Keenan duduk di salah satu kursi di sebuah restaurant yang tak jauh dari kursi Clary dan Orion duduk. Setelah selesai memesan makanan, suasana Clary dan Orion cukup canggung. Wajahnya mengeras, seperti menahan marah, sedangkan Clary masih terlihat santai.
"Kamu kenapa? Kayak ada yang mau di omongin?" tanya Clary membuka pertanyaan.
Orion masih berpikir keras, dia marah karena Clary yang membuat Sarah menangis, tetapi Orion tidak lupa juga perlakuan Clary yang sangat baik padanya.
Orion menghela nafas kasar, "Clary, jujur kamu sangat baik memperlakukan aku selama ini," Orion mengontrol nada suaranya, "tapi aku masih sayang sama ex aku."
Ekspresi Clary di luar dugaan Orion. Dia terlihat tenang dan tersenyum. "Aku tau."
"Jadi, Clary, aku rasa hubungan kita gak bisa di lanjutin. Tapi kita bisa jadi temen."
Clary tersenyum. "Oke."
"Cuma itu?"
"Kamu mau aku jawab apa? Atau aku harus nangis-nangis?"
"Don't!"
"Aku bahkan tau siapa orangnya, dan mungkin cukup tau apa sebabnya."
"Sorry, Cla."
"It's okay.
"Aku udah gak mood makan, aku pergi ya, Cla, sorry."
Clary tersenyum, "Aku pesen makan bukan untuk kamu, Yon,"
Orion mengerutkan kening, tidak mengerti apa maksud Clary barusan. Dia tersenyum, mungkin Clary bicara seperti itu untuk menutupi rasa malunya, namun semua terjawab ketika Keenan tiba-tiba duduk di depan Clary, tempat Orion duduk sebelumnya.
"Sorry, Bro, pesanannya buat gue. Lo udah selesai kan?"
Orion melihat Clary yang masih santai, "Sorry, Yon." ucapnya, membuat Orion malu. Tanpa kata, dia pergi dari tempat itu.
"Are you okay, Hon?" tanya Keenan lembut.
Clary tersenyum, "Sure!"
Keenan mengingat kata-kata Clary di mobil barusan bahwa sepertinya Orion akan memutuskan hubungan dengan Clary. Karena nada bicara Orion seperti sedang menahan sesuatu dan Clary merasakannya. Jadi, Clary meminta Keenan untuk tidak meninggalkannya.
Tak lama pesanan pun datang. Clary tidak bohong, pesanannya memang untuk Keenan, makanan yang datang adalah makanan kesukaan Keenan. Keenan lega, setidaknya Clary tidak terlalu kehilangan. Keenan sempat khawatir karena Clary menjalani hubungan dengan seseorang lebih dari dua bulan, takut Clary akan serius jatuh cinta dengan pria model Orion.
"Masih selera makan?"
"Kenapa harus gak selera?"
"Abis ini mau belanja? On me!"
Clary tersenyum, "Dasar si anak sultan."
Keenan mengelus rambut Clary dengan lembut. Karena apapun akan dia lakukan untuk membuat Clary bahagia. Clary malah memesan satu menu kesukaan Darwyn untuk di bungkus, dan memintanya untuk menemaninya ke tempat lokasi syuting Darwyn. Apapun yang diminta Clary, Keenan tidak dapat menolak. Apapun.
* * *
"CUT!!!" teriak sang sutradara.
Darwyn memberi isyarat kepada managernya untuk mengambilkan sebotol minum untuknya, sementara Darwyn mendekati sang sutradara untuk melihat hasil aktingnya barusan.
"Tengkyu, Cel," ucap Darwyn sambil menerima botol minum tanpa melihat siapa yang memberinya dan kaget karena yang memberi botol minum itu adalah Clary. "Cla?!"
Sang sutradara ikut menoleh dan melempar senyum untuk Clary. Sedikit banyak sang sutradara mengenal perempuan bernama Clary itu. Clary membalas senyuman sang sutradara.
"Lo kesini sama siapa, Dear?"
"Sama Keenan."
"Mana si Mony*t?"
"Lagi tidur di mobil, capek banget kayaknya."
Darwyn tiba-tiba memeluk Clary, para kru cukup terkejut melihatnya. Yang mereka tahu, Darwyn berpacaran dengan Sarah, tapi masih bisa memeluk perempuan lain di tempat ramai.
"Butuh recharge." katanya.Clary mengerti. Dia hanya menerima pelukan Darwyn dan memeluknya kembali. Selama satu menit, Darwyn melepaskan pelukannya.
"Lo lama gak disini?"
"Kenapa?"
"Minta tungguin, gue beres-beres dulu."
"Syutingnya udah selesai?"
"Udah kok! Bentar ya, Hon!"
Clary mengangguk. Selama Darwyn meninggalkannya, Clary hanya melihat para kru yang sibuk membereskan atribut syuting.
Marcel, manager Darwyn, memberikan botol untuk Clary.
"Thanks, Cel,"
"Oke, Cla. Thanks juga karena udah dateng."
Clary tertawa mendengar ucapan terima kasih Marcel itu. Pasti karena hari ini suasana hati Darwyn sedang tidak baik, dan Marcel menjadi salah satu kandidat pelampiasan amarah Darwyn saat sedang lelah.
"Kali ini kenapa lagi tuh anak?"
"Gak tau, Cla, mungkin lo tau?"
Clary menggeleng pertanda tidak tahu. Tak lama kemudian Darwyn kembali, menggandeng tangan Clary dan pergi dari itu setelah pamit pada Marcel.
"Si Mony*t beneran tidur!" ucap Darwyn ketika melihat Keenan benar-benar tertidur.
Clary mengetuk kata mobil Keenan dengan lembut. Tidak mendapat respon, akhirnya Clary membuka pintu mobilnya dan membangunkan Keenan dengan lembut.
"Gue aja yang nyetir."
"Sorry, Hon, gue ngantuk banget dari pagi udah nyamperin lo."
Clary mengacak rambut Keenan lembut, "Makasih ya waktu luangnya."
"Pindah belakang lo, Ny*t, biar gue yang nyetir!" Darwyn menawarkan diri.
Demi kebaikan bersama, mereka mengalah. Akhirnya Darwyn mengambil alih kemudi, Clary duduk di kursi penumpang depan dan Keenan melanjutkan tidurnya di belakang.
"Mau kemana, Princess?"
"Karokean di rumah lo?"
"Oke. Kita ke rumah gue."
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARY
Teen Fiction"Clary, aku rasa kita harus putus. Aku suka sama orang lain." Harga diri Clary terluka. Apa yang selanjutnya terjadi?