Fourteen

2K 137 4
                                    

Sudah seharian ini, Keenan tidak berhasil mencari Clary, baik di kantor ataupun di rumah. Keenan juga tidak dapat menghubungi Darwyn.

Apa mereka semarah itu melihatnya bersama Firly? Haruskah mereka hanya melihat satu sudut pandang saja?

Keenan menelepon seseorang, "Cari Clary sampe ketemu!"

Keenan sudah tidak fokus kerja. Baginya, Clary yang terpenting. Dia tidak bisa kehilangan Clary begitu saja.

Beberapa jam kemudian, Keenan mendapat kabar kalau Clary sedang ada di Bali karena urusan pekerjaan. Dan saat itu juga, Keenan berangkat ke Bali.

* * *

Clary berjalan ke sebuah restaurant yang terletak di Uluwatu. Tampak cantik dengan balutan dress modis berwarna putih. Rambutnya yang dibiarkan terurai itu berkibar tersentuh angin.

Setelah menuju ke kawasan VIP, Clary melihat seorang pria tampan dengan pakaian casualnya. Pria yang sedang terlihat santai itu bangkit, lalu tersenyum.

"Cla?"

Clary tersenyum. Benar kata Papa, Mario ini tampan. Portur tubuhnya proporsional, terlihat sangat menjaga badan.

"Apa kabar, Yo?"

Sebelum bertemu dengan Clary, Mario sedikit banyak mencari tahu tentang perempuan itu. Dan cukup terkejut karena Clary bisa ramah seperti ini. Mungkin karena mereka memang dulu sempat mengenal, jadi tidak sekaku itu.

"Kamu makin cantik, Cla!" pujinya.

Clary tersenyum. Apa semua pria hanya memandang dari wajah saja? Batinnya.

"Duduk, Cla, aku udah pesen minum buat kamu."

Clary melirik gelas yang sudah ada di atas meja, "Tequila?"

"Yap!" jawab Mario mantap dan bangga.

"Sorry, Yo, aku gak minum ginian. Boleh aku pesen yang lain?"

"Serius kamu, Cla?"

Clary mengangguk. Lalu Clary memesan jus dan beberapa camilan lainnya. Mario memandang Clary tiada henti. Paras yang cantik, rambut yang indah, postur tubuh sempurna, pintar, dan sukses. Dan masih muda. Dan dia tahu betul, perempuan ini tidak mudah ditindas.

"Kenapa?" tanya Clary.

Dia sebetulnya tahu kalau Mario sungguh tertarik padanya. Namun cara Mario memandangnya yang tidak bisa lepas itu cukup membuatnya risih.

"Kamu punya pacar, Cla?"

"Kenapa?"

"Cuma tanya."

"Oh."

"Kalo kamu gak jawab, aku anggap engga punya."

"Yah." Clary menjawab sekenanya.

Obrolan selanjutnya cukup membosankan. Mario malah bercerita tentang perusahaannya. Hal yang paling Clary benci ketika sedang santai adalah membicarakan pekerjaan.

Iya, karena alasan Clary datang ke tempat ini untuk menghilangkan penat akibat bekerja.

"Hon, maaf, udah lama ya?"

Kalimat pengganggu itu sukses membuat Mario melirik ke sumber suara.

Adalah Darwyn, aktor terkenal dan pengusaha. Menurut informasi yang Mario dapat, Darwyn adalah sahabat Clary. Namun cukup terkejut ketika mereka ternyata mesra. Terbukti, Mario cukup terbelalak ketika Darwyn langsung mengecup kening Clary begitu mereka bertemu. Ternyata pria itu juga memesan tempat VIP untuk berdua.

CLARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang