5: Step By Step

5.9K 734 42
                                    

❅❅❅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❅❅❅

"Pulanglah, kakak baik-baik saja di sini. Tolong kau sampaikan pada ibu, pesan yang baru saja kakak katakan. Mengerti?" Bela utarakan senyuman manis sebagai penunjang kalimatnya barusan.

Charlie masih tak rela meninggalkan sang kakak di tempat ini, dan ia ingin membawa kakaknya pulang saja. Tak ada kompromi untuk keadaan Bela. Apalagi, orang-orang di sini nampak menyeramkan semua.

Namun Charlie harus berpikir sekali lagi untuk itu, semenjak diperingati dan juga sudah diceritakan seluk beluk semuanya oleh Bela, ia perlahan mengerti.

Meski tak paham semuanya, setidaknya ia tahu dasarnya. Jika sang kakak memang sudah terperangkap di sini. Prihatin memang, namun ia juga bingung harus berlaku apa. Jika menarik Bela dan membawanya lari, rasanya akan percuma saja. Lima orang pria berpakaian gelap juga berbadan tegap ini tak kan membiarkannya mudah.

Mungkin berpikiran cerdas dan mencari ide lain nan matang bisa diusung lain kali. Yang terpenting sekarang, ia tahu keadaan Bela baik-baik saja.

"Kakak tolong jaga diri.. jika ada sesuatu, berusahalah untuk memberi tahuku segera, kakak masih ingat nomor telepon rumah?"

"Iya kakak akan melaporkan semuanya pada adik pemberani ini." balas Bela menenangkan Charlie. Dirinya sendiripun tak dapat berjanji banyak. Sebab, Susan selalu mengawasi. Bela tentu tak ingin wanita itu menghancurkan keluarganya.

Charlie tersenyum, setelah memeluk Bela lagi dengan dekapan yang tak kalah kuat dari awal tadi, akhirnya ia memutuskan untuk berpamitan pergi.

❅❅❅

Beberapa hari sudah berlalu, terhitung sudah 5 hari Bela tinggal di rumah ini, dan resmi menjadi istri James. Tepatnya istri kedua.

"Kabari aku segera setelah sampai."

Victoria tersenyum mengangguk. Bukannya tak mau menjawab dengan kata-kata lagi, hanya saja itu serupa dengan pertanyaan beberapa puluh detik lalu.

"Aku akan antar saja ke bandaranya sekalian."

Kali ini Victoria menggeleng. James mengerutkan bibirnya sedikit.

"Kau harus ke kantor kan? Ayolah James.. ini bukan kali pertama aku meninggalkanmu, bukan? Sama halnya, akupun akan kembali."

Meski sudah dijelaskan demikian, tetap saja pikiran James tak tenang. Entahlah, ini terjadi karna rasa bersalahnya yang masih mengental, atau memang sesuatu buruk akan terjadi. Perasaan James sungguh tak enak. Tapi semoga saja, kemungkinan pertamalah penyebabnya.

Cup.

Victoria menyambar bibir suaminya itu yang tampak melamun. Ia tersenyum tak berdosa saat James melirik.

Second Wife (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang