3

5.5K 523 21
                                    


Pagi harinya masih sama, tetap sepi dan sunyi, seakan hanya bisa mendengarkan bisikan-bisikan orang yang berceloteh di sekitarnya saja.

Halaman ini mungkin saksi bisu dia berpijak tanpa adanya satu kata yang keluar, selain menunggu suara motor berisik yang membuat para siswa ikut berbisik.

Mereka saling menatap namun tak bersapa, sudahku bilang hanya ada tatapan tajam dan kebencian di dalam mata Seo-jun, ia berlalu dari hadapan Su-ho yang selalu diam mengamatinya saat ia tiba di halaman sekolah.

#


Hari ini pelajaran kebugaran yang menjadikan siswa harus turun ke lapangan bola, memakai baju olahraga berwarna abu abu panjang, guru mapel hanya melihat mereka saat ia telah menjelaskan permainan yang harus dilalui.

Saling melempar bola, lawannya laki-laki dengan laki-laki, perempuan juga sebaliknya, ah Seo-jun harus berhadapan dengan Su-ho membuat wajahnya di tekuk seperti bebek.

Semua murid kelas menatap Su-ho dan Seo-jun yang bertatap sengit, Seo-jun memegang bola lalu melemparnya dengan tenaga kuat kearah Su-ho, namun dengan cepat Su-ho menangkapnya dan terjadilah tangkap menangkap dengan tenaga kuat, hingga permainan sengit itu terhenti saat bola mengelinjang ke atas mengenai salah satu murid perempuan bernama Juk-yung.

"Aw!" rintih nya.

Para siswa laki-laki bersorak menanyai perempuan itu tak lepas dari dua perempuan berdampingan disebelah kanan kiri Juk-yung.

"Juk-yung baik-baik saja?" pertanyaan banyak dilontarkan padahal hanya satu pukulan bola mengapa serepot itu bertanya?

Su-ho beranjak pergi dari sana dan saat ditengah lapangan bola terpantul di kepalanya, tak sakit namun sedikit terkejut ia berbalik badan dan Seo-jun berjalan kearahnya, namun Seo-jun langsung melewati badannya dengan santai seperti tidak ada salah.

Ia hanya diam mengamati punggung Seo-jun yang semakin jauh dari jangkauannya.
  

##

Sekarang masalahnya bertambah, ia di gosipkan berkencan dengan Juk-yung hanya karena mereka keluar bersama.

"Su-ho! Ini buku yang ku janji kan untukmu!" Juk-yung menghampiri Su-ho yang duduk dibangkunya.

Su-ho diam, menatap Juk-yung yang tersenyum cerah, lalu ia mengambil buku itu.

"Hm, Terimakasih."

"Arasseo"

Dan pemandangan itu tak luput dari mata Seo-jun, ia memang memejamkan matanya namun tidak berarti dia tidur kan?

"Apa kau sudah makan?" tanya Juk-yung.

Su-ho menatap Juk-yung, lalu menggelengkan kepalanya membuat wanita cantik itu senyum manis.

"Kalau begitu sebaiknya kita ke kantin bersama!"

Juk-yung menarik tangan Su-ho tanpa izin, sedangkan sang empu hanya diam seolah Juk-yung telah menghipnotisnya agar mengikuti gerakannya.

Seo-jun yang melihat Su-ho ditarik ia mengepalkan tangannya, ada rasa tak rela Su-ho berbicara dengan wanita itu, ia langsung menyusul dari belakang mengikuti mereka, tiga manusia itu dipandang aneh oleh para murid.

Su-ho melirik Seo-jun yang baru saja datang namun Seo-jun menghampiri dirinya dengan wajah tak ramah.

"Lee Su-ho," panggilnya.

Su-ho berhenti menatap Seo-jun yang juga menatapnya.

"Setelah membunuh temanmu..."

"...."

"Tampaknya kau sangat bahagia," sambungnya.

Rahang Su-ho mengeras, makanan yang berada di tangannya seketika terjatuh oleh senggolan tangan Seo-jun, tercecer-cecer layaknya sampah yang memang di buang.

Seo-jun melangkah pergi tak ada salah,  Su-ho menatap punggung Seo-jun yang akan keluar dari kantin dengan langkah yang angkuh dan sombong, semua murid menatap mereka berdua takut, penasaran dan ikut berdebar hatinya.

"Han Seo-jun," Su-ho mengertak saat Seo-jun sudah diambang pintu, ia mendekati Seo-jun dengan wajah marah dan menarik bahu kanan Seo-jun untuk berbalik kearah nya.

Atmosfir ruangan ini berubah menjadi tegang, yang tadinya berisik karna berebut makanan dan kursi berubah menatap mereka seolah mereka membuka sebuah pertunjukan umum.

Su-ho mencengkeram kerah seragam Seo-jun kuat, dan menarik lebih dekat sehingga tubuh Seo-jun sedikit oleng, namun tak sedikitpun wajah tampannya hilang hanya karena kejadiannya tersebut.

Su-ho mencengkeram kerah seragam Seo-jun kuat, dan menarik lebih dekat sehingga tubuh Seo-jun sedikit oleng, namun tak sedikitpun wajah tampannya hilang hanya karena kejadiannya tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

25/01/21
gambar hanya pemanis

enemy loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang