≡15≡

569 42 6
                                    

"Berdirilah di duniamu dengan kakimu sendiri"
.
.
.

Arley menoleh ke kanan dan ke kiri. Melihat keatas dan kebawah. "Anjir, emang beda ya bayar mahal sama murah." ujarnya dalam hati karena melihat ruangan yang bersih, tempat duduk yang seperi anak kuliah dan jangan lupakan AC yang sangat dingin.

"Gila! Salah baju gue kesini. Dingin banget sumpah." cicit Arley yang memakai baju dengan lengan pendek dan memakai sepatu sandal.

Seorang pria berkulit putih dan berhidung mancung datang dengan langkah bersemangat, "Good Afternoon everyone! How's life?"

"Nice, Mr."

"Afternoon too Mr."

"Very very Bad Mr."

Arley menoleh ke kanan dan ke kiri, "Ga ada translate apa ya?" batinnya bertanya-tanya.

"Waw! We have new friends guys!Can you introduce yourself?" Ucap pria berkulit putih dan berhidung mancung itu yang ternyata guru kelas bahasa inggrisnya.

Arley bingung, "Mm-- Sorry. I--"

"Kenalin diri lo," bisik cowok yang berada di belakang Arley.

Arley menganggukkan kepala dan berdiri, "Hello! Nice to meet you guys. You can call me Arley. Thank you."

"Applause"

"Hallo Arley. Senang bertemu dengan kamu juga. Kalau boleh tau kamu kelas berapa?"

"Saya kelas 3 smp."

"Wah! Dia paling muda di kelas ini guys. Ya, Arley saya Mr. Daniel selaku penanggung jawab atau Mentor kelas ini. Dan kalian semua bisa saling mengenal dan berbaur nanti, Oke?"

"Of course, Mr."

Mr. Daniel menganggukkan kepalanya, "Kalian baca dahulu buku grammar page ninety-five. Dan Arley bisa ikut saya keluar sebentar?"

Arley mengerutkan keningnya bingung tetapi tetap mengikuti Mr. Daniel untuk keluar kelas.

"Jadi begini Arley, saya lihat tadi hasil tes untuk menentukan kelas. Sebenarnya kamu bukan berada di kelas ini bukan? Kamu berada di kelas bawah. Tetapi saya dengar dari Mam Cika kamu memilih kelas diatas kamu daripada kelas yang lebih sesuai sama kamu, benar begitu? " tanya Mr. Daniel dengan pelan agar tak menyinggung perasaan Arley.

Arley menjawab ragu,"Ya?"

"Boleh tau alasannya apa?"

Arley mengingat kejadian yang tadi terjadi, "Karena beberapa materi yang ada dikelas bawah saya sudah mengerti. Walaupun saya antara mengerti atau tidak, tetapi setidaknya saya tau."

"Fine, tapi untuk ke kelas atas ini kamu harus bisa tahu bagaimana dasarnya terlebih dahulu dengan baik, agar mudah untuk melanjutkan selanjutnya. Yang saya khawatirkan kamu tidak bisa beradaptasi dan malah membuat kamu kebingungan sendiri." Mr. Daniel menatap Arley dengan lembut.

Arley menghembuskan napasnya pelan," Nilai saya seburuk itukah? Sampai Mr. tidak memercayai saya untuk berada di kelas ini?" sarkas Arley.

Mr. Daniel tersenyum, "Maaf Arley, bukan itu maksud saya. Saya tidak mau kamu membuang waktu dan pikiran dengan sia-sia. Bagaimana jika kamu coba beberapa pertemuan. Jika memang tidak nyaman bagi kamu, kamu bisa kembali ke kelas bawah?"

Arley tersenyum terpaksa, "Baik Mr. Daniel terima kasih atas pengertiannya. Saya juga memahami dan Mam Cika sudah menjelaskan tadi. Kemudian alasan lain saya tidak berada di kelas bawah, saya kurang nyaman dengan kelas bawah karena saya paling tua disana otomatiskan seharusnya saya paling bisa disana sedangkan kemampuan saya tidak sampai sana dan saya les ingin menambah pengetahuan saya lebih jauh lagi. Apakah ada yang ingin dibicarakan lagi? " jelas Arley sekali tarikan nafas.

HARTLEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang