Ainesh melepaskanku begitu mendengar suara Dewa berdehem. Ainesh berbalik, menghampiri Dewa dan langsung mendekap Dewa juga, Daddy Adelle itu bahkan mengecup pipi kiri Dewa sebelum berlalu keluar dari rumahku. Di teras kulihat dia melompat-lompat kecil seperti anak yang baru saja mendapatkan hadiah.
Dewa menutup pintu di belakangnya, lalu menghampiriku.
"barusan aku dicium sama mantan mu?" tanya nya memastikan.
Aku tertawa sambil berhambur ke pelukan suamiku.
"ada apa?" tanya Dewa setelah aku melepas pelukanku.
"apa nya?" tanyaku kembali.
"kenapa kamu tiba-tiba peluk aku?" tanya nya lagi.
Aku tersenyum. "tadi Karina kesini"
"terus? Dia cerita?" tanya Dewa.
Aku mengangguk. "kenapa kamu nggak pernah cerita soal Karina ke aku?"
Dewa mengangkat alisnya. "harus kuceritakan sebagai siapa si Karina kepada istriku yang cemburuan ini?"
Aku berdecak, kucubit pinggang Dewa gemas. Suamiku itu tertawa, ditariknya aku kepelukan nya lagi.
"aku senang kamu sudah tau semua nya. Masalah kemarin hanya angin lalu untuk pohon kita yang semakin tinggi ini" kata Dewa.
Kubalas pelukannya. Aku merasa sangat bersalah, seharusnya aku selalu mempercayai suamiku. Seperti dia yang tidak bertanya apapun soal aku yang baru saja dipeluk pria lain dihadapannya. Pria yang statusnya adalah mantan tunanganku.
Ya, Dewa tetaplah Dewa. Selamanya dia akan jadi suamiku yang paling pengertian. Yang tidak mengungkapkan cinta dengan ucapan melainkan dengan tindakan. Betapa beruntungnya aku ini menyandang gelar nyonya Adiwinandra.
*****
Aku terbangun waktu merasakan sentuhan di ujung hidung. Waktu membuka mata, yang pertama kulihat adalah suamiku yang sedang berlutut di samping tempat tidur."selamat hari sabtu" katanya sambil mengulurkan kotak kaca kecil berisi cincin berlian.
Aku tertawa. "selamat hari sabtu?" ulangku.
Aku bangkit duduk menghadap Dewa.Suamiku itu meraih tangan kiriku.
"menikah selama sepuluh tahun membuatku kehabisan ide memberi nama hadiah. Ini bukan tanggal yang spesial, tapi hari-hariku sebagai suamimu selalu terasa spesial. Jadi aku ingin terus menjadi suamimu selamanya" katanya sambil memakaikan cincinnya ke jari manisku.
Dari mana suamiku ini belajar kata-kata romantis?
"kamu punya salah sama aku? Kenapa tiba-tiba romantis gini?" tanyaku.
Dewa ikut duduk disampingku. "seingatku tidak punya"
Kutatap cincin baru dijariku, cantik sekali.
"Rista bilang itu akan cocok untukmu, jadi aku membeli nya kemarin. Sebenarnya aku ingin memberikan langsung kemarin malam, tapi aku terlalu terkejut setelah dicium mantan mu" kata Dewa.
Aku tertawa lagi begitu mengingat kejadian kemarin malam.
"aku takut" katanya tiba-tiba.
Aku mengerutkan dahi. "takut apa?" tanyaku.
"takut dia jatuh cinta lagi kepada istriku" jelasnya.Ku genggam tangan Dewa. "sayang, Ainesh itu jatuh cinta sama Irida yang dia temui dua puluh lima tahun yang lalu, Irida si adik kelasnya di SMP yang mudah sekali di jahili. Bukan Irida si ibu beranak satu yang sudah nggak menarik lagi ini"
Dewa mengusap pipiku dengan tangannya yang bebas. "bagiku kamu masih semenarik gadis jahat yang kutemui sepuluh tahun lalu"
Dewa mendekatkan wajahnya pada wajahku, saat bibirnya tinggal beberapa senti dari bibirku, aku memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka ini yang terakhir (END)
Romancecerita ketiga dari #LukaSeries. Luka Series : 1. Menolak luka, merelakan yang dicintai untuk pergi. 2. Selamat tinggal luka, saat kutemukan kebahagiaanku lagi. 3. Luka ini yang terakhir, bahwa kebahagiaan nyata itu ada diujung setiap pencarian. ____...