13

3.8K 378 16
                                    

Jangan tidur dulu oy 😼

 
Hari ini pelajaran kebugaran, seperti biasa para murid berjalan malas karna akan berpanas-panasan di luar kelas.

Seo-jun menatap Su-ho yang masih asik dengan kegiatan tangkap menangkap bola, raut mukanya juga seakan sedang kesal, entah kenapa.

Seo-jun melihat Juk-yung berbicara pada Su-ho namun karna suasana yang terlalu riuh membuat ia tidak mendengar suara apapun, mereka juga terlihat berbisik satu sama lain seakan topik yang dibicarakan adalah rahasia negara.

"Seo-jun telah mengambil motornya."

"Begitukah?"

Lalu Su-ho kembali dalam aktivitas nya, saat Juk-yung menatap Su-ho menangkap bola berwarna kuning itu ia membayangkan dirinya dan Su-ho berpelukan tadi malam, Su-ho itu orang yang sangat cekatan.

"Kau pandai dalam hal itu," gumam Juk-yung tak sadar.

"Apa?"

"Huh apa?"

"Maksudku kau pandai dalam menangkap sesuatu seperti bola ini," lalu setelahnya ia pergi meninggalkan Su-ho yang bingung.

Disamping lain Seo-jun menatap mereka dan mengalihkan pandangannya kearah 'teman' sekelasnya yang sedari tadi semangat membahas festival besok.

"Mengapa kau pamer padahal kau pemain terlemah di tim?"

"Kita lihat nanti."

"Tidak mungkin Saebom Devils akan kalah dengan orang lemah."

Mereka saling mengejek satu sama lain hanya karna tim mereka sama sama bertanding.

"Orang lemah?"

"Kau."

"Dewa Su-ho kembali ke tim!" teriak nya.

"Apa?"

"Su-ho akan bermain?" tanya para wanita yang berada di lapangan itu.

"Kapan dia memutuskan itu?"

"Sungguh?"

Teman lelaki tadi melirik kearah Seo-jun, "Seo-jun bukankah kau cukup pandai dalam bermain basket?" Tanya nya.

"Apa? Kenapa?" Cih wajahnya sudah menunjukkan wajah sombong.

"Apa aku terlihat seperti itu?" Tanya nya.

"Ya!"

"Akulah rajanya," sombongnya lagi.

"Tentu saja, lalu bagaimana jika kau bergabung dengan kami melawan varsity dalam pertandingan sekolah?"

Seo-jun meletakkan bola kecil itu di tanah, "Aku harus bertanya dulu pada Lim Juk-yung."

Su-ho meliriknya tak suka.

"Dialah yang akan ku dengarkan, Lim Juk-yung", ucap Seo-jun menunjukan Juk-yung.

Lalu para pria dan wanita bersorak keras seakan ini tempat sorakan untuk 'sepasang kekasih'.

"Juk-yung kau ingin melihat ku bermain basket?" Tanya nya dengan wajah sumringah.

"Tidak, sama sekali tidak."

Bola digenggaman Seo-jun terjatuh, "Sama sekali tidak?" Tanyanya kembali mencoba bahwa Juk-yung benar-benar tidak ingin melihatnya.

"Juk-yung kumohon izinkan dia, aku tidak ingin kalah dari Tae Hoon," pria berambut cokelat itu berlutut di depan Juk-yung.

"Aishh terserahmu saja."

"Kalau kau ingin itu harus, masukkan aku," ucapnya percaya diri.

"Baik terimakasih."

enemy loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang