SEMBILAN

406 95 67
                                    

hi! sekali lagi aku telat update mian bangettt, kalau aku telat update berarti aku sedang fokus pada real life dan jarang bisa fokus nulis di dunia orange.

maaf juga ga bisa bales komenan kalian, tapi tetep, aku selalu seneng dan antusias kalau cek notif dan kalian ramein part-part di ff ini.

so, thank you so much dear❤❤❤

-

"Pak bangun!" Jari telunjuknya yang ramping nan putih menusuk puncak kepala Taehyung beruang kali, yang di tusuk seperti manusia kayu, tidak menunjukan ciri kehidupan selain hembusan nafas hangat yang menerpa disekitar leher Tzuyu.

Jam menunjukan pukul 04.00 subuh.

Jika dia tidak segera pergi dari kantor maka gosip akan beredar lebih parah lagi, tidak, dia sudah pening dengan gosipan ngalor-ngidul tentang dirinya dan Kim Taehyung.

Dengan sedikit kesal, dia mengigit telinga Taehyung keras tanpa belas kasihan, biarkan pria ini merasakan sakit yang dalam hingga terbangun.

"Aw... Aw... Aw... Aw...!!!" Taehyung meringis, segera bangkit, jemarinya mengusap sebelah telinganya yang baru saja di gigit oleh sesuatu. Meninggalkan rasa perih dan ngilu tak tertahankan. Dia merasa jika telinganya sepertinya berdarah.

Taehyung menyapu fokus tatapnya pada Tzuyu, satu-satunya orang yang cocok di sebut pelaku tindak penganiayaan terhadap telinga tampannya yang berkelas dengan nilai tinggi jika di buatkan kios 'Free gigit, sekali gigit bayar 1 juta'. Bisa di pastikan banyak wanita penggoda berjejer rapi di depan kios, Kim Taehyung akan menjadi semakin kaya raya.

Tzuyu juga merasakan tatapan sengit Taehyung, dia menjadi tidak fokus meluruskan piyama kusutnya yang begitu jelek, "Apa? Mau protes? Minta biaya penalangan? Sini, tak tendang gundulmu. Masih mending aku nggak minta kompensasi piyama mahal aku yang rusak sama kena ilernya Mas Taehyung!"

Sial! Apa benar dia bahkan ngiler? Dia bisa kehilangan muka!

Taehyung mengusap area sekitar bibirnya, mencoba mencari jejak bekas liur yang pasti sudah mengering. Dia menemukanya, dengan sedikit enggan dia berdehem dan mengibaskan tangannya, "Nggak usah heboh, nanti Mas beliin sama tokonya sekalian. Jangan masang tampang kayak gitu, harga diri uang-uang yang Mas simpen di Bank nanti pada nangis."

"Hng!" Tzuyu mendengus kesal. Tidak mengidahkan ocehan menyebalkan Taehyung lebih lanjut.

Dia berdiri membuat Taehyung mendongak, memegang tangan kirinya yang membuatnya terpaksa berhenti. Mata kucingnya merunduk menatap Taehyung dengki, ingin mencekik pria ini sampai mati jika pembunuhan di anggap sedekah karena dapat mengurangi popularitas manusia pendosa di bumi ini.

"Apa lagi?!"

"Kaki Mas keram, gendong dong."

"Matamu! Yang di lendotin siapa, yang di tindih siapa, yang keram siapa! Lepasin! Aku mau balik, hari ini full sama jadwal rapat, ada berkas yang belum beres!"

Sedikit enggan, Taehyung melepas genggaman tangannya pada telapak tangan Tzuyu yang terasa pas dalam genggamannya, dia lalu merunduk seperti anak kecil malang yang mainan favoritnya baru saja di rampas oleh preman komplek yang masih mengedot susu.

"Bagus, murungin lagi mukanya. Biar jeleknya nambah." Setelah itu Tzuyu berlalu pergi, meninggalkan ruangan Taehyung tergesa-gesa.

Taehyung bersandar nyaman di dinding, tidak perduli dengan keadaannya yang begitu kacau. Senyum simpul terbit, matanya menyipit membentuk bulan sabit yang terlihat menawan, tidak masalah jika Tzuyu tidak bisa begitu dekat dengan dirinya.

[Taetzu] Make a Love Story With : Mr. KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang