Hujan sudah reda, Bela tak perlu berlari dari halte menuju rumah karena takut basah. Gadis itu bersenandung disela jalannya. Hobi bernyanyi Amelia sepertinya menular pada Bela. Lihat saja, sekarang ia tengah bernyanyi lagu yang sering Amelia nyanyikan.
"Oh baby, why don't you just meet me in the middle? Im losing my mind just a little.. So why don't you just meet me in the middle? In the middle."
Sepenggal kalimat itu yang ia rasa fasih untuk diucapkan. Amelia memang paling sering menyanyikan bait itu dengan nada kencang dan tangan di depan mulut layaknya mic, seolah sedang konser.
"Nyonya, aku mohon, jangan lakukan ini pada rakyat kecil seperti kami. Dengan berbaik hati sedikit mengenai lahan ini, aku yakin kau tak akan kehilangan seberapa."
Senandung nyanyian Bela berhenti total saat ia memijaki teras rumah. Pintu rumah terbuka lebar dan menampilkan sang ibu tengah berbincang dengan seorang wanita asing. Dahi Bela berkerut setelah mendengar semacam kalimat memohon dari ibunya kepada wanita itu.
"Maaf aku, Nyonya Margareth. Tapi, sekecil apapun kerugian tetaplah kerugian. Tanah ini sudah aku beli atas namaku, dan kalian tak punya hak lagi untuk tinggal di sini." sarkas wanita itu dengan nada dinginnya.
"Tolonglah Nyonya Susan. Akan aku bawa kemana anak-anak yang tinggal di sini? Jika tidak mengasihaniku, kasihanilah mereka."
Wanita itu tampak menghening sebentar, ia sungguh sensitif dengan sesuatu yang berhubungan dengan anak-anak. Ia tahu jelas bagaimana rasanya membesarkan dua orang anak tanpa sosok suami.
"Ibu?"
Dua atensi dari ruang tamu mengarah pada gadis yang baru saja datang. Dengan menggigit bibir bawahnya, Bela berjalan mendekat ke arah sang ibu dan wanita asing tadi. Entah kenapa, tatapan wanita itu amat tajam dan menghunus pertahanan keberaniannya. Membuat Bela hanya mampu menundukkan pandangan.
"Ini anakmu?" tanyanya dingin. Entah mengapa, raut wajahnya seolah tertarik setelah kehadiran Bela.
Bela dan Margareth saling melirik, sebelum Margareth yang lebih dulu mengangguk membenarkan. "Iya, Nyonya.
Secarik senyuman miring keluar dari bibir wanita asing itu, "Hmmn, bagaimana jika kita membuat kesepakatan?" senyuman entah berarti apa terukir di bibirnya.
"Kesepakatan?"
Lagi-lagi sebelah sudut bibir wanita itu terangkat, Bela bahkan tak mampu mengangkat pandangan karena tatapan yang ia rasa seram itu.
"Nikahkan putrimu ini dengan putraku, setelah itu barulah tanah ini akan aku kembalikan, bahkan aku akan jadi donatur tetap untuk yayasanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Wife (√)
RomanceBela mau tak mau harus menikah demi membalas budi orang yang selama ini menjaganya. Ini tak akan begitu rumit jika saja yang harus dinikahinya bukan suami orang. TOTAL BAB: 1-46 ©Start, 01 Januari 2020 ©End, 31 Desember 2020 Rank: ❅1 in vsoo: 17 Feb...