7

4.4K 464 40
                                    


Hari-hari mereka jalani tak ada seharipun Seo-jun tidak mengeluh dan mengomel sendiri ketika dirinya sedang tidak mood, sedangkan Su-ho yang tetap diam saat Seo-jun sudah menjadi manusia yang menyebalkan.

Tak berhenti disitu, beberapa kali Seo-jun bolos karna menghindari hukuman, ia selalu bertanya kepadanya jika dirinya ingin ikut atau tidak, Su-ho hanya menjawab tidak, itu yang menyebabkan beberapa kali 'rencana' bolosnya tidak ia lakukan karna terlalu sepi jika bolos sendiri.

Mereka juga semakin dekat apalagi saat menjalani hukuman, itu membuat para murid terkejut seakan melihat air dan minyak menyatu. Juk-yung? Dia tak luput menjadi 'target' seorang Su-ho dan Seo-jun, mereka selalu berdebat dan memukuli satu sama lain hanya karna memperebutkan Juk-yung.

Tak sampai disitu, beberapa hari sebelumnya mereka dikunci bersama di sebuah ruangan, itu juga karna pak han terlalu kesal pada mereka karna setiap hari membuat ulah, mereka akan dibukakan pintu setelah bermaaf-maafan, namun satu sama lain tak kunjung menyatakan permintaan maaf hingga sampai malam tiba mereka baru pulang ke rumah masing-masing karna menyerah berdiam diaman.

Pagi ini mereka sudah berlari hanya 3 putaran, setelah itu membersihkan perpustakaan lalu mengikuti pelajaran, hingga saat jam pulang mereka harus membersihkan toilet pria sebelum beranjak pergi dari sekolah, menyebalkan sekali bukan?

"Kalian niat menjalani hukuman tidak?!" gertak nya, saat suasana hening dikamar mandi mengapa ia berteriak? mengejutkan orang saja.

"Kau buta? Kami sedang membersihkannya sekarang," jawab Seo-jun menaikan oktaf suaranya.

"Oh kau mulai berani denganku? Aku menjaga kalian disini perintah dari Pak Han!"

"Keluarlah, kami bisa mengerjakan sendiri tanpa pengawasan mu."

"Oh tentu tidak bisa, cepat bersihkan!" pria bertubuh besar itu tidak sengaja menendang ember bekas air pel, membuat seragam putih milik Su-ho terkena seluruhnya dengan air kotor itu.

Su-ho mati-matian untuk tidak mengumpat, Ia berdiri membersihkan separuh wajahnya yang terpercik sedikit air. Seo-jun? Dia sudah membanting alat pembersih lalu mencengkeram kerah sosok pria bertubuh besar ini.

"Ku bilang keluar, keluar brengsek."

"Aaku tidak sengaja melakukannya!"

bugh!

Seo-jun menghantam perut buncit itu tanpa aba-aba. Dia tidak takut, karna memang mereka seumuran.

"Mwoya?! Kenapa kau memukulku?"

"Aku tidak sengaja melakukannya."

Seo-jun menatap pria itu tajam lalu melayangkan kembali tangannya, dengan cepat pria itu melangkahkan kakinya keluar, tentu saja ia tidak mau masuk berita hanya karna tidak sengaja menumpahkan air kotor ke seorang pria dan ia dibunuh dengan tragis setelahnya, membayangkan saja sudah membuat bulu kuduk merinding.

"Kau tak apa?" tanya Seo-jun, akhir-akhir ini Seo-jun memang lebih sering menanyainya dengan pertanyaan yang jelas, membuatnya kadang menatap pria itu curiga.

"Hmm" jawab Su-ho yang masih fokus membersihkan seragam putih lengan panjang miliknya, Su-ho terlihat mungil saat tuxedo rompinya dilepas, uh mengemaskan rasanya!

"Kau pulang saja dulu, aku akan membersihkan sisanya."

"Tidak, aku akan membersihkannya sampai akhir."

see? they are equally stubborn!

"Kau bisa masuk angin jika tidak melepas seragammu."

wow! quite good development, he was just worried about Su-ho.

"Tidak akan."

"Kau sangat keras kepala, menyebalkan."

Seo-jun melangkah keluar toilet dan berjalan menuju kelas mungkin membawa baju ganti nya? Ah, dia memang terbiasa membawa baju ganti.

Sedangkan Su-ho menatap kepergian Seo-jun, apa dia terlalu keras kepala? Tidak mungkin, hanya Seo-jun saja yang terlalu ambil serius. Tapi memang air itu membuat kulitnya pucatnya bertambah pucat sekarang.

Ugh jangan lupa baunya sangat menyengat, dia tidak membawa baju olahraga hari ini, mungkin itu bisa menjadi jalan satu satunya jika membawa baju olahraga.

"Aku tidak ingin kau terlalu perhatian padaku, itu membuatku semakin percaya bahwa aku menyukaimu."

"Tunggu, mengapa aku disini seperti wanita yang baru saja diperhatikan oleh kekasihnya?"

Namun acara berbicara sendirinya terhenti saat Seo-jun tiba-tiba berada disampingnya, "Ini." Pria itu menyodorkan sebuah Hoodie berwarna hitam dan kaos putih, menjadikan ia membayangkan jika Seo-jun yang memakainya apa akan bertambah tampan dari biasanya?

"Tidak perlu," tolak Su-ho.

"Apa susahnya hanya ganti pakaianmu sih?"

"Cepat pakailah aku sudah ingin pulang sekarang," sambungnya.

Seo-jun meninggalkan Su-ho dengan Hoodie dan kaos itu, ia menatap lalu mengambilnya, bau parfum Seo-jun.

Oh, sudah kenal rupanya dengan parfum milik Seo-jun.

"Pftt kau terlihat mungil! Tapi juga tampan, pasti itu karna kau memakai Hoodie ku, apa berarti ketampananku menular pada dirimu?" ejek Seo-jun.

Su-ho menatap Seo-jun yang mengejek serta memujinya secara bersamaan dia malu sekaligus aneh.

"Kau naik bus?" tanya Seo-jun.

Su-ho hanya menjawab dengan deheman.

"Busmu sudah berangkat 5 menit yang lalu."

Su-ho tidak terkejut seakan tahu bus nya sudah berangkat, toh ia bisa berjalan kaki atau mungkin ia menghampiri toko komik dulu? Siapa tahu Juk-yung juga disanaa.

"Ingin bersama?"

"Tidak perlu."

Seo-jun mengangkat bahunya acuh, lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

27/01/21
tidak ada gambar pemanis
karna kamu udah manis
cp.8 jam 19:58

enemy loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang