Sebuah kertas mendarat dimeja riasku, membuat aku yang sedang fokus mengaplikasikan skincare diwajah menoleh ke si pemilik lembaran.
Amasha dan Adelle berdiri dengan cengiran lebar disampingku, kedua nya masih memakai seragam sekolah lengkap dengan tas punggung dan sepatu.
"bunda, lihat itu" kata Amasha sambil menunjuk kertas yang tadi ia sodorkan padaku.
Aku menurut, kuletakkan botol skincare ditanganku dan meraih kertas itu. Sebuah surat persetujuan orangtua untuk study tour ke pantai.
"bunda harus tanda tangan, lusa kami berangkat" kata Amasha.
Aku mengerutkan dahi.
"kenapa bunda harus setuju?" tanyaku.Amasha mengacungkan telunjuknya.
"satu alasannya, Amasha mau ke pantai sama temen-temen. Jadi bunda harus setuju dan tanda tangan"Aku tertawa.
"minta izin sama ayah dulu, ya? Kalau ayah kasih izin nanti bunda tanda tangan"Amasha mengangguk.
"oke, aku mau telfon ayah dulu" katanya sebelum berlari keluar dari kamarku."pakai telfon yang dibawah, sayang" pekikku.
Amasha menjeritkan kata iya.
Setelah Amasha pergi, Adelle mendekat padaku, ditangannya ada lembaran yang sama dengan milik Amasha yang ada ditanganku.
"kenapa?" tanyaku pelan.
"Adelle mau pergi juga, tapi daddy sedang keluar kota dan baru kembali seminggu lagi. Jadi daddy nggak bisa tanda tangani kertas ini. Boleh Adelle minta auntie Irida yang tanda tangan disini?" kata Adelle sambil mengulurkan kertasnya padaku.
Aku tersenyum sambil menerima kertas Adelle.
"seperti Amasha, Adelle harus minta izin daddy dulu, baru auntie mau tanda tangan" kataku.
"Adelle nggak punya nomor ponsel daddy" katanya sedih.
"auntie punya. Tolong ambilkan ponsel auntie di laci nakas" kataku.
Adelle sumringah, cepat-cepat dia menuruti perintahku. Setelah Adelle menyerahkan ponsel padaku, aku menghubungi nomor Ainesh. Setelah panggilan dijawab oleh Ainesh, segera kuserahkan ponselku pada Adelle. Anak itu berjalan pelan keluar kamarku sambil bicara dengan daddy nya di telfon.
Beberapa menit kemudian, dua anak itu kembali kekamarku dengan wajah girang.
"kata ayah aku boleh pergi" kata Amasha.
"daddy juga bilang Adelle boleh pergi" kata Adelle sambil menyerahkan ponselku.
Aku menerima ponselku sambil tersenyum.
"Ryu nggak ikut?" tanyaku pada mereka.
"study tour ini hanya untuk para adik kelas, kelas 5 dan 6 tidak dianjurkan ikut" kata Adelle menjelaskan.
"padahal bunda berharap dia ikut, supaya bisa menjaga kalian" kataku sambil menandatangani kertas mereka satu persatu.
"kami bisa jaga diri, bunda. Kan ada ibu guru juga. Amasha pun jago renang, Amasha akan jaga Adelle" kata Amasha jumawa. Membuatku tertawa kecil.
Kukembalikan dua kertas itu pada mereka setelah kutanda tangani.
"bunda minta hadiah" kataku sambil menunjuk kedua pipiku. Dua anak itu mendekat dan mengecup pipiku bergantian.
"thank you bunda" kata Amasha sambil melompat-lompat kecil keluar kamar.
"thank you, auntie" kata Adelle sambil membungkuk hormat lalu berlari kecil menyusul Amasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka ini yang terakhir (END)
Romancecerita ketiga dari #LukaSeries. Luka Series : 1. Menolak luka, merelakan yang dicintai untuk pergi. 2. Selamat tinggal luka, saat kutemukan kebahagiaanku lagi. 3. Luka ini yang terakhir, bahwa kebahagiaan nyata itu ada diujung setiap pencarian. ____...