3: Let's Begin, New Life

5.9K 743 27
                                    

"APA?! MENIKAH?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA?! MENIKAH?!"

Amelia berteriak histeris saat Bela bercerita tadi. Baru saja Bela mendapat pesan dari Susan, jika pernikahan memang sudah diatur.

"Lia, tolong jangan membuat satu kampus heboh."

Amelia buru buru menutup mulutnya yang masih menganga lebar, tapi masih belum dengan matanya yang melotot.

Bela menarik nafas panjang, ia mulai menceritakan semuanya pada Amelia. Tak ada satu bagianpun yang terlewat, ia sungguh membutuhkan seseorang untuk berbagi, bahkan lucunya ibunya pun belum diberi tahu perihal ini. Bela terlalu takut untuk bercerita, ia merasa tak pandai merangkai kata yang tepat. Terlebih ia takut akan respons ibunya nanti. Bela tak ingin membuat sang itu drop lagi.

Amelia menghapus area sekitar pelupuk matanya yang sedikit basah. Ia merasa ikut merasakan kesulitan yang sahabatnya alami.

"Ah, mungkin kau tak harus menerima paksaan menikah itu. Aku akan coba bicara pada ibuku, mungkin dia bisa membantu."

Bela tersenyum hangat mendengar kalimat prihatin Amelia, rasanya bersyukur mendapat sahabat yang peduli seperti gadis ini.

"Tidak perlu repot, Lia. Akupun sudah terlibat janji dan kontrak dengan wanita itu, aku sungguh baik-baik saja."

Amelia menekuk wajahnya, ia membawa Bela dalam pelukan. Ia merasa tak berguna menjadi seorang sahabat yang tak bisa meringankan beban sahabatnya.

"Jadi kau akan menerimanya?"

Bela tersenyum dan mengangguk yakin, percayalah ia masih berupaya membuat jiwa yang gentar itu agar percaya jika semuanya akan baik-baik saja.

❅❅❅

"Tunggu, tunggu.." Amelia membawa pikirannya berkelana, baru saja sang ibu membahas tentang rencana pernikahan kedua untuk kakaknya.

Semua tatapan orang di meja makan tertuju padanya. Hanya ada ibunya dan James. Sedangkan Victoria katanya ada urusan keluar.

"Ada apa, Amelia?" Susan bertanya cukup datar dan seperti biasa, raut wajahnya selalu dingin.

"Siapa? Siapa ibu bilang calonnya?"

"Nama gadis itu, Isabela Wilson." ulang Susan untuk kalimatnya tadi.

Amelia tambah dibuatnya mengerjap tak menyangka. Apakah yang dimaksud itu Bela sahabatnya? Mengingat namanya memang persis sama.

"Kau mengenalnya?——ah iya, orangku bilang dia berkuliah di kampusmu juga."

Astaga, apa ini? Benarkah dugaan Amelia. Apa gemuruh di dalam otaknya benar adanya? Apakah keluarga yang Bela ceritakan waktu itu adalah keluarganya? Dan apakah gadis yang dibilang ibunya adalah Bela? Yaampun, Amelia bisa gila dengan pikirannya!

Second Wife (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang