≡4≡

821 55 4
                                    

Happy Reading:)

Arley mulai merasa gugup. Terasa tangannya mulai dingin dan jantung nya berdegup kencang.

"Anjiir,  plis gausa lebay. Bikin dia nyesel ninggalin lo" Gumam Arley menyemangati diri sendiri untuk menghilangkan kegugupannya.

"Hai" sapa seseorang didepannya. Senyum menawan tercetak di wajahnya. Lihat Tubuhnya tambah gagah. Semakin tinggi menjulang. Tambah gant--Ahh dasar, kalo gini aja baru sadar.

Arley tersenyum paksa. "sibuk? "

"Kalau sibuk aku ga akan kesini la" jawabnya yang disambut tawa setelahnya.  Bodoh banget pertanyaan gue.

Aku tersenyum kaku. Sumpah gue jadi males ketemu dia. Padahal tadi aja grogi. Aku menyodorkan beberapa kertas. "Nih kak agendanya. Disitu juga ada tempat yang mau dituju. Terus yang di butuhin selama acara, sudah ditulis semua disitu. Purna lain tolong di ajak juga ya.. "

Dia membolak balik kertas dan membaca sepintas. Gila, jamnya bikin tambah gans. Jangan sampe salting Arley.  "Udah di ringkas semua ya? Yakin ga ada yang ketinggalan sudah? " tanyanya serius sambil menatapku.

Aku langsung menganggukkan kepala tanda iya. "Iya, sudah semua kok. Untuk tempat, tinggal di fiks kan aja.  Semua udah disetujui. Random acara udah di perbaiki dan disetujui. Insya allah lancar." jawabku tak kalah serius dan meyakinkan.

Dia tertawa kecil dan mengacak rambutku. "Iya iya aku percaya sama kamu. Kamu kan selalu di puji sama pembina,  bikin kakak kakak osismu iri." Jantung gue Kaya lagi naik roller coaster.

Seperkian detik, aku tersadar danmenepis tangannya yang mengacak rambutku. Dih, dia punya pacar juga. Bisa bisanya. "Apaansih kak. Udah kan? Aku mau kerjain yang lain juga. Ditunggu sama Aleta." ucapku pura pura tergesa.

Dia bersunggut.  "Bentaran doang. Aleta juga takut sama kamu. Santai, Beli es apa bakso dulu sana"

Aku mendelik tak suka. "Gausa ngajarin yang ga bener ya" ucapku sambil sedekap.

Dia tertawa. "sekali kali lah.  Oh iya,  Mau sma mana kamu?  Sman 32 dah sama aku. Jadi fans ku.  Ngikutin aku kemana mana"
Aku mendesis tak suka. Gila kali ya, masa iya gue suruh ngeliatin dia pacaran. "Ga,  gatau sekolah mana. Yang pastinya ga sma 32" ucapku percaya diri.

Dia melirik. " Awas masuk sma 32. Ospek habis kamu."

Aku menatapnya. "Mangkanya gamau masuk sma 32. Senior nya galak-galak, sok, nakal-nakal, banya cabe lagi, Jelek lagi. " seruku. Biar aja jelekin, suruh sapa meremehkan Arley.

Dia menarik pipi kananku. "Bilang lagi coba, berani ya sekarang."

Aku berusaha melepaskan tangannya dari pipiku. "Berani lah, bukan seniorku juga."

Dia semakin menarik pipiku. "Oh gitu sekarang. Baru aku lepas kalo bilang Maaf kak Akbar yang ganteng sedunia, baik hati, dan tidak sombong." narsisnya.

"Najis" sulutku.

Dia kukuh. "Yaudah ga akan aku lepas"
Aku mendelik tak suka. Pipiku sakit.  Langsung aku berusaha menggigit tangan yang menarik pipiku. 

"apaan gigit-gigit. Ih kah" dia tertawa dan terus menghindar sambil tetap menarik pipiku.  "SAKIT KAK! " emosiku. Kesabaran ku sudah habis. Mataku mulai berkaca-kaca.

Kak Akbar langsung melepas tangannya yang menarik pipiku. "Eh, terlalu keras ya? "

Aku cemberut. Aku kesal. Pipiku sakit,  sudahku pastikan pasti pipiku lagi merah karena tarikannya. Ditambah hati yang antara senang dan sedih. Ah,  moodku turun drastis.

HARTLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang