Play
Ku akan pergi
meninggalkan dirimu
Menyusuri liku hidupku
Janganlah kau bimbang
dan janganlah kau ragu
Berikan senyuman padakuEllo - Pergi Untuk Kembali
———
Hari yang paling ditakutkan para bujang pun telah tiba—hari dimana satu-satunya bidadari kosan akan pulang ke tempat dimana semestinya ia berada. Bujang lantai satu telah siap di halaman depan dengan palu serta pakunya untuk membocori ban mobil yang di sewa Rosie untuk berangkat ke kampung.
Januar tidak tenang, berulang kali ia melirik ke arah belakang dengan keringat yang membanjiri pelipisnya. Lingga dan Haikal kompak dengan misinya untuk menancapkan paku-paku itu pada ban. Rangga bertindak sebagai pengawas keberadaan sopir sewaan Rosie di bagian dalam, sisanya Jingga dan Caesar masih sibuk mengajak Rosie berbincang di kamar sambil menunggu cewek itu selesai berkemas.
“Aduh, ini kalo ketahuan gimana?” resah Januar sambil berulang kali menepuk bahu Haikal.
“Selow anjir, jangan panik! Gue lagi berusaha ini!” Haikal menaikkan tangannya, “Sini cepetan pakunya nambah lagi!”
Januar menghela nafas kasar lalu kembali membuka kotak dan memberikan paku kesekian kepada Haikal.
“Sumpah gue berasa keren banget anjir, kayak anak otomotif pasang paku kayak gini!” decak kagum Lingga sambil memukul-mukul paku menggunakan palu.
Januar meringis, “Ini mah namanya kejahatan. Gak ada sejarahnya kejahatan kelihatan keren, jatuhnya selalu zero alias jelek.”
“Hidup lo gak berwarna kalo gak nakal sesekali, Jan. Dahlah, lo jalanin aja tugas lo sebagaimana mestinya,” Haikal kembali memasang paku, “Eh, coba lo telfon Rangga, tanyain itu sopir dah kelar buang air apa belom.”
Januar kembali dilanda resah, seumur-umur dia gak pernah jahatin orang kayak gini. Berhubung konteksnya demi kebaikan bersama alias misinya biar Rosie gagal balik kampung yaudah dia terpaksa ikut.
Tangannya bergerak merogoh ponsel lalu menelfon si pengawas dadakan itu, “Gimana, Ga? Sopirnya udah kelar?”
Rangga terdengar sibuk menangkap apel yang ia lempar di udara, “Kayaknya sih udah mau kelar soalnya bunyi air udah ke dengeran. Cepetan gih suruh anak-anak balik ke markas.”
Januar mengangguk, “Oke, gue matiin ya.”
Tut...
Cowok itu kembali memasukkan ponselnya dalam saku celananya. Ia menepuk bahu Lingga dan Haikal, mengode agar mereka segera meninggalkan tempat ini. Keduanya mengangguk lalu membereskan alat-alat yang digunakan untuk memasang paku tadi. Mereka berlari kecil menuju halaman belakang dimana para bujang lain sudah berkumpul melingkar layaknya rapat PBB.
“Nah, mereka datang!” sahut salah satu bujang sambil menunjuk tiga orang yang baru datang itu.
Yaya menatap Haikal, “Gimana? Lancar?”
Haikal mengangguk sambil menaikkan jempolnya, “Tenang, tadi udah dipasangin lima belas paku!”
Januar menggeleng, “Cuman sepuluh. Tadi ada lima paku yang rusak makanya lo cabut, yakan?”
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN 23 BUJANG
HumorKosan warisan sujarat bukan hanya sebatas tempat sewaan perbulan atau pertahun tapi ini lebih dari kata 'Rumah' yang sesungguhnya. Ada 23 isi kepala yang harus disatukan, ada 23 karakter yang harus saling memahami satu sama lain, dan tentunya hanya...