Sembilan Belas

2.7K 189 98
                                    

Setelah drama yang panjang, Ainesh berhasil membawa Keiko pulang. Mereka menikah lagi dan mengadakan pesta pernikahan yang luar biasa indah.

Bukan pesta mewah, hanya pesta kebun yang digelar di halaman rumah besar Ainesh. Pesta itj dihadiri oleh kerabat dan orang-orang terdekat. Juga para pegawai kantor Ainesh.

Aku dan Dewa datang berdua, Amasha sudah datang sehari sebelum acara. Anakku itu ngeyel ingin menginap di rumah Adelle agar bisa memakai gaun yang sama dengan anak-anak Keiko dan Ainesh. Dia juga mengoceh soal ingin menjadi bridesmaid.

Saat aku dan Dewa tiba, sudah ada banyak orang yang datang. Felish menghampiriku sambil tersenyum lebar. Ibu dua anak itu memakai gaun putih selutut yang memamerkan bahu mulusnya. Kalung berlian menghiasi lehernya, seolah menegaskan kalau dia berasal dari keluarga berada. Rambutnya di sanggul dan diberi hiasan bunga. Walaupun memakai hells tinggi, gerakannya masih saja lincah.

"pelan-pelan, Fel!" tegurku saat dia berlari kecil menghampiriku.

Kalau dilihat dengan penampilan begini, Felish lebih mirip anak SMA yang sedang berada di pesta ulangtahun. Dia sama sekali tidak menua meskipun sudah punya anak kembar.

"kebiasaan, kak" katanya sambil memelukku.

Kubalas pelukannya, saat dia melepaskan pelukannya aku mengecup pipi Felish.

"hai mas Dewa" sapa Felish.

"hai juga, Felish. Maaf ya, saya mau menyapa papa dan mama mertua mu dulu" ujar Dewa.

Felish mengangguk.

Dewa beralih kepadaku.
"sayang, aku duluan ya? Kamu ngobrol dulu aja sama Felish"

Aku mengangguk.

Dewa mengecup dahiku sebelum berlalu menghampiri mertua Felish yang juga merupakan kolega nya.

"maaf ya, aku nggak dateng waktu kamu melahirkan" kataku menyesal.

Felish menggeleng.
"nggak masalah, ih. Lagian udah rame banget yang nemenin aku"

"anak-anakmu kemana? Aku belum sempat lihat" ujarku.

"di kamar Adelle, lagi ditidurin sama papa nya. Anak-anakku pada manja banget sama papa nya, nggak mau tidur sama aku, mau nya sama dia" cerita Felish.

"bagus, dong. Kamu jadi nggak repot" kataku.

"kemarin sih repot banget waktu baru pulang dari rumah sakit, moody banget aku nya, masa ngelihat bang Ainesh aja bawaannya pengin ngomel terus nangis" ujar Felish membuatku tertawa.

"kamu kayak Dewi, dong" ujarku.

Kami tertawa bersama.

"kalungmu itu kelihatan mahal banget" kataku setelah selesai tertawa.

"kan suamiku kaya" katanya jumawa.

Aku terkekeh.
"eh iya, aku lupa. Suamimu kan orang ternama"

Felish tertawa lagi.

"kak Irida udah lihat ketemu anak-anak?" tanya nya.

"belum, aku baru datang. Baru ketemu kamu" jawabku.

"Amasha, Adelle, Jasmine sama si kembar pakai baju yang sama kayak aku gini, terus si Ryu pakai jas kembaran sama daddy nya. Ryu ganteng banget. Dari pagi Amasha sibuk menggandeng tangan Ryu, katanya latihan dulu sebelum mereka menikah beneran nantinya. Untung Ryu anaknya baik banget, jadi nggak marah ditempelin Amasha gitu" cerita Felish.

"aduh, aku jadi malu sama kelakuan anakku" kataku.

Felish terkekeh.

Setelah puas mengobrol, Felish mengajakku menghampiri mertua nya. Aku kembali berdiri di sisi Dewa sambil mengobrol ringan dengan beberapa kenalan Dewa.

Luka ini yang terakhir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang