EMPAT

549 121 87
                                    

hiks yang vote dikit:(
//cedih

35 vote buat next chap, oke? kecapai 35 langsung aku gas update 🙈

*

Suasana canggung melanda keduanya.

Taehyung yang merasa kesal dan tidak mau bicara, Tzuyu yang merasa tidak enak karena telah membuat setengah wajah Taehyung bonyok.

Dia khilaf mengatur kekuatan fisiknya ketika membogem wajah tengil Pak Bos.

Tzuyu sedikit melirik ke arah Taehyung yang masih meringis memegangi wajah kirinya, terdapat lebam berwarna biru keunguan dan sedikit memar.

"Apa kamu liat-liat? Udah puas bikin muka saya penyok?" Ketus Taehyung, dia mendengus.

Tzuyu membela diri sendiri, "Lagian siapa yang buat emosi duluan? Pak Bos kan?"

Pria itu mengibaskan tanganya, "Udah, lupain. Panggil aja pake nama, nggak usah terlalu formal. Cepet obati lebamnya."

Tzuyu mengangguk, tanganya dengan terampil membasuh luka memar disudut mata dan bibir Taehyung. Wajah keduanya hanya berjarak 5cm, beberapa anak rambut Tzuyu menari-nari didahinya tertiup hembusan nafas hangat Taehyung.

"Tzu..."

"Hm?"

"Bisa kita akur untuk beberapa waktu kedepan?"

Nada Taehyung yang cukup serius membuat gerakan tangan Tzuyu berhenti, dia mendongak membuat kedua ujung hidung mereka bergesekan sekejap.

Wanita itu beringsut mundur sedikit, lengannya dicekal dan ditarik kedepan, tubuhnya masuk kedalam dekapan Taehyung yang hangat. Dia bisa mencium aroma unik perpaduan himalayan tea dan barenia leather yang begitu maskulin.

"Pak?"

"Panggil nama."

"Taehyung."

Yang dipanggil menepuk kepala Tzuyu pelan, "Heh! Kamu lebih muda, nggak sopan cuma manggil pake nama."

"Oke, Oke. Mas Taehyung, lepasin. Ini nggak baik peluk-peluk sembarangan."

Taehyung menggeleng, dagunya yang lancip ia daratnya dipuncak kepala Tzuyu, dia berkata dengan suara pelan dan lembut, "Kamu tau? Aku udah nganggep kamu sebagai adek sendiri, cuman kamu satu-satunya yang bisa mahamin semua sifat aku setelah bertahun-tahun kita kerja bareng. Aku boleh minta sesuatu?"

Tzuyu menyandarkan kepalanya dengan santai didada Taehyung, pria ini sudah masuk fase abang able yang pasti tidak akan dia tolak. Jarang-jarang Pak Bos masuk fase serius, cool able.

"Boleh, asal jangan minta aneh-aneh."

"Jangan pergi, aku nggak mau lagi kehilangan orang yang bisa mahamin aku."

Tubuh Tzuyu kaku sebentar lalu melepaskan diri dari pelukan Taehyung, keduanya beradu tatap. Cahaya senja yang redup memasuki celah dari jendela apartement dan menyinari wajah tampan milik Taehyung.

Tzuyu bisa melihat guratan halus di kening, ujung mata yang sedikit memerah, bibir bergetar, dan tanganya dicekal begitu erat.

Kini Tzuyu tau apa menganggu pikiran Taehyung, dia bertanya, "Traumanya Mas kambuh?"

"Iya. Akhir-akhir ini susah tidur, aku takut kamu juga pergi," Suara yang biasanya terdengar tengil dan menjengkelkan berubah menjadi lirihan parau.

Dia takut kehilangan, hal yang paling dia benci didunia ini adalah kehilangan orang-orang yang memahamimu dan mengerti bagaimana sifatmu, bagaimana menghadapimu, dan bagaimana membuatmu merasa selalu tenang ketika berada disekitarnya.

Taehyung kehilangan itu semua, setelah Tzuyu menjadi sekretarisnya, dia mulai terbuka karena sifat Tzuyu yang berhasil membuatnya nyaman. Segala hal yang dia rahasiakan dari dunia luar telah dia ungkap didepan Tzuyu, wanita yang disayanginya seperti adik kandung sendiri.

"Mas mending mandi terus tidur, istirahat di apartement aku aja gapapa. Jangan difikirin lagi, aku disini, kapanpun Mas butuh jangan sungkan buat ngubungin aku."

Tzuyu tersenyum lembut dan mengusap punggung Taehyung yang masih terlapisi kemeja kerja. Keduanya hanya diam, yang satu mencoba menenangkan dan yang satu mencoba mencari ketenangan.

Taehyung dan Tzuyu selalu terlihat seperti Bos galak dan Sekretaris preman jika berada di kawasan kantor, namun di dunia mereka sendiri, keduanya bagai saudara yang saling memahami dengan sedikit pertikaian kecil.

Saling mempercayai dalam berbagi masalah.

Ponsel Tzuyu berdering.

"Halo?"

"Sayang, kamu di apartement? Aku mau kesana, kita perlu bicara. Aku juga bawain martabak coklat kesukaan kamu."

"Nggak perlu di bicarain, lagian juga hubungan kita udah kelar jadi jangan ganggu aku lagi."

Tzuyu memutus sambungan telefon sepihak, membanting ponselnya disofa lain lalu bersandar dipunggung sofa tempat dia duduk.

"Mantan kamu itu?" Tanya Taehyung penasaran saat melihat raut muka jelek Tzuyu.

"Hm, masih aja minta ketemuan."

"Tinggalin aja pria kayak dia, suka main banyak cewek, cantik sana ditarik cantik sini ditarik. Bisa-bisa dipoligami kamu nanti."

"Tau darimana?"

"Setengil-tengilnya aku sama kamu, aku tetep khawatir sama kamu. Akhir-akhir ini aku nyewa mata-mata khusus buat ngintai mantan kamu, ternyata dia suka main cewek. Dia nggak baik buat kamu. Aku nyuruh kamu mutusin mantan kamu bukan cuma karena aku pengen kamu fokus buat cemburu mantan aku nanti, tapi juga karena alesan itu,"

Tzuyu tersenyum simpul, tidak ada yang bisa dia sembunyikan dengan baik didepan Taehyung. Dia berbohong jika dia dan mantanya saling mencintai karena dia tau, pria itu sensitif jika ada yang berani menyakitinya.

Contohnya kekasihnya yang sebelumnya, babak belur dengan tulang rusuk patah dan tulang hidung bengkok, jangan tanya siapa yang melakukanya, jika bukan Taehyung siapa lagi?

Pria itu memukul kekasih terdahulunya tanpa ampun saat dia tau jika kekasihnya dulu ingin berbuat cabul dan tidak senonoh pada dirinya.

"Mas paling pinter jaga aku, sana mandi. Kamar tamu biar aku rapiin dulu."

"Tzu..."

"Apa?" Tzuyu yang sudah berdiri sedikit menoleh kesamping menatap wajah Taehyung yang diliputi cahaya senja secara utuh.

"Sebenernya aku juga serius mau pacaran sama kamu, jadi, apa kamu mau buat kisah cinta tentang kita untuk kedepanya?" Kata-kata tegas dan kokoh keluar dari bibir Taehyung, ekspresinya tajam tanpa keraguan ketika berkata.

Tzuyu sedikit gugup, semburat merah tanpa sadar merambat dengan malu-malu dipipi dan telinganya memberi sentuhan kecantikan polos yang sulit dijamah.

"A-aku..."

"BWAHAHAHAHAH! TAPI BOONG!" Taehyung tertawa terbahak-bahak dan melemparkan bantal sofa tepat diwajah Tzuyu.

Terkena perangkap kibulan Taehyung yang entah keberapa membuat Tzuyu masih emosi, dengan kasar dia menampar sisi wajah Taehyung yang memar.

Memukul tanpa belas kasih.

Plak!

"ADUH!"

"Mampus! Rasain!" Cibir Tzuyu, matanya menyipit dengan tajam, berkacak pinggang dan menendang lutut Taehyung sebelum pergi ke kamar tamu untuk bersih-bersih.

"TZUYU!" Teriak Taehyung kesal, dia menutupi sisi wajahnya yang ditampar, merintih dan merengek seperti bayi kala merasakan panas di memarnya.

"APA TERIAK-TERIAK?"

"BESOK AKU JUAL KAMU DI SHOPEE!"

"BOGEM KIRI LANGSUNG MATI APA BOGEM KANAN LANGSUNG PENANGANAN?"

"BOGEM KIRI! BESOKNYA KAMU LANGSUNG AKU JADIIN ISTRI!"

"MANA SEMPAT KEBURU KAWIN LARI SAMA JI CHANGWOOK!"

Taehyung mendongak, mengerutkan kening dengan jari mengusap dagu, "Sejak kapan Tzuyu suka om-om?"

[Taetzu] Make a Love Story With : Mr. KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang