≡19≡

462 30 6
                                    

Ayo, kamu kuat!

"Ley, Ayo bangun. Lari,"

Arley menaruh telunjuk nya di bibir orang yang mengganggu tidurnya, "Minggu,"

"Ga ada malas-malas an buat kamu. Bangun. Katanya mau daftar sma taruna. Apaan kamu ini loyo,"

"Abaaaanggg, Minggu ih. Pergi sendiri sana, sama temen abang," Arley menarik selimutnya hingga menutup kepalanya.

"Abang aduin ayah nih," ancam bang Tugas yang membuat Arley menyibak selimutnya.

"Ada tukang cepu!" Arley menabrakkan tubuhnya pada abangnya dan segera berlari menuju kamar mandi.

***
"Dah, lari sana. Abang tunggu sini," titah bang tugas dengan gaya bossy.

"Bang, serius?" Tanya Arley memastikan.

"Terus, maunya gimana? Sama abang?" Tanya bang Tugas yang dijawab anggukan oleh Arley.

"Yaudah, ayo. Pemanasan dulu,"

Arley segera melakukan pemanasan bersama abangnya. Belum berlari, keringat Arley sudah bercucuran.

"Ley, ini belum lari. Keringatmu sudah keluar semua tuh,"

Arley memutar bola matanya kesal, "Kan ini di bawah terik matahari abang! Pemanasan! Ya panas la," decak Arley.

"Iya, iya ga usah marah-marah. Masih pagi ini, ayo,"

Arley dan bang tugas mulai melangkahkan kakinya mengelilingi lapangan dekat asrama.

"Bang, langkahnya jangan panjang-panjang dong! Kaki Arley pendek ih," gerutu Arley yang tidak digubris bang Tugas.

Bang tugas terus mendorong bahu Arley agar Arley tetap berlari.

"Abang, pelan-pelan! Capek ih,"

"Abang, berhenti dulu yuk!"

"Abang, ga kuat. Udah 3 putaran ini,"

"Abang! Capek,"

"Abang, Arley mau ping---"

Bang Tugas langsung menarik Arley untuk berteduh di pohon yang rindang.

"Duduk," Arley langsung duduk dan meluruskan kakinya.

"Atur nafas," Arley berusaha mengatur nafasnya yang tak beraturan.

"Berdiri," Arley membelalakkan matanya.

"Abang, baru duduk ini," keluh Arley yang mempertahankan posisi duduknya.

Bang Tugas menarik lengan Arley untuk berdiri "bungkuk," ujar bang Tugas sembari membungkukkan punggung Arley.

"Tangan kamu, kamu ayunkan. Kakinya disilangkan," intruksi bang Tugas yang langsung Arley kerjakan.

"Sudah mendingan kah?" Arley menganggukkan kepalanya.

"Lari lagi," sontak saja Arley langsung duduk dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

HARTLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang