Mata Seo-jun melirik kearah Juk-yung yang duduk saling berhadapan dengan Su-ho,
jadi mereka masih dekat?"Oh?"
Mengerti lirikan Seo-jun lantas Su-ho bangun berniat untuk menjelaskan,
"Seo-jun ini bukan seperti yang kau pikirkan, aku—"
"Aku hanya menyapa, maaf menganggu."
Setelah mengucapkan itu Seo-jun langsung pergi, lelaki tinggi itu melangkah sangat cepat hingga Su-ho tidak bisa berkutik disana, akan sia-sia jika dikejar karna dia tetap akan tertinggal jauh.
"Seo-jun! Hei, Seo-jun!"
"Juk-yung maafkan aku tapi kau bisa pergi sendiri kan?"
"Tapi a—"
"Tolong sekali ini, naik taksi lah!"
Su-ho berlari mengabaikan Juk-yung yang berteriak memanggil namanya, dan menerobos pintu keluar saat pengunjung lain akan masuk, pikiran nya benar-benar kacau sekarang.
"Dimana dia?"
Ia melirik ke semua penjuru jalanan ramai itu, namun tidak ada satupun orang yang memiliki postur tubuh seperti Seo-jun, kenapa kekasihnya itu pergi dengan sangat cepat?
"Argghh sial!"
"Bagaimana ini? Kenapa dia pergi begitu saja."
Su-ho menghentikan sebuah taksi, mengatakan tujuannya pada sang sopir, pikirannya kalut otaknya seakan berhenti berpikir sekarang.
Hingga taksi yang ditumpanginya berhenti ia segera turun dan membayarnya, mengeledah semua penjuru tempat itu dengan matanya, namun hanya ada burung gereja yang berterbangan yang ada disana.
"Dia tidak ada disini."
Ia mengambil ponsel di saku jaketnya, mencari nama kontak yang selalu menjadi favorit di benda itu.
Tertera disana nama Seo-jun hanya mendapatkan tulisan menghubungkan yang artinya Seo-jun tidak mengaktifkan ponselnya, sial mengapa jadi rumit seperti ini?
Ia menekan tombol itu detik demi detik hingga menyerah ia memilih untuk pulang karna hari sudah mulai petang.
Menyusuri jalanan ramai namun menurutnya tetap sepi, tidak ada yang ia pikirkan selain mengingat tempat yang selalu dikunjungi oleh kekasihnya, siapa tahu kekasihnya itu ada disana.
"Aku akan mencoba menghubungi bibi Han"
Su-ho kembali menyentuh benda pipih itu, menghubungi ibu Seo-jun yang selama ini belum pernah ia hubungi.
"Ya? Siapa ini?"
"Halo bibi Han, aku Su-ho."
"Aigoo.... Su-ho? Bagaimana kabarmu?mengapa tidak pernah menelfon bibi? Kau sudah melupakan bibi mu ini huh?"
"Kabarku baik bi, maaf aku mengganti nomorku dan belum mengabari bibi jika aku mengganti nomor."
"Baiklah..."
"Bibi aku boleh bertanya?"
"Tentu! Apa yang ingin kau tanya? Resep makanan? Atau cara membuat kimchi yang baik?"
"Bukan bukan! Aku hanya ingin bertanya apa disana ada Seo-jun??"
"Seo-jun? Tidak, ah maksud bibi dia belum pulang sedari tadi. Dia izin akan keluar membeli sesuatu, ada apa memangnya Su-ho?"
"Bibi tolong aku! Katakan padanya jika aku keluar hanya membeli kado dia salah paham."
"Salah paham? Kado? Apa maksudnya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/256073092-288-k841466.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
enemy love
FanfictionSedikit ubahan kata kata hanya sama dalam tempat dan topik (18+/BL) Karya tulis ini dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada maksud lebih untuk menjatuhkan atau merugikan pihak manapun. Dan segala masalah yang terpaut pada cerita ini tidak ada hubu...