Twenty Three

1.7K 109 0
                                    

Andai ku bisa
Berkata sejujurnya

Jangan kau pilih dia
Pilihlah aku
Yang mampu mencintamu
Lebih dari dia

(Cinta dan Rahasia -Yura Yunita)

* * *

Sudah berhari-hari, Darwyn mencoba menghubungi Clary tetapi tidak ada sahutan dari sahabatnya itu. Darwyn juga sudah mencoba menanyakan jadwal Clary pada Mauren, tapi Mauren bersikeras tidak memberitahu Darwyn atas perintah Clary. Bahkan Darwyn datang ke kantor Clary namun Clary tidak ada di tempat. Darwyn juga sudah mencoba datang ke rumah Clary, hasilnya nihil. Dia benar-benar sudah frustasi mencari Clary.

Dia sadar, semua ini salahnya. Dia memaksakan perasaannya pada Clary sampai tega mengusirnya. Selama ini, Clary memang sangat sabar menghadapi Darwyn yang kalau sedang kesal selalu membentak Clary, dia tidak pernah marah, dia selalu mengerti, dan menenangkan Darwyn dengan lembut.

Namun kejadian terakhir memang cukup tragis. Setelah mencium Clary dengan kasar dan tiada henti, Clary juga harus menerima kalau hati Darwyn padanya juga sudah berubah menjadi sebuah cinta, bahkan Darwyn juga memaksakan perasaannya, dan yang terakhir Darwyn mengusirnya.

"Gue harus nyari lo kemana lagi, Hon?"

Dia putus asa. Apalagi besok, dia harus berangkat ke Singapura untuk syuting selama seminggu. Dan hari ini, dia seperti tidak bisa konsentrasi menyerap naskah yang sudah ada di tangannya.

"Kamu kenapa, Kak?" tanya Gracia yang dari tadi sudah memperhatikan seniornya itu tidak fokus.

"Gak apa-apa."

"Kak, kamu bisa cerita sama Yaya kalo ada masalah. Kalo di simpen sendiri, nanti gak fokus. Gak kelar-kelar projek filmnya. Yah, aku gak peduli-peduli amat sama kisah kamu sih, tapi kan kasian kru lain." ucap Gracia panjang lebar.

Suasana mereka hening. Gracia masih menunggu Darwyn untuk bercerita. Tapi sepertinya hasilnya nihil. Akhirnya dia bangkit untuk membiarkan Darwyn sendiri. Tapi tiba-tiba Darwyn meraih tangannya.

Hingga dia akhirnya mantap menceritakannya pada Gracia. Perempuan itu juga dengan sabar mendengarkan cerita Darwyn sampai selesai.

Lalu tersenyum, "Kamu parah sih, Kak! Kalo aku jadi Kak Clary, udah aku gampar kamu, Kak!"

"Emang gue sadar gue brengs*k banget!"

"Tapi, Kak, kalo emang sifat Kak Clary kayak yang kamu bilang, menurut aku sih dia cuma butuh waktu aja. Bukan menjauhi kamu. Nanti kalo udah saatnya, dia pasti akan nemuin kamu lagi."

"Gitu?"

"Jadi, mendingan Kakak sekarang hafalin dialog! Buruan! karena aku mau buru-buru pulang. Aku udah capek, udah kesel, ditambah emosi ngederin cerita Kakak yang jahat banget itu!"

Darwyn melihat Gracia tersenyum. Marahnya sungguh menggemaskan. Gracia bener, dia harus fokus agar syutingnya cepet selesai. Apalagi besok dia harus ke Singapura.

* * *

Darwyn harap-harap cemas. Dengan kembalinya dia ke Jakarta, dia jadi teringat dengan Clary. Sedang apa ya Clary sekarang? Batinnya

Selama seminggu di Singapura, entah kenapa Gracia selalu menemaninya. Membuatnya lupa dengan Clary sejenak. Makin kesini, Gracia selalu membuatnya nyaman. Berlaku seperti Adiknya, namun nyatanya perempuan itu lebih dewasa.

Gracia juga bukan perempuan sembarangan. Dia sama seperti Darwyn, seorang public figure yang juga harus mengurusi bisnis keluarga.

Sekarang perempuan itu duduk di seat belakang Darwyn, sedang tertidur pulas, dan manajernya yang duduk di sebelahnya juga tertidur pulas, sama seperti Marcel yang kelihatannya lelah.

CLARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang