dibawakan ke kamar atau ingin makan di dapur saja?"

Second Wife (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang