jadi sebagai permintaan maaf aku up 3 chap hari ini,mari tepuk tangan wahai pemirsah.
#
Su-ho baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya, handuknya masih bertengker di leher, lalu ia duduk di tepi kasur.
"Apa benar aku menyukai Seo-jun?"
"Apakah Seo-jun akan semakin jijik padaku?"
"Aishh benar-benar membuatku pusing!"
Su-ho berjalan mendekat meja belajarnya dan duduk disana, mengambil ponselnya dan membuka KakaoTalk, yang entah ada mengirimnya pesan.
ting!
+822163593xxxx
Berikan alamatmuSu-ho menyerit bingung pasalnya ia tak menyimpan nomor orang ini, siapa tahu orang yang berniat main main? Ia tidak membalasnya dan kembali mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil tadi.
+822163593xxxx
Hei! Cepatlah+822163593xxxx
Aku Seo-jun, cepat berikan alamatmuSu-ho kembali menyerit, untuk apa Seo-jun meminta alamatnya? Dan darimana ia mendapatkan nomor miliknya, Aneh.
you
ƥshare locations
read.Jika dilihat-lihat lagi memang mirip Seo-jun, tipe orang yang tidak sabar jika belum dijawabi.
Beberapa saat kemudian bel berbunyi dengan tidak sabar, ia segara membuka pintunya. Terlihat Seo-jun memakai pakaian serba hitam, tidak lupa dengan helm yang ia bawa di tangan, oh sarung tangan hitam! Bukankah dia sudah seperti pencuri? Sepertinya Seo-jun memang sudah berniat untuk mencuri.
(Hatinya)
"Apa kau terlahir menjadi anak yang berjalan seperti ratu? Sangat lama!" setelah mengatakan itu Seo-jun langsung masuk.
Lalu segera mungkin Seo-jun duduk di sofa menyenderkan kepalanya dan Su-ho hanya manatap setiap gerakan Seo-jun.
"Kau tidak menanyaiku untuk apa datang kesini?"
"Untuk?"
"Untuk kau tahu!"
"Tidak penting," acuh Su-ho.
"Ck, dasar."
"Memang kau seperti itu kan? Lalu aku harus berpura-pura kaget karna kau kemari tiba tiba?"
"Setidaknya, jika kau mau."
"Dan pada akhirnya jawabanmu tak lain kemari karena baru saja babak belur dijalan, dan kau tidak ingin ibumu melihat keadaanmu yang seperti ini."
Seo-jun melotot tak percaya dibuat-buat, "Bagaimana kau bisa mengetahui nya?"
"Terlalu mudah ditebak."
"Apa wajah tampan ku ini ada goresan luka?"
"Cobalah berkaca."
"Katakan saja!"
"Hmm"
Seo-jun menghela nafas, "Wajah tampanku sudah tergores, ah! benar-benar brengsek si tua bangka itu!"
Su-ho berjalan ke kamar dan mengambil kotak P3K, lalu kembali memberikannya kepada Seo-jun.
"Obati sendiri."
"Siapa juga yang ingin diobati denganmu!"
10 menit kemudian~
"Ssh-pelan pelan bodoh!"
"Ini sudah pelan, jangan terlalu banyak bergerak!"
"Aku hanya di-aw!"
"Diamlah, akan cepat beres jika kau tidak merengek seperti itu."
"Lama sekali keluarnya! Kau mempermainkanku ya?!"
"Apa kau tidak melihat ku sedang berusaha juga?"
"Tapi ini sakit!"
Jangan berpikiran kotor dulu, mereka sedang berusaha untuk mengeluarkan serpihan kaca yang menancap di pipi kiri Seo-jun, sepertinya memang sakit, namun biasanya juga lebih dari ini kan?
Dan akhirnya Su-ho mengeluarkan kaca kecil itu, ukurannya memang sangat kecil, itu yang menyebabkan susahnya keluar dari kulit pipi Seo-jun.
Dengan posisi ini, Seo-jun bisa melihat jelas wajah Su-ho yang terlihat serius itu. Alis yang mengerut dan mata yang berkedip sesekali, yang paling ia lama tatap adalah bibir merah muda milik Su-ho yang terbuka sesekali.
"Berhenti menatapku seperti orang cabul," Seo-jun mengedipkan matanya random lalu melirik tembok tembok warna abu-abu khas rumah Su-ho.
Sebenarnya ia sama sekali tidak melarang hal itu, namun kini yang terpenting mimik wajahnya, entah sudah memerah atau bahkan memerah padam! Ia segera mengoleskan obat luar setelah kaca itu tercabut.
Jika waktu lalu Seo-jun yang menatapnya sekarang ia menatap Seo-jun, walaupun lecet Seo-jun tetap tampan layaknya karakter anime.
"Eoh sudah selesai?"
"Hmm."
Namum saat Su-ho beranjak dari tempatnya, ia tak sengaja melihat bintik merah di leher Seo-jun
"Sebaiknya menggunakan turtleneck jika berpergian."
"Untuk apa?" tanya Seo-jun tak paham.
"Ada bekas merah di leher mu."
"Apa?! Maksudmu cupang?" Seo-jun memasang wajah panik.
"Hmm."
"Disebelah mana? Disini? Atau disini? Dimana?" tanyanya heboh dan menyentuh semua titik lehernya.
Su-ho menarik jaket kulit milik Seo-jun ternyata itu bukan cupang, namun itu titik yang menghubungkan adanya memar di bawah leher Seo-jun.
"Kau dipukul?"
"Apa?! Ada memar disana?"
"Ck, tidak perlu berteriak."
"Harus! Tubuh tampanku tidak dibolehkan memar sedikitpun."
"Kau kira kau ini robot?"
Ia mengangguk random, "Robot tampan."
Namun Su-ho tidak menghiraukan itu, lebih memilih kembali membuka P3K.
"Sekarang lepas jaket dan bajumu"
"......"
28/01/21
tau ngak apa yang lebih manis
dari buah Kedondong?
jawabannya kamu

KAMU SEDANG MEMBACA
enemy love
FanficSedikit ubahan kata kata hanya sama dalam tempat dan topik (18+/BL) Karya tulis ini dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada maksud lebih untuk menjatuhkan atau merugikan pihak manapun. Dan segala masalah yang terpaut pada cerita ini tidak ada hubu...