Mau sampai kapan
di zona nyaman terus?------------------------------------------
"Eh bang arley mau duduk. Minggir lo semua!" perintah yosep pada anak buahnya ketika arley baru saja masuk kelas.
Arley menatap tak suka pada yosep. "Lo ngomong bang sekali lagi. Gue patahin tangan lo!"
"Lo lebih cocok dipanggil bang daripada neng." ujar abraham yang disambut gelak tawa yosep the geng.
Arley melotot. Bisa-bisanya ia ditertawakan. "Okey! Lo gue panggil bra ya." ucap arley penuh penekanan dengan telunjuk yang mengarah pada abraham.
Sontak saja semua melongo dan menahan tawanya agar tidak terkena serangan arley. "Yang bener aja lah ley." bela abraham.
Arley mengedikkan bahunya. "Nama lo kan abraham. Gue panggil bra juga ga masalah deh, kan termasuk dari huruf nama lo."
"Yakan lo tau bra itu--"
"Apasi berisik amat. Ini juga kenapa mukanya pada tahan tawa sih." Aleta datang dengan beberapa map di tangannya.
Sontak saja mereka semua tertawa terbahak-bahak. "Abraham---dipanggil bra sama ar-ley." jelas yosep yang masih tertawa. Karena jelas tak ada yang berani memanggil abraham dengan bra di depan abraham. Ya taulah pasti perasaan dan tak mau kena patah tulang karena si jago karate.
Aleta langsung mengimpuk kepala arley. "Anak orang dodol, Lo katain!"
Arley membenarkan rambutnya. "Habisnya gue dikatain juga." bela arley.
"Lo pada gabisa apa ya sehari ga goda arley." heran aleta.
Zayn menggelengkan kepala. "Goda lo, ntar malah disuruh bersih wc."
"Udah pergi sana! Kesel gue liat muka lo." bentak arley.
Semua langsung ciut dengan bentakan arley. "Ayo cabut!" ucap yosep ke abraham dan zayn.
Arley menyandarkan kepalanya di bahu aleta. "Kenapa lo?" tanya aleta yang heran karena arley tak biasanya terlihat banyak pikiran.
"Gapapa."
Aleta menatap arley malas. "Sorry ley, gue cewek. Jadi gausa kode-kode bilang gapapa ternyata apa-apa."
"Apasi, diem deh gue capek lagi ga pingin banyak bacot."
Aleta menarik badannya menjauh agar arley tak bisa bersandar padanya. "Lett! Sini." rajuk arley.
"Gamau, cerita dulu." paksa aleta dengan muka judesnya.
"Nanti kalo gue emang udah mantep. Gue cerita. Ntaran juga semua tau."
Arley bangkit dari duduknya dan keluar kelas.
"Sorry let, gue masih ga yakin sama keputusan gue sendiri."
°°°
Saat ini arley sedang mondar-mandir di depan ruang kurikulum."Masuk, engga? Masuk. Engga?"
arley berpura-pura melewati ruang kurikulum. Baru beberapa langkah menjauh. Langkahnya sudah berbalik.
"Masuk ke ruangan dulu yang penting, bicara apa di dalem. Pikir keri wae wes. Pokok Bismillah."
"Cari apa?" suara berat dan datar menyambut kedatangan arley.
"Kenapa bapak triplek yang peka gue disini."
"Eh--itu pak, mm--mau pinjam rapot." ucap arley penuh ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARTLEY
Ficção AdolescenteTau rasanya jadi anak kolong ga? Anak kolong? Iya anak tentara... Arley si anak kolong yang berusaha kuat menjalani kehidupannya. Dari kisah cintanya sampai cita-citanya. 🔰Perjuangan Arley meraih cita-citanya🔰 ••• Ayo merapat... Yuks! Sini sin...