Tak semua harus tau apa yang sedang kau lakukan dan rasakan
.
.
."Ley! Skuy, kantin!" ajak Aleta sembari mengikat rambutnya.
"Engga deh, gue bawa bekel dari rumah." tolak Arley.
"Bekel atau békél?"
"Bekel." jawab Arley malas.
"Oh! bola itu ta... main anak an ta?" tanya Aleta antusias.
Arley memutar bola matanya malas, "Tempat makan Aleta cantik dan sombong se langit."
Sontak saja Aleta langsung memusatkan perhatiannya ke Arley, "Ada apa gerangan nih?"
"Hidup sehat!" seru Arley.
Aleta tertawa, "Iyadeh, yang mau hidup sehat. Bakso mang Ali enak banget ga sih ham?"
Abraham menaikkan salah satu alisnya, "Ha?"
Aleta mengganggukkan kepala Abraham, "Iya gitu."
Abraham menjauhkan diri dari tangan Aleta, "Jangan dekat-dekat. Bukan Mukhrim." ujar Abraham dengan bergaya bagai ustad.
Arley menatap bosan, "Masalah rumah tangga jangan dibawa kesini ya..."
Abraham menatap sendu Arley dan langsung keluar kelas, "Gue gampar juga ya lo!" Ancam Aleta dengan menarik rambut Arley.
"Si bra kenapa ya?" tanya Arley dalam hati.
Arley menghiraukan pertanyaan hatinya dan segera membalas menarik rambut Aleta, "Berisik mak kos!"
"Heh! Dasar, Lo kalau--"
"Diem, suara lo cempreng! sana katanya ada janji." usir Arley.
"Oh iya!" Arley melepas cengkraman di rambut Arley,
"Mau nitip ga?" tanya sinis Aleta. Arley hanya mengedikkan bahunya dan mengisyaratkan Aleta agar segera pergi.
"Bay, jangan kangen aku ya say. Ton." Aleta pergi dengan setumpuk kertas di tangannya.
Arley menggelengkan kepalanya dan melihat sekitar, "Okeyla, pada sibuk senditi."
Arley mengeluarkan bekal dan buku "kupas tuntas materi UN dan bank soal HOTS"
Arley membolak-balikkan buku, "siap-siap rontok sih kalo gue belajar sebanyak ini."
Arley melihat sekitar, "okey pada sibuk masing-masing. Bisa dikira sok rajin nanti." ucap Arley pelan dan mulai membuka buku sembari makan bekalnya.
20 menit berlalu...
"YOSEP! JAJAN GUE. BALIKIN GA!" Aleta berkumandang dengan begitu merdunya dari luar kelas.
Dengan secepat kilat Arley menutup dan memasukkan bukunya ke dalam tas, "Ada pr ya ley?" tanya Abraham yang baru datang dari kantin.
Arley merapikan rambutnya yang sudah ia acak-acak karena frustasi tidak paham dengan materinya, "hm, enggak nih, cuma yang pelajaran pertama tadi."
Abraham menganggukkan kepala, "Terus tadi buku apa? Ada ulangan?"
Zayn datang dan duduk di sebelah Arley, "Jadi orang gausah kepo deh." tungkas Arley ditambah lirikan mata yang tajam.
"Weeee, Biasa aja kali neng." Zayn menutup mata Arley dan mendorong menjauh.
Arley menarik tangan Zayn dan melintirnya, "Ley! Ampun. Sakit bodo!"
Abraham mencekal tangan Zayn dan melepas genggaman tangan Arley, "Dasar cewek bertangan baja!" sungut Zayn.
Arley melangkah maju dan melotot, "Sini Zayn. Gue lama ga matahin tangan orang deh."
Abraham menghentikan langkah Arley dengan mendorong dahi Arley, "Habisin makanan lo sebelum bel masuk sana." ujar Abraham dengan menunjuk bekal Arley.
"Oh iya! Makanan kesukaan gue, maafin ya!" Arley berlari ke bangkunya dan segera melahap bekalnya.
Abraham menguatkan cengkramannya, "Gausah cari gara-gara sama Arley." ancam Abraham pada zayn.
Zayn meringis kesakitan, "Ampun bang, tolong lepasin."
Abraham menatap zayn tajam dan melepaskan cengkramannya. "ABRAHAM! TANGKEP YOSEP. JAJAN GUE!"
Abraham menghela nafasnya dan menatap Yosep. "Yapp! Berhenti in Yosep!"
Abraham melangkah mendekati Yosep dan menepuk pundaknya kemudian berlalu menuju bangkunya yang berada di belakang Arley.
"ABRAHAMMM" jerit Aleta Frustasi.
Yosep tertawa terbahak-bahak yang membuat Aleta menjadi semakin murka. Aleta menuju bangku Yosep dan mengambil tas Yosep kemudian membuangnya menuju tempat sampah.
Semua yang menyaksikan melongo, "Bodo amat lah ya.."
Yosep langsung lari mengambil tasnya yang berada di dekat tempat sampah, "Dasar ALETAAA!"
"CANTIIIKKK" Aleta membalas teriak Yosep.
Arley menonyor kepala Aleta, "Berisik Aleta.."
Aleta merangkul tangan Arley, "Hehe maaf beb. Lanjut makan deh, ini nih jajan lo gue kasih deh."
***
Bel sekolah sudah berbunyi. Gemuruh siswa-siswi bergegas pulang sudah terdengar."Main skuy!" ajak Zayn.
Aleta menoleh, "Main apaan?"
"Itu kan ada wahana Rumah Hantu di
Trunsmart.""Oh ya?! Ayo ley, kesana..." Arley menoleh dan menatap Aleta.
"Ley?"
"Engga dulu deh. Gue belum ijin juga." tolak Arley sembari membenarkan posisi tas yang ada di bahunya.
"Besok?" usul Abraham.
"Gue masih gatau boleh apa enggak. Kalian kesana aja duluan tanpa gue. It's okay guys. Lagipun udah kelas 3 gue pasti disuruh belajar, belajar dan belajar." jelas Arley yang diakhiri dengan senyuman.
Aleta memajukan bibirnya, "Ga asik ih, Masa---"
"Gue balik duluan ya." putus Arley dan segera melangkah meninggalkan kelas.
"Aku juga mau ikutan tapi gimana aku kan udah janji mau coba sma taruna. Lagipun sore ini aku ada les bahasa inggris. Okey gapapa, lain waktu kita ikut. Gapapa. Gapapa. Gapapa." batin Arley menyemangati dirinya sendiri.
-Bersambung-
Ada yang pernah ngerasain juga ga sih kaya Arley? Pingin ikut main bareng temen tapi harus menyiapkan masa depan..
.
.
.
.
.Hello guys 👋
I'm come back...
🙏 Maaf baru bisa update..Makasih buat yang selalu menunggu dan menanti cerita Arley..
Aku usaha in update rutin..
Doain guys..Jangan lupa like, comment and share!
KAMU SEDANG MEMBACA
HARTLEY
Teen FictionTau rasanya jadi anak kolong ga? Anak kolong? Iya anak tentara... Arley si anak kolong yang berusaha kuat menjalani kehidupannya. Dari kisah cintanya sampai cita-citanya. 🔰Perjuangan Arley meraih cita-citanya🔰 ••• Ayo merapat... Yuks! Sini sin...