Sepertinya keadaan kantor hari ini cukup tenang. Tidak ada rapat, tidak ada dokumen-dokumen yang perlu di tanda tangani, tidak ada gosip baru terkait sahabatnya, tidak ada berita aneh mengenai Keenan, semuanya begitu tenang. Sampai pagi menjelang siang, saat Clary membaca ulang tentang kontrak kerja perusahaannya dengan Brian, terdengar ribut-ribut di luar.
Clary sampai bangkit dari duduknya dan keluar mencari sumber keributan yang disebabkan oleh sosok perempuan manis yang tidak asing menurutnya.
"Maaf, Bu Clary, tapi dia sebelumnya belum membuat janji, tapi tetap memaksa." ucap Mauren.
"Gak apa-apa, Mau." ucap Clary, dia mempersilahkan perempuan itu masuk dan duduk di sofanya.
"Maaf sebelumnya udah membuat keributan di kantor kamu." ucap perempuan itu yang adalah Nadia.
"Gak apa-apa. To the point aja, Nad."
"Ada hubungan apa kamu sama Keenan?"
Clary mengerutkan kening. Karena tiba-tiba saja Nadia datang, tanpa diundang, memaksa bertemu meski sudah di halangi oleh Mauren, dan sekarang malah bertanya hal yang tidak penting menurutnya. Tapi Clary sendiri sepertinya paham kemana arah pembicaraan mereka. Dia tersenyum.
"Gue rasa lo tau hubungan gue dan Keenan."
"Aku gak begitu tau."
Clary tersenyum, wajahnya tenang, "Lo maunya gue ada hubungan apa sama Keenan?"
"Apapun itu, tinggalin Keenan!"
Clary tertawa kecil, "Lo siapa, Nad? Lo gak berhak ngatur-ngatur gue dan Keenan."
"Aku hamil! Anak Keenan!"
Clary melirik perut Nadia. Dia benar-benar mempercayai sahabatnya itu. Kalau pun Nadia benar-benar hamil, pasti bukan Keenan.
"Wow! Seriously?"
"Mungkin kamu pikir aku asal bicara. Tapi aku punya bukti kalo aku hamil."
"Bukti hamil anak Keenan?"
Nadia terdiam. Sejujurnya dia tahu siapa ayah dari anak yang sedang di kandungnya.
"Nad, kalo lo hamil anak Keenan, lo salah kalo dateng kesini. Lo harusnya datengin Keenan."
"Aku kesini cuma minta kamu jauhin Keenan. Kalian udah gak bisa kayak dulu. Bahkan Keenan udah ngasih aku uang yang banyak untuk ngelamar aku."
Clary makin ingin tertawa di buat Nadia. "Waaaah, tingkat halu lo itu, luar biasa, Nad! Salut gue!"
"Terserah kamu mau percaya atau engga! Yang jelas, aku gak suka kalo Keenan deket-deket sama kamu lagi."
"Baik. Setelah Keenan liat itu." jawab Clary sambil menunjuk cctv tersembunyi yang terpasang di ruangan Clary.
Nadia terlihat panik. Menatap Clary benci, dan tanpa pamit keluar begitu saja dari ruangan Clary.
Clary menghela nafas kasar, dia pikir hari ini benar-benar hari yang tenang, ternyata tidak ada yang tenang di dalam hidupnya.
Clary mengambil handphonenya dan menelepon Keenan, tidak di angkat. Akhirnya Clary mengirim pesan, meminta Keenan untuk datang ke kantornya, membereskan kekacauan yang dia buat.
* * *
Keenan sudah benar-benar muak berhubungan dengan Nadia dan Lucas. Dia benar-benar marah pada kedua orang itu. Dia sudah menyusun rencana untuk membongkar semua skandal ini. Bahkan Keenan mengajak Clary untuk menunjukan tontonan menarik.
Mereka sampai duluan, tak lama kemudian, seorang perempuan manis, berpakaian modis, terlihat bingung, pandangannya menyapu ruangan kafe itu, mencari seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARY
Teen Fiction"Clary, aku rasa kita harus putus. Aku suka sama orang lain." Harga diri Clary terluka. Apa yang selanjutnya terjadi?