Sixteen

1.8K 127 0
                                    

Can't you see that I'm the one
Who understands you?
Been here all along
So, why can't you see?
You belong with me
Standing by and waiting at your backdoor
All this time how could you not know, baby?
You belong with me
You belong with me

(You Belong With Me - Taylor Swift)

* * *

Keenan memberikan kunci mobilnya untuk di parkir vallet setelah sebelumnya membukakan pintu Clary. Mereka berdua cukup mendapat sorotan lantaran gaya kasual mereka yang terbilang keren.

Padahal Keenan hanya memakai polo shirt putih dengan celana jeans biru, dan sepatu kets putih, setelannya senada dengan Clary dengan polo shirt, celana jeans, dan sepatu berwarna sama. Tema ini menang sudah di tentukan oleh pantia, yang tentunya di setujui oleh Keenan begitu memberikan bantuan dana untuk berlangsungnya acara.

Acaranya berlangsung di salah satu aula restaurant mahal di kawasan Jakarta Selatan, pemiliknya adalah teman Keenan.

Mereka berdua langsung di sambut oleh beberapa panitia yang memang menjadi penerima tamu, dan mereka berbisik ketika Clary dan Keenan masuk ke dalam aula.

Di dalam, suasanya ramai. Bahkan Darwyn berbaur. Ralat, dia ditarik oleh perempuan yang dulu suka padanya dan mengajaknya berfoto. Darwyn meninggalkan mereka semua dan berhamburan ke arah Clary begitu melihat sahabat kesayangannya itu. Dan mereka semua kembali berbisik-bisik.

Clary, Darwyn, Keenan mendapat tempat VIP, dengan beberapa tamu lain. Namun, satu hal yang membuat mereka bingung, satu meja VIP di khususkan untuk dua orang. Darwyn sungguh beruntung satu meja dengan Clary. Namun Keenan?

Pertanyaan mereka terjawab ketika mereka melihat Lucas, dengan seorang perempuan cantik, perawakannya lembut. Keenan menelan ludah. Lucas pasti sengaja.

Nadia. Cinta pertama Keenan. Perempuan yang membuat Keenan jatuh cinta sebelum mengenal Clary. Tapi tentu saja Keenan tidak penah memiliki hubungan khusus dengan Nadia. Dia tidak berani mengatakannya. Karena waktu itu, Nadia adalah pacarnya Lucas.

Hal itu cukup membuat Clary dan Darwyn kaget.

Lucas tersenyum manis seolah tidak terjadi apa-apa. Dia menyentuh pundak Clary yang mendapat lirikan dari Darwyn.

"Clary, apa kabar?" tanyanya ramah yang tidak ditanggapin Clary.

Clary masih menatap Keenan yang mejanya persis di sebelahnya. Tatapan Keenan tidak lepas dari Nadia.

"Tarik tangan lo dari Clary, atau gue akan bikin acara ini kacau!" kata Darwyn.

"Sorry, Bro, gue gak tau kalo Clary pacar lo. Yaudah gue tinggal dulu ya, kalo perlu apa-apa hubungi panitia aja. Khusus tamu VIP akan di layanin sebaik-baiknya."

Mata Clary sesekali menyapu ruangan. Sesekali menangkap mata yang meliriknya. Tatapannya beragam. Yang paling banyak adalah tatapan kecemburuan.

"Kamu tadi kesini bareng Clary, Ken?" tanya Nadia yang di senyumin Keenan. "Kamu apa kabar?"

"Baik, kamu sendiri?"

"Aku baik. Oh ya, Ken, kata Lucas waktu SMA kamu pernah suka sama aku?" Nadia mulai to the point, Keenan hanya tersenyum, "maaf ya, waktu itu aku gak tau. Kenapa kamu gak bilang?"

"Kan kamu udah ada Lucas."

"Dulu aku cuma takut aja sama dia, makanya aku mau jadi pacarnya."

Clary mengerutkan kening kala menguping pembicaraan Nadia dan Keenan yang jelas-jelas terdengar olehnya.

"Hon, jus mangganya enak loh! Gak terlalu manis."

Darwyn menyodorkan segelas jus mangga pada Clary yang langsung di cicipi Clary. Dan memang enak, sesuai selera mereka.

"Gue ke toilet dulu ya." pamit Clary.

"Tau toiletnya dimana? Mau di temenin gak, Hon?"

"Kan bisa nanya."

"Okay, ati-ati."

* * *

"Sumpah ya, gue dari tadi mikir keras loh! Kenapa pake ada VIP segala? Kan mereka juga alumni!"

Clary yang sedang di dalam bilik toilet tanpa sengaja mendengar suara dimulainya perghibahan.

"Ya paling yang sponsorin acara ini. Lo liat aja, Darwyn, Clary, Keenan, Leona, Indra, Arjuna. Kan tajir semua dari dulu."

"Nadia? Lo liat dia kan? Yang sama Keenan? Menurut lo dia sanggup sponsorin acara ini?
"Permintaan dari orang VIP kali. Emang lo gak tau gosipnya?"

"Apaan?"

"Katanya Keenan itu dulu pernah suka sama Nadia. Tapi lo kan tau, kalo Keenan yang dulu gak mungkin di lirik sama Nadia."

"Eh, tapi lo tadi liat Clary gak? Pas dia dateng, kecium bau parfum orang kaya gak sih?"

"Hahaha, naj*s lo!"

"Dia sekarang pacaran sama Darwyn ya?"

"Bukannya Darwyn sama Sarah?"

"Udah putus."

"Tapi gak ada beritanya."

"Kan Clary bukan seleb, jadi kurang menjual kali ya kalo dijadiin berita."

"Tau Keenan sekeren itu, mending gue deketin dia dari dulu."

"Eh, bentar deh, gue kok kaya nyium parfum..."

Omongannya terhenti kala Clary keluar dari bilik, dan mencuci tangan. Tanpa Clary lihat pun, mereka yang sejak tadi bergosip pasti terbelalak melihat Clary yang sejak tadi mendengar percakapan mereka. Setelah mengelap tangannya dengan tisue, Clary langsung keluar tanpa menyapa mereka.

Hal yang pertama kali Clary lihat begitu masuk ke dalam aula adalah keributan akibat ketidaksengajaan pelayan yang menumpahkan minuman ke salah satu tamu. Kesha. Si ketua geng pelabrak adik kelas. Wataknya pemarah. Kira-kira seperti itu gambaran Kesha di mata Clary.

Clary masih berdiri di tempat semula, melihat dengan jelas seperti apa marahnya Kesha pada pelayan itu. Hingga sepertinya hal itu sudah tidak bisa di toleransi. Clary menahan lengan pelayan yang sudah mengambil tisu, dan memberikan tisunya pada Kesha, yang tentu saja tidak diterima perempuan itu.

"Lo masih punya tangan untuk bersihin sepatu lo yang kotor itu, Kes!" ucap Clary.

"Hah! Si tukang ikut campur!"

"Masnya udah bilang dia gak sengaja, dan udah minta maaf!"

"Ini bukan urusan lo! Sepatu gue mahal!"

Clary melirik sepatu yang di pakai Kesha, jadi ini biang keributannya! Cukup mahal memang, Clary bahkan tahu persis harganya.

"Dan lo!" Kesha melanjutkan kemarahnnya pada sang pelayan, "pilihan lo cuma tiga. Bersihin sepatu gue, ganti, atau gue laporin ke manajer lo buat pecat lo!"

"Biar gue yang ganti!"

"Jangan Mba! Saya gak mau repotin Mba. Biar saya bersihin sepatunya." tolak sang pelayan.

"Gue gak suka ya liat orang diginiin!"

"Oke, kalo lo gak suka, gimana kalo lo rasain!" ucap Kesha.

Dia mengambil segelas minuman, dan melempar airnya ke arah Clary. Namun sang pelayan berdiri di depan Clary untuk melindunginya.

"Sekarang impas kan?" tanya Clary.

Dia langsung menarik sang pelayan ke meja VIP-nya, mengeluarkan sapu tangannya dan kartu namanya.

"Ini buat ngelap muka Mas. Dan ini kartu nama saya, buat jaga-jaga kalo dia abis ini macem-macem. Btw, Mas bawa baju ganti kan?"

"Bawa, Mba!"

"Yaudah. Lain kali ati-ati ya, Mas. Maafin kelakuan temen saya barusan."

"Makasih ya Mba. Mba baik banget. Mudah-mudahan saya bisa ketemu Mba lagi." kata Sang Pelayan. "Kalo gitu saya permisi dulu ya, Mba."

Mata Keenan yang sejak tadi hanya fokus pada Nadia akhirnya teralihkan. Menatap Clary dan Sang Pelayan barusan secara bergantian. Berpikir sesuatu.

* * *

CLARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang