Ni nunape wassjanha
Naega yeogi issjanha
Neoui ipsullo mareul haejwo
Say yes say yes
Nado moreuge
Neoege gago issnabwa
Buneun barame nae mam jeonhallae
Love is true(Say Yes - Loco and Punch)
* * *
Di pagi terik itu, Clary sudah siap untuk bermain semua wahana air. Dirinya terlihat santai mengenakan kaos putih dan celana pendek coklat. Matanya yang silau tertutup sunglasses. Masih tetap cantik seperti biasa.
Brian tersenyum memandang perempuan di sebelahnya. Brian melepas topinya dan memakaikannya pada Clary. Lalu dia tersenyum.
Banyak pasang mata memandang mereka iri. Mereka cantik dan tampan. Terlihat serasi.
Clary memakai rompi pelampungnya sendiri, sedangkan Brian yang sudah terlebih dahulu memakai pelampung rompi sudah siap naik di jetskinya.
Setelah rampung, Clary naik di jetskinya. Brian menentukan garis finishnya yang adalah tempat mereka mulai saat ini. Clary tersenyum dan mengangguk.
Brian sepertinya memang sengaja mengalah dari Clary. Terlihat oleh Clary, saat dirinya melakukan Circle, Brian malah melakukan Carving. Saat sampai di garis finish, Clary kesal karena Brian membiarkannya menang.
Brian melirik jetski yang di pakai Clary. Itu adalah jetski kesayangannya, sengaja dia membiarkan Clary menggunakannya, karena lebih nyaman dari yang lain.
Selesai bermain jetski, mereka bermain olahraga air yang lain. Yang paling membuat Clary histeris bukan saat naik paralayang, namun saat Clary diving bersama Brian. Clary baru pertama kali menikmati keindahan alam bawah laut, sungguh cantik. Brian mendampingi seraya menjaga Clary.
"Wah, keren banget. Makasih ya, Bri!" ucap Clary. Saat ini mereka masih di permukaan laut. Brian hanya mengangguk dan tersenyum.
* * *
"Cut!" teriakan Sang Sutradara bersamaan dengan selesainya proses syuting film Darwyn dan Gracia. Di tutup dengan adegan kiss scene.
Setelah selesai berbincang sebentar, Darwyn meminta Gracia untuk makan malam bersama besok malam yang tentu saja disambut oleh Gracia.
Dan disinilah mereka sekarang. Di sebuah restaurant mewah, dengan ruangan VIP, hanya mereka berdua. Gracia mengenakan dress biru tua yang membuatnya terlihat elegan, apalagi kulit putihnya makin terlihat cerah. Dia benar-benar cantik.
"Congratulation for us!" ucap Gracia sambil mengangkat gelasnya, yang disambut Darwyn.
"Gokil ya, Kak, aku gak nyangka hasilnya akan sebagus itu!" kata Gracia sambil memotong steak pesanannya. Darwyn hanya tersenyum.
"Oh ya, Kak, karena bulan depan filmnya release, kamu bakalan dateng ke acara perdananya kan?"
"Mungkin."
"Kok mungkin?"Darwyn terlihat tidak fokus dengan obrolan mereka. Gracia menaruh pisau dan garpunya, lalu menatap Darwyn.
"Kak, kamu kenapa sih? Masih mikirin Kak Clary?" tanya Gracia. Darwyn tersentak, dia menatap Gracia. "Yaya tau, meskipun bukan artis, Kak Clary itu cantik banget, modis, elegan, bahkan Yaya aja insecure kalo liat Kak Clary. Tapi menurut Yaya, semuanya emang dia lakuin untuk kalian, supaya..."
"Gue rasa gue sekarang beneran suka sama lo, Ya!" potong Darwyn. Gracia diam. Berusaha terlihat santai padahal dia salah tingkah. "Gue rasa, gue bisa hapus rasa itu ke Clary karena gue nemuin lo."
Gracia menatap Darwyn. Mengangkat kedua alisnya.
"Entah sejak kapan, gue menyukai pacaran pura-pura kita. Semakin lama bareng lo, gue ngerasa tenang. Gak uring-uringan karena gak ngeliat Clary. Yaya, gue rasa gue bener-bener jatuh cinta sama lo."
Gracia menatap dalam-dalam mata Darwyn yang terlihat tulus itu. Matanya berkaca-kaca. Entah kenapa hatinya terasa bahagia, sampai dia tidak tahu lagi harus bagaimana selain menumpahkan air matanya.
"Kok lo nangis? Gue bikin salah?"
Darwyn menyeka air mata Gracia dengan sapu tangannya.
"Kak Darwyn gak salah. Yaya bahagia banget karena akhirnya perasaan Yaya terbalas. Dan itu tulus. Yaya gak tau lagi harus gimana ungkapin rasa bahagia Yaya selain nangis. Makasih ya, Kak Darwyn."
Darwyn tersenyum, "Sekarang kita pacaran beneran ya, Ya. Tapi sebentar aja."
"Kok gitu?"
"Soalnya abis pacaran yang sebentar itu, gue mau lamar lo."
Gracia tersenyum. Hatinya bergetar. Malam itu, dia benar-benar bahagia. Malam itu, dia benar-benar menjalani hubungan resmi dengan Darwyn, pria yang selama ini disukainya.
* * *
Clary melihat dirinya di cermin. Fokusnya pada sebuah kalung yang menggantung di leher jenjangnya. Dia menyukai kalung itu.
Di speed boat, saat mereka selesai diving dan ingin kembali ke pantai, Brian memberikan dan memakaikannya. Clary tidak perlu kata-kata manis dari Brian.
Hanya sebatas "Aku seneng kalo kamu bahagia kalo lagi sama aku."
Hanya kata-kata itu. Sebatas itu. Clary menyukainya. Karena mempunyai makna kalau Brian jelas memikirkan kebahagian Clary.
Sore itu, Clary berjalan di pinggir pantai untuk mencurahkan rasa bahagianya pada angin.
"Clary?"
Suara itu membuat Clary menoleh. Sarah. Mantan pacar Darwyn, yang mungkin tak dianggap.
Sarah tersenyum, "Ternyata bener!" ujarnya yang tak digubris Clary. "Ngapain disini? Menenangkan diri pasca ditinggal sama Darwyn?"
Clary masih diam. Sejujurnya dia tidak ingin membuat keributan dengan menggubris ucapan Sarah.
"Ternyata lo juga nothing kan, Cla? Setelah Darwyn ninggalin gue, dia ke lo, tapi ternyata sekarang dia sama Gracia." Sarah tertawa setelah menyelesaikan ucapannya.
Clary tersenyum, "Sejujurnya gue sangat menyukai Gracia sama Darwyn dari pada sama lo."
"Maksud lo apa?!"
Clary tersenyum sinis, "Gak ada."
Jawaban Clary yang lebih tepatnya mengejeknya, membuat Sarah naik darah.
"Heh! Sejujurnya gue udah lama ya mau nanya ini sama lo. Lo siapa sih? Belagu banget!"
Clary tersenyum, "Lo gak tau? Menyedihkan."
"Gak usah pancing emosi gue!"
"Sarah, lo artis, coba di jaga perilaku lo."
"Ini pantai privat!"
"Dan bisa menjamin gak ada yang tau perilaku lo?"
Baru saja Sarah akan menampar Clary, tiba-tiba tangannya tertahan oleh manajernya. Dia memperlihatkan sebuah artikel, yang membuat Sarah tercengang. Artikel soal Clary, siapa keluarganya, bisnis apa yang dijalankan keluarganya, dan bisnis apa yang sedang dijalankan sendiri oleh Clary. Dia terbelalak. Menelan ludah.
Clary tersenyum. Sepertinya dia tahu kalau Sarah baru saja mengetahui identitasnya.
"Puas?" tanya Clary. Baru beberapa langkah menjauhi Sarah, Clary memutar tubuhnya. "Oh iya,for your information, di pantai privat ini, ada wartawan. Tuh, disana!" Clary menunjukkan dengan dagunya, Sarah menoleh ke arah yang di maksud, "semoga dia emang cuma lagi liburan ya." lanjutnya dan meninggalkan Sarah dengan santai.
Sarah memandang punggung Clary yang kian menjauh. Selama ini dia tidak pernah tahu kalau Clary sekaya itu. Bahkan artikel tentang Clary sangat sedikit, sehingga dia tidak tahu persis tentang Clary.
Namun sebuah artikel yang baru-baru ini di rilis karena brand parfum milik Clary baru saja launching. Artikel tersebut sekaligus menginformasikan latar belakang Clary, dan juga bisnis yang sedang dijalaninya. Selain di bidang fashion, dan parfum, Clary juga menjajah bisnis kosmetik dan salon kecantikan yang terkenal di kalangan selebriti.
Bahkan artikel lain malah membahas hubungan persahabatan antara Clary dengan Darwyn si aktor tampan yang pebisnis, dan dengan Keenan, pebisnis terkenal.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARY
Teen Fiction"Clary, aku rasa kita harus putus. Aku suka sama orang lain." Harga diri Clary terluka. Apa yang selanjutnya terjadi?