Aku menghela nafas, pria yang duduk dihadapanku saat ini tengah menanti jawaban dariku.
"Jadi?" Tanya nya sekali lagi.
Jadi apa? Memangnya aku harus menjawab apa? Bagaimana mungkin aku menjawab sementara aku sendiri tidak yakin dengan jawabanku? Ini terlalu cepat untukku.
Ah, semua ini benar-benar tidak masuk akal.Aku menggeleng.
"Aku nggak tau"Pria itu menyentuh punggung tanganku diatas meja.
"Aku janji, akan membahagiakan kamu dan juga anak-anak. Aku janji tak akan pernah lagi membuat kamu menangis. Kumohon, beri aku kesempatan!"Dia terus memohon, dengan tatapan mata sayu yang sarat akan kesungguhan.
Hatiku berdesir, aku masih belum yakin apakah luka di dalam dadaku sudah benar-benar sembuh? Tapi, bukankah tidak ada salahnya memberi dia kesempatan. Lagipula, aku bisa melihat cahaya kesungguhan dan kebahagiaan di masa depan lewat iris mata nya yang menatapku dalam-dalam.
Jadi, kurasa memang seharusnya aku memberi dia kesempatan."Kumohon!" Bujuknya lagi.
Kurasa aku tak punya pilihan lain selain mengangguk.
Menghela nafas panjang, aku mengangguk sembari tersenyum.
Jeda tiga detik, kurasa dia sedang memproses jawaban ambigu dariku.
Setelah dia tersadar, sentuhan dipunggung tanganku berubah menjadi cengkeraman erat.
"Really?" Tanya nya memastikan.
Aku mengangguk lagi.
"Aku pernah bilang, I'll still love you. Jadi, kupikir sampai kapanpun ucapanku itu masih berlaku"Pria dihadapanku tampak sumringah, dia menutup mulut dengan punggung tangan saking tidak percaya nya dengan apa yang ia dengar.
Aku terkekeh kecil saat melihat dia mengepalkan tinju ke udara sembari berteriak lantang dengan wajah sumringah.
Kuharap, ini akan jadi yang terbaik untuk kami semua.
_________
Love,
OLinMayawi~
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka ini yang terakhir (END)
Romansacerita ketiga dari #LukaSeries. Luka Series : 1. Menolak luka, merelakan yang dicintai untuk pergi. 2. Selamat tinggal luka, saat kutemukan kebahagiaanku lagi. 3. Luka ini yang terakhir, bahwa kebahagiaan nyata itu ada diujung setiap pencarian. ____...