DUAPULUH SATU

303 66 30
                                    

karena terlambat, hari ini ak double up. Sesuai yang udah ak infokan di papan pesan pengumuman akun profil, mulai minggu depan aku sangat jarang bisa nulis di dunia orange. Mendahulukan real life dulu.

Bukan hiatus ya, cuman jarang update. Jadi jadwal semua cerita sudah tidak berlaku mulai minggu depan. Update nya acak, tergantung ff mana yang paling ditunggu pembaca.

-

"Lo, oke?" Nayeon datang dari belakang, mengambil tempat duduk di samping kiri Tzuyu. Meletakan nampan berisi makan siang ke atas meja, kemudian menatap temannya penuh tanda tanya. "Perasaan kemaren belanja bareng masih happy happy aja, nape lu?"

"Enggak."

"Mikirin utang ya, lu? Ngaku!"

Tzuyu mengeluarkan black card dari selempang kecil berwarna hitam selaras dengan kemeja yang dia gunakan, menyodorkan tepat di depan wajah Nayeon membuat wanita itu tercekik oleh kenyataan sampai mati.

Ingin sekali Nayeon mengumpat, dia urung, "Untung gue lagi mencoba tahan ngumpat selama satu hari," paparnya.

"Hm."

Mendengar deheman singkat Tzuyu, sendok berisi nasi dan suiran daging ayam goreng berhenti di udara, tidak jadi masuk ke dalam mulut Nayeon kala wanita itu mengembalikan sendoknya ke atas piring. Dia bertanya serius, "Lo kenapa, sih? Cerita aja, ada apa? Siapa tau gue bisa bantu, nggak ada guna mendem masalah sendirian. Gue tahu lo terbiasa mendem masalah sendirian dan sungkan ngerepotin orang dari dulu. Tapi kalau otak lo udah nggak sanggup, bagi-bagi ke gue napa dah? Mumpung berhari-hari ini gue belum setres."

Tzuyu menusuk potongan kentang rebus tidak minat menggunakan garpu, memasukan ke dalam mulut lalu mengunyah pelan. Tangannya bertopang dagu, menghembuskan nafas lelah, "Pak Daehyung ngajak kawin."

"Hah? Kawin? Kawin gini?" Tangan Nayeon memperlihatkan sesuatu yang sebenarnya tidak pantas untuk di lakukan oleh wanita. Ada apa dengan membuat lubang menggunakan jarinya?!

Tzuyu menendang betis Nayeon, mengundang ringisan sang korban.

"Aduh, kok di tendang betis gue?!" Protesnya.

"Lagian tangannya rusuh banget, gak sopan! Maksut gue nikah bukan kawin gitu, ya kali Pak Daehyung ngajak kayak begitu."

Nayeon mengedikan bahu, "Ya....... siapa tahu kan? Eh, bentar, kok bisa dia ngajak lo nikah dadakan kayak gitu?"

"Tebakan gue bener, Pak Daehyung yang ngebuat investor dan mitra kita kabur. Dia bakal balikin semua investor dan mitra perusahaan kita asal gue mau nikah sama dia dan ninggalin Pak Bos." Tzuyu merengek, "Gimana nih?"

"Maap ya, maaf banget ini, maaaaaafffff banget, minta maaf sebesar-besarnya ini yak. Terima aja Pak Daehyung." Usul Nayeon. Tidak memperhatikan perubahan raut wajah Tzuyu menjadi semakin kesal dan tidak sedap untuk di lihat.

"Ini gue minta saran caranya bisa lepas dari Pak Daehyung! Bukan minta saran yang malah nyuruh gue nikah sama Pak Daehyung!" Keluh Tzuyu. Suaranya tidak terlalu keras karena takut ada beberapa karyawan yang bisa mendengar. Apalagi jika Mina mendengar ini, bisa-bisa gosip aneh-aneh menyebar sangat cepat dalam satu perusahaan.

"Huh," Nayeon mendesah gemas, meletakan sendok dan menelan kunyahan suapan keduanya. "Gini ya Tzuyu, sayangku cintaku alam semestaku. Pak Taehyung masih ada tanggungan si Sana-Sana itu belum lagi kemarin gue lihat ada cewek lain tiba-tiba gandeng Pak Bos di parkiran. Bukannya harusnya dia nganterin lo pulang?"

Ah, ini. Dia menceritakan masalah mengenai Sana kepada Nayeon. Tapi untuk Irene, dia tidak bisa menceritakannya karena ini adalah rahasia dari Kim Taehyung. Setelah Irene kembali ke Indonesia, waktu untuk di habiskan berdua secara romantis antara dirinya dan Taehyung memang sangat minim.

[Taetzu] Make a Love Story With : Mr. KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang