23. Perkara Peduli

12.9K 2.8K 2.6K
                                    

Yaya duduk dengan tenang, matanya menatap seksama layar LCD yang menampilkan hasil tugas meliputnya bersama Lukas pada saat demo kemarin. Teman-temannya ikut menonton dengan tatapan takjub melihat begitu totalitasnya Yaya mengerjakan tugas. Ketenangan itu tiba-tiba rusak karena tampilan video tiba-tiba mengalami noise.

"Saya Yudistira Adama melaporkan dari tempat kejadian..."

BOOM!

Footage yang terambil tiba-tiba menghilang digantikan video kaki yang sibuk berlari. Tak lama kemudian suara polisi terdengar.

"TANGKAP SI GONDRONG INI!"

"EH EH ADA APA NIH PAK?!"

"SUDAH KAMU NURUT AJA SAMA SAYA!"

"LOH LOH PAK INI TEMAN KOS SAYA KENAPA DIBORGOL?!"

"DIAM KAMU!"

"LOH? GAK BISA DONG PAK! KITA INI LAGI LIPUTAN BISA-BISANYA BAPAK LANGSUNG TANGKAP KAYAK GINI! KAMI PARA WARTAWAN PUNYA UU PERLINDUNGAN LOH PAK!"

"KAMU INI SUDAH BIANG RUSUH TETAP AJA BANYAK NGOMONG!"

"LAH TEMEN GUE NAPA ANJIR?! ASTAGFIRULLAH JANGAN GINILAH PAK...SAYA GAK BAWA UANG BANYAK BUAT NEBUS TEMEN SAYA KALO BAPAK TANGKAP!"

"KAMU BERHENTI BELA DIA! TEMEN KAMU INI UDAH NGERUSAKIN MOBIL POLISI!"

"SALAH ORANG PAK! TEMEN SAYA JELAS-JELAS LAGI LIPUTAN JUGA! KALO GAK PERCAYA INI SAYA KASIH LIAT HASIL LIPUTANNYA!"

"TAU TUH! LEPASIN SAYA!"

Suasana kelas mendadak heboh, mereka sibuk berbincang tentang perjuangan Yaya untuk menyelesaikan tugas. Beberapa detik kemudian tiba-tiba terdengar suara penjual bakso yang ikut menengahi kesalahpahaman antara Yaya dan Pak Polisi. Video liputan berakhir saat Polisi meminta maaf lalu suara borgol terlepas.

"Yudistira..."

Yaya menoleh ke arah dosennya, "Iya, Pak?"

Dosennya menatap lama Yaya lebih dulu sebelum kembali membuka mulutnya, "Maksud kamu apa memasukkan footage seperti itu? Kesannya video kamu ini amatiran,"

Yaya berusaha menahan emosi di dalam hati.

Dah gue kerja ampe gue hampir di penjara eh ini malah kagak ada syukurnya, dahlah lain kali gue bolos aja matkul ini.

"Maaf sebelumnya, Pak. Tapi, saya cuman mau ngasih penggambaran gimana perjuangan saya kerjain tugas ini. Mulai dari kena gas air mata hampir tiga kali, kaki saya diinjak sama orang asing pas lari lima kali, almamater saya hampir robek karena ditarik cewek, dan terakhir saya hampir ditangkap polisi karena saya dikira komplotan yang rusak mobil polisi," Terang Yaya.

Dosen menatap serius Yaya lalu selanjutnya dia tertawa lalu bertepuk tangan, "Saya cuman mau tes kamu. Tapi, saya salut liat keberanian kamu buat meliput layaknya wartawan beneran,"

Yaya yang tadi meradang langsung aja senyum nggak karuan karena dipuji. Kayaknya ucapan dalam hatinya tadi mau ditarik dan diganti dengan ucapan dia nggak mau bolos mata kuliah ini.

"Aamiin. Doain Pak saya cepetan jadi wartawan beneran," Ucapnya.

Dosen itu mengangguk, "Sejauh ini tugas kamu udah bagus. Tapi, saya cek paper kamu tadi...sepertinya kamu belum memahami dengan baik cara menulis artikel berita,"

Yaya rasanya mau makan ini dosen, maunya banyak banget. Tadi puji-puji sekarang malah jatuhin lagi, udah mirip gebetan aja.

"Tapi, kamu tenang aja. Saya lolosin kamu di tugas ini asal kamu buat artikel ulang. Kalo bisa saya rekomendasikan kamu belajar nulis artikel sama anak semester 5 yang namanya Danish Algifary. Kemarin saya ngajar dia dan dia pinter buat artikel. Kamu bisa belajar sama dia sekalian revisi tugas paper kamu kalo emang kamu mau lolos di mata kuliah saya." Lanjut dosen itu lagi.

KOSAN 23 BUJANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang