≡5≡

761 57 10
                                    

Happy Reading :)

Arley pov
Jam menunjukkan pukul 04.12 WIB.  Dan aku masih menunggu angkutan umum di depan gerbang sekolah. Kalian gatau betapa gelisahnya aku sekarang? Ini lagi ada senam jantung, otak tersumbat tak bisa berpikir. Ah,buntu!

Aku bingung, gimana nih kalo ayah marah besar gara gara telat pulang? Ah, bisa berabe.  Kaki ku yang mulanya ragu untuk melangkah. Lihat saat ini,  kaki ku sudah melangkah dengan kecepatan super.  Nafasku mulai terengah-engah. Aku harus lari sampai perempatan yang jaraknya sekitar 2 km dari sekolahku.

Dan rasakan sekarang, hpku bergetar. Mati sudah. Ayah is calling..

"Dimana kamu? "

"Dijalan yah"

"Ayah jemput disekolah."

"Ha? Ayah ga bilang sih. Aku jalan cari angkot. Soalnyanya udah sore ga ada angkot di sekolah." jalan dengan kecepatan diatas rata-rata maksudnya.

"Tunggu disitu. Diam. " klik.

Panggilan dimatikan sepihak. Sudah biasa ayah gini. Ahh, untung ga marah-marah.

Aku melihat mobil yang biasa terparkir dihalaman rumah berhenti tepat di depanku. Pintu mobil terbuka dan terlihatlah wajah ayah yang masam.

Aku mencium tangan ayah dan ajudan ayah. Sudah menjadi kebiasaan yang tidak boleh ditinggalkan. Dan barang siapa meninggalkan akan menerima serangan bom beruntun dari mulut ayahanda. 

Aku mengusap keringat yang ada di dahiku. "Pratu Malik, Seharusnya tadi  kecepatan nya 20km/jam. Biar anak yang duduk sebelah saya ini olahraga sore. " ujar Ayah sembari menata berkas yang ada di tangannya.

"Siap salah." jawab Pratu Malik lantang dengan menahan senyum.

Aku melotot pada Pratu Malik. "Bang malik seharusnya tadi kecepatannya 100km/jam. Jadinya aku ga harus lari-lar--" yah kan, keceplosan.

Ayah langsung menoleh padaku. Alisnya bertaut.  "Oh tadi lari. Pantas jauh sekali. Tadi pulang jam berapa emang? " Pertanyaan yang sangat mudah dijawab,  tapi membuat efek berkelanjutan.

"Jam-- ga lihat jam! " seruku.  Masa iya mau bilang barusan pulang. Bisa jadi babu abis ini gue.

"kak, kamu udah kelas 3 ya, beda in. Habis ini mau sma. Fokus UN." pokoknya kalau ayah sudah bilang "kak" berarti udah tak terbantah.

"iya" jawabku. Iya in aja dulu, gatau besok.

Aku menghela nafas panjang . Lagu yang bernada semangat dan lirik yang hanya terdengar 'o' saja. Iya,  yel-yel tentara maksud aku. Ayah yang bersenandung sembari memainkan ponselnya. Dan pratu malik yang fokus mengemudi. Bosan.

"Bang malik, ganti pakai Bluetooth dong. " pintaku yang langsung di kerjakan oleh pratu malik.

Aku pun menghubungkannya dengan Bluetooth hpku.  "Bang malik mau lagu apa? " tanyaku.

"siap, saya mengikuti mbak Arley saja." jawab Pratu Malik kaku. Nah,  sekarang aku yang bingung mau lagu apa. Klik!  Ini nih lagi sesuai suasana hati.

'I Like You So Much, You'll Know It (A Love So Beautiful)'

I like your eyes you look away when you pretend not to care

I like the dimples on the corners of the smile that you wear

I like you more, the world may know but don't be scared

Coz I'm falling deeper, baby be prepared

I like you---

"Arley, pacaran sama siapa?" tanya ayah sinis. Aku terbingung.

"Pratu Malik, pause lagunya." perintah ayah pada pratu malik. Ayah menatapku seperti ingin mencakar-cakar dan memakanku. Serem.

"Pacaran sama siapa?"

"Aku ga pacaran sama siapa-siapa. Jomblo juga." cicitku sambil mengalihkan mataku ke arah jendela.

"Kalau orang bicara tatap matanya! Mau jadi pembohong sekarang?" sarkas ayah.

Aku menoleh dan menatap mata ayah. Takut-takut berani aku menatap mata elang ayah. "Aku ga pacaran sama siapa-siapa ayah. Ga percaya?  Buka hpku, tanya aleta atau temenku lainnya." belaku.

"terakhir, kamu bilang ga pacaran tapi jalan bareng sama kakak kelasmu itu." ayah menatap lurus dan pastinya datar.

Aku terheran. "ha?  Jalan bareng apa ayah? Itu 1 tahun yang lalu, ga ada angkot. Angkotnya demo. Terus ayah ditelfon ga diangkat. Terus masa aku mau jadi penjaga sekolah? Aku juga gamau jalan jauh banget, panas lagi. Kenapa masih dibahas juga sih, Dulu juga." kesalku.

Ayah terkekeh. "iya-iya gausa marah gitu." ucap ayah. Aku melirik ayah tak suka. Tuh kan, ayah langsung berubah baik. Sadar diri kalo salah. Ya nasib sih, jadi anak tentara. Ah, taulah. Bodo, kesel sendiri gue.

Aku memilih sebuah lagu yang bisa menghilangkan kesalku.

Cendol dawet, cendol, dawet seger

Cendol cendol dawet dawet

Cendol cendol dawet dawet

Cendol cendol dawet dawet

Cendol, dawet seger, piro

Lima ngatusan, terus ora pakai ketan

Ji, ro, lu, pat, enam, pitu, wolu

Tak tik tak tik tak tung

Tak tik tak tik tak tung

Tak tik tak tik tak tung

Lolo, lolo, yes!

"ARLEY! KAMU CEWEK, MALAH JINGKRAK JINGKRAK GA KARUAN!" seru ayah geram.

Aku melotot tak suka pada ayah. "Apa? Salah lagi?"

.
.
.
.
.
.

Ini adalah sebagian kisah menjadi anak tentara.

Enjoy aja.

Hayuk vote dan komen

Main follow follow an juga hayukk

Thx

Jangan lupa mampir ke ceritaku sebelah yaa.....

"AQUAT"

tinggalkan jejakk

HARTLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang