Ten

2.4K 139 2
                                    

She got her own thing
That's why I love her
Miss Independent
Won't you come and spend a little time?
She got her own thing
That's why I love her
Miss Independent
Ooh the way we shine, Miss Independent

(Miss Independent - Ne Yo)

* * *

Clary baru saja keluar dari pintu kedatangan luar negeri, dan langsung di sambut Keenan. Sejak menunggu Clary, Keenan cukup menarik perhatian lantaran style nya yang santai namun tetap terlihat tampan.

Dengan sigap, Keenan mengambil alih koper di tangan Clary dan membawanya.

"Capek ya, Hon?" tanyanya yang disenyumi Clary.

Keenan membuka pintu penumpang depan untuk Clary, dan memasukan koper Clary di bagasi mobilnya.

"Hon, barusan gue terima proposal reuni SMA kita." kata Keenan.

"Terus?"

Dengan tangan kirinya, Keenan mengambil proposal di kursi belakang dan memberikannya pada Clary.

Clary membuka proposal itu ketika mereka sampai di sebuah restaurant untuk makan malam.

"Lucas?" Clary mengerutkan kening ketika membaca ketua pelaksana acara reuni ini adalah Lucas. Sejatinya, Clary tidak punya kenangan baik dengan orang bernama Lucas ini.

"Yap!" Keenan menaikan sebelah sudut bibirnya. "Lo tau kabar dia sekarang?" Clary menggeleng, "Debt collector." jawab Keenan sambil tertawa, "Cocok sih sama perawakan dia yang kayak preman dari SMA."

"Mau lo danain?"

"Masih gue tarik ulur." jawabnya. "Gue gak akan lupa apa yang dulu dia perbuat ke gue, ke lo, ke Darwyn. Gue gak akan pernah lupa!"

* * *

Flashback...

Pagi itu, Clary baru saja turun dari mobil setelah memarkirkannya. Wajah cantik itu datar. Seantero sekolah tahu, kalau Clary adalah si anak orang kaya yang sombong dan tidak ingin bergaul dengan siapapun.

Clary tidak punya teman di sekolah. Dia selalu sendiri. Terlepas dari itu semua, Clary selalu juara satu, Si Juara Satu, julukannya.

Clary melirik ke sebuah sudut sekolah, melihat beberapa cowok sedang tertawa, dengan seorang di antaranya yang terlihat berantakan. Kancing bajunya lepas, hanya terlihat kaos dalaman berwarna putih. Kacamatanya jatuh, retak,terinjak.

Seperti korban pembullyan.

Clary menghela nafas kasar. Ini sudah kesekian kalinya Clary melihat Lucas, teman sekelasnya membully anak baru. Padahal seminggu yang lalu, Clary sudah mengingatkan Lucas untuk berhenti membully anak baru itu, namun sepertinya tidak di gubris.

"Hai, Cantik, lo kesini pasti nyari gue!" ucap Lucas yang sepertinya menyambut kedatangan Clary di tengah mereka.

"Lo serius gak mau berenti?"

"Kenapa gue harus berenti? Gue happy, temen-temen gue happy, Si Cupu ini happy. Semua happy kecuali lo. Atau lo mau gue bikin happy?" Lucas meraih ujung rambut Clary dan membelainya.

Plaaak!!!

Clary mendaratkan tamparannya di pipi kiri Lucas. Suasana menjadi tegang.

Tak terima dengan tamparan Clary, Lucas murka. Dia membalas tamparan Clary. Clary masih diam merasakan panas di pipinya, sedangkan teman-teman Lucas menelan ludah melihat keberanian Lucas menampar Si Juara Satu.

"Kenapa lo diem aja? Segitu doang nyali lo?! Hah?!" teriak Lucas. Dia mendorong Clary hingga mundur beberapa langkah.

"Men, udah, dia perempuan." Kevin, salah seorang temannya mencoba meredakan emosi Lucas.

CLARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang