Siang itu, Keenan mengajak Clary ke sebuah kafe besar milik temannya, Diva. Karena Diva meminta tolong padanya untuk mempertemukannya dengan Clary.
Diva memiliki boutique pakaian yang letaknya satu gedung dengan kafe ini. Ternyata kafenya milik suaminya dan sahabatnya. Di dalam kafe ini juga ada barbershop, boutique, dan toko bunga.
"Sambil di liat-liat dulu aja ya, Ken, Cla, gue mau manggil sahabat gue dulu. Biar bahasnya lebih enak." ucap Diva.
"Lo tau gak, Hon, temennya Diva yang mau di panggil ini namanya Diandra, sekilas lo pasti liat dia biasa aja, tapi begitu liat..."
"Gue kenal kok! Suami dia Xavier kan? Bisnis hotel?"
"Kok bisa tau?"
"Yakin lo gak tau?"
Keenan mengacak-acak gemas rambut Clary. Sepertinya itu memang sudah menjadi kebiasaannya untuk melampiaskan rasa sayangnya pada Clary.
Clary dan Xavier memang sudah kenal cukup lama karena towel bath dan bathdrobe yang ada di hotel milik Xavier adalah produk perusahaan Clary.
"Hallo, sorry ya nunggu." sapa seorang perempuan cantik yang perawakannya ramah.
Ini pasti Diandra. Tebak Clary.
"It's okay." kata Clary.
Diandra melirik Keenan dan Diva. Clary tidak terlalu ramah sepertinya.
Keenan tersenyum.
Ini tantangan buat lo, Di! Batinnya.Diandra akhirnya masuk ke inti pembahasan. Kalau dia ingin menjual brand produk milik Clary di boutique Diva.
Awalnya Clary seperti terpaku pada kalimat-kalimat yang keluar dari bibir Diandra, Diandra ramah, pasti banyak yang menyukainya, dia tidak terlalu suka, karena hanya mengingatkannya pada Firly.
Namun point-point penting yang juga di bicarakan Diandra, membuat Clary lama-lama tertarik. Diandra bukan hanya ramah, tapi juga pintar, Clary paham itu.
Clary tersenyum, ternyata Xavier tidak salah memilih.
"Oke, kapan proyeknya bisa jalan?" tanya Clary.
Lampu hijau yang diberikan Clary membuat Diva dan Diandra terpaku, termasuk Keenan. Dia tidak menyangka kalau Clary akan langsung setuju dengan tawaran mereka.
Mata mereka semua terbelalak ketika selang beberapa menit Clary setuju dengan tawaran mereka, Darwyn datang ke kafe itu.
"Kayaknya ini hari keberuntungan gue, Diandra." ucap Diva tanpa melepaskan pandangannya pada Darwyn.
Darwyn tersenyum ke arah mereka dan memeluk Clary, "Halo, Hon," sapanya.
"Cla, lo sama Darwyn..."
"Hai," Darwyn menyapa Diva dan Diandra. Matanya menunjukkan kalau dia lebih tertarik dengan Diandra.
"Xavier apa kabar?" tanya Clary, membuat Diandra mengerutkan kening. "Gue lupa bilang, towel bath dan bathdrobe di hotel Xavier itu brand perusahaan gue." jelasnya.
"Wah, kapan-kapan kita ngumpul bareng ya, Cla." ucap Diandra.
"Diandra ini istrinya Xavier, lo kenal kan?" tanya Clary pada Darwyn.
Clary sengaja untuk memberitahu Darwyn kalau Diandra sudah menjadi istri orang. Darwyn yang mengerti hanya mengacak-acak rambut Clary sambil tersenyum.
"Gue itu sahabat Clary sama Keenan by the way." jelas Darwyn.
"Oh."
"Syutingnya udah selesai?" Clary kini fokus pada Darwyn.
"Udah, Hon."
"Mau pesen apa?"
"Makanan rekomen disini apa?"
"Macaroni panggang, pizza smoked beef, spaghetti cheese, sama nasi goreng rendang." jawab Diandra.
"Boleh deh spaghetti cheese sama lemon tea."
"Oke, gue pesenin dulu ya."
Darwyn melihat punggung Diandra yang menjauh.
"Woy, udah punya anak satu itu!" Keenan menyadarkan Darwyn.
"Serius lo?"
"Iya, anaknya udah mau setahun." tambah Diva.
Clary tersenyum kecil, menertawakan sahabatnya yang memang senang melihat perempuan cantik.
"Kayanya gue harus balik duluan deh. Gak apa-apa ya?" ucap Clary tiba-tiba.
"Mau kemana, Cla?" tanya Diva.
"Jemput Nyokap. Landing jam 4 sore dia. Takut ngamuk kalo kelamaan."
"Gue anter aja, Hon." tawar Keenan.
"Gak usah. Lo pasti masih mau reuni kan sama temen-temen lo. Gue naik taksi, nanti minta supir jemput ke bandara. No problem!"
"Kalo gitu gue yang anter aja ya, Hon, spaghettinya minta bungkus, tapi nanti lo suapin gue ya."
"Chill."
"Yaudah, gue bilang ke Diandra dulu ya kalo makannya minta di bungkus." ucap Darwyn.
"Engga, bakalan lama! Gue aja!" potong Clary.
Setelah menyelesaikan kalimatnya, Clary bangkit dan menyusul Diandra.
Tak lama pesanan Darwyn yang sudah di bungkus rapi datang, Clary dan Darwyn pamit duluan.
"Hah! Gak ngerti lagi gue sama laki gue!" ucap Diandra tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya Keenan.
"Kenalannya cantik-cantik, ada yang kayak Clary, maunya sama gue!"
Keenan tertawa terbahak-bahak. Perempuan kayak Diandra bisa insecure juga kalau liat Clary.
"Gak gitu konsepnya, Beb! Clary cantik banget sih, tapi kayaknya karakternya dingin, sama kayak laki lo kalo ke cewek setelah kenal lo. Meskipun kalo mereka berdua jadi, bakalan jadi pasangan yang cakepnya badai banget sih! Tapi kayaknya karakter mereka berdua gak cocok! Lagian nih ya, Xavier itu mentoknya di lo. Fix! Dia kan gak bisa kalo gak sama loooo!" Diva sengaja meledek di kalimat terakhirnya. Membuat Keenan tertawa.
"Lo pinter sih, Di, kalo soal pengetahuan, tapi kalo soal hati, kalah banget lo sama Diva! Clary itu suka sama cowok kalem gitu loh, yang lembut ke dia. Tapi sayang sih, cowok-cowok insecure banget ke dia." tambah Keenan.
* * *
Siapa yang kangen Diandra sama Diva?
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARY
Teen Fiction"Clary, aku rasa kita harus putus. Aku suka sama orang lain." Harga diri Clary terluka. Apa yang selanjutnya terjadi?